11- Bingung

50 21 0
                                    

Gue pun duduk di meja belajar dengan wajah kusut. Gue melirik ke arah Michelle, dia lagi fokus main hp sambil guling-guling di kasur.

"Cel?" panggil gue.

"Apa sa?" dia jawab tapi gak melirik gue.

"Lo tadi liat orang yang ngobrol di luar gak sama mamah?"

"Liat, emang kenapa?"

"Menurut lo, orang nya gimana?"

Michelle menatap gue dan duduk di kasur. "Menurut gue, Om Rizal itu baik ter---"

Gue memotong omongan Michelle. "Lo kenal?"

"Iya, emang kenapa?"

"Berarti lo juga tau anaknya dong?"

"Si Rafi?"

Gue berjalan menuju kasur dan duduk di sebelah Michelle. "Cel, gue gak mau di jodohin sama dia."

"Gue juga gak mau!"

"Kenapa harus gue coba?!"

"Tante Sila yang mau."

Gue melirik Michelle. "Kenapa gak lo aja coba?"

"Ya mana gue tau."

"Lo aja ya cel, gue gak mau. Please! Lo kan kembaran gue yang baik!" gue memeluk Michelle dengan wajah bt.

"Entar gue di marahin mamah."

"Cel, bantu gue."

"Gimana caranya?"

"Ya lo bilang kalo lo suka Rafi."

"Kalo Rafi gak suka?"

"Ya harus, gak boleh enggak."

Michelle melepas pelukan gue dan memegang kedua pipi gue. "Lo itu harusnya seneng banyak yang sayang, banyak yang perjuangin, banyak yang suka."

"Cel, gak semua orang yang suka ke gue, gue juga suka!

"Tapi kan seenggaknya lo punya pilihan Sa!"

"Gue bingung!"

"Mending tidur Sa! Besok baru pikirin lagi."

Michelle pun berbaring di kasur dan memakai selimut. Begitu juga gue yang berbaring sambil pake selimut. Mata Michelle udah ketutup, tapi gue gak bisa. Tiba-tiba handphone gue bunyi.

Rafi is calling....

Tadi gue emang nge save nomer telpon Rafi, kalau-kalau ada something yang ribet dan dia harus tau.

Gue pun mengangkat telponnya.

'Halo?'
'Sa, gue di depan.'
'Ngapain bangke?'
'Udah cepet ke depan, jangan banyak nanya. Kalo lo gak ke depan, gue bakal nerima perjodohan ini sepenuhnya.'

Tut..

"Dimatiin lagi!"

Dengan kepaksa gue pergi ke depan buat nemuin si Rafi. Pas gue buka gerbang, si Rafi udah ada di mobilnya. Dan gue nyelonong masuk aja ke mobilnya.

"Ngapain sih lo malem-malem kesini? Kurang kerjaan banget sih!"

"Gimana?"

"Gimana apanya?"

"Lo udah fresh belum pikirannya?"

"Boro-boro, otak ini penuh masalah tau gak?"

"Gue udah batalin perjodohannya dan semua setuju."

Bad Girl Becomes Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang