"Jadi menurutmu panggilan tadi berasal dari pria ini?"tanya Jiraiya.
Naruto mengangguk "Caranya berbicara terdengar seperti ancaman".
Jiraiya mendelik "Jika dia benar-benar kakak dari gadis ini,kenapa dia mau menyakitinya?itu tidak masuk akal"tanya Jiraiya.
Naruto menatap Jiraiya tak percaya "Apa kau serius mengatakan itu didepanku?aku?".
Mendengar itu Jiraiya sadar apa kesalahanya.Jika orang tua Naruto hampir membunuhnya,dan anak itu membunuh ayahnya sendiri..kenapa seorang kakak tidak bisa?.
"Maaf aku tak bermaksud menyinggungmu"ujar Jiraiya "tapi..sudah lama sejak aku tak turun tangan sendiri ke sebuah kasus..aku juga disini karena ini mengancam keberadaan Akatsuki"."Jadi apakah kau akan menyerahkan misi ini padaku?"tanya Naruto.
"Tidak,mereka mengincarmu..lagipula kurasa ini misi untuk kita semua,ini bukan misi biasa dimana kita menyeludup dan menghancurkan sesuatu dari dalam..Hyuga Neji sudah tau identitas asli kita semua..ini adalah perang..kau tak akan mendapat uang"ujar Jiraiya.
"Aku yang dia incar,aku juga bertanggung jawab atas hal ini..bisa jadi dia tau tentang Akatsuki karena aku"sergah Naruto.
"Kau begini karena kekasihmu ada disana kan?aku akan menjamin dia akan baik-baik saja"gumam Jiraiya.
"Kumohon biarkan aku membantumu"pinta Naruto.
Jiraiya menghela nafas "Tidak,sudah kubilang aku tak ingin membahayakan siapapun..aku akan mencoba bernegosiasi denganya".
Naruto mengacak rambutnya frustasi 'persetan dengan negoisasi'batinya "Kalau begitu aku mengundurkan diri"ujar Naruto "Aku akan melakukanya dengan atau tanpa dirimu".
--
Hinata membuka matanya perlahan, tubuhnya terasa lemas dan bergerakpun rasanya terlalu memakan tenaga.
Matanya melihat sekitar,ini ruangan yang asing,yang dia sadari saat ini adalah dia berbaring diatas ranjang besar dengan selimut hangat yang menutupinya.
Ada lampu gantung besar diatas langit-langit,ruangan itu bernuansa mewah dengan cat warna putih dan emas.
Hinata menyadari dirinya memakai sebuah gaun indah berwarna peach.dan sekarang pikiranya dipenuhi dengan pertanyaan 'apa yang terjadi'.
"Apa ini mimpi?"gumam Hinata mencoba bangkit namun gagal karena otot-otot tubuhnya masih terasa sangat lemas.
Terakhir yang dia ingat adalah dia mencoba berlari kembali ke Naruto dan seseorang menculiknya.
'Apakah aku diculik lagi?'pikir Hinata waspada.perasaanya mulai was-was dan pikiran-pikiran negatif mulai merasuki pikiranya.
"Kau sudah bangun?"tanya seseorang memasuki ruangan itu.
Suara pria itu terasa sangat familiar,nada suara yang hangat dan menenangkan itu benar-benar terasa tidak asing.
Hinata mencoba bangkit dengan susah payah untuk kedua kalinya,kali ini pria itu membantunya dan membuat Hinata bisa melihat wajahnya.
Hinata membeku,air mata jatuh dari matanya tak percaya dengan apa yang dia lihat "kau..".
"Aku sangat merindukanmu,Hinata" ujarnya sambil tersenyum lembut "Kau selalu bilang ingin mempunyai kamar seperti tuan putri dulu,jadi aku menciptakan kamar ini untukmu".
"Kak neji?apa ini benar-benar kau?"tanya Hinata.
"Apa kau terluka?maaf aku sudah menyuruh bawahanku untuk tidak bersikap kasar tapi sepertinya mereka agak berlebihan"ujarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/140338928-288-k277150.jpg)