"Memangnya apa urusanya?apa jika aku bilang apa yang kau katakan itu benar sesuatu akan berubah?"tanya Hinata dingin.
"Aku..aku tidak mengerti"gumam Naruto serius.
"Ini bukan tentang apakah aku bahagia denganya atau tidak..apa kau tau Naruto?aku berbohong padamu soal aku mempunyai keluarga.."ujar Hinata.
Naruto terbelalak "Apa?".
"Ayahku menghilang entah kemana...sebenarnya aku pernah punya kakak,dia seorang tentara angkatan udara..dia yang merawatku..tapi suatu hari aku mendapat kabar bahwa ada pesawat tempur yang hilang dan ditemukan di kaki gunung..pesawat itu sudah hancur dan di temukan mayat yang mati terbakar didalamnya.."tutur Hinata.
"Dan mayat itu adalah.."Naruto tak berani melanjutkan kata-katanya tapi tau apa yang Naruto pikirkan Hinata mengangguk.
"Dia kakakku"tambah Hinata"aku tak bisa menghadapinya jadi aku pergi.aku datang ke Amerika bukan karena aku benar-benar ingin belajar di luar negeri..tapi karena aku ingin lari".
"Dan kau tak pernah memberitahuku soal itu dulu?ma-maksudku kukira kita baik-baik saja"ujar Naruto terbata-bata.
"Memang apa bedanya jika aku mengatakanya?"tanya Hinata lirih.
Naruto terdiam tidak tau bagaimana dia akan menjawabnya.dia sadar sekarang..dirinya tak pernah benar-benar ada untuk Hinata "tunggu..lalu kau kemana saat kau meninggalkan Amerika?"tanya Naruto penuh pertanyaan.
"Aku tak punya tempat tujuan..aku berjalan kesana kemari...dan saat itulah bagaimana aku bertemu Kiba.dia membantuku,dia membantuku membangun kembali hidupku dan dialah orang yang membantuku sampai akhir..jadi bagaimana bisa aku menolaknya?aku berhutang banyak padanya"jelas Hinata.
"Maaf"gumam Naruto "Harusnya aku tak pernah membiarkanmu pergi".
Hinata menatap Naruto "lalu?apa yang akan terjadi setelahnya?kita tetap akan bersama?dengan aku yang mencurigaimu dan meragukan itu setiap saat?kau yakin kita bisa bertahan seperti itu?".
Naruto menelan ludahnya "jadi maksudmu kau senang kita berpisah dulu?kau tak pernah menyesalinya sedikit pun?"tanya Naruto.
Hinata mengedikan bahu "tidak ada yang senang akan perpisahan Naruto..tapi kadang ada baiknya jika sesuatu berakhir"gumamnya"Aku belum menemukan 'hal baik'nya..tapi aku yakin aku akan mendapatkanya suatu hari nanti".
Naruto menghela nafas "ouch.itu sedikit menyakitkan"tutur Naruto sambil terkekeh "tapi aku lega..kau sepertinya hidup dengan baik meski tanpa aku".
Hinata membisu,bertanya-tanya apa maksud Naruto.bukankah memang begitu seharusnya?bukankah manusia memang harus melanjutkan hidup?lalu ada apa dengan pernyataan Naruto?dia bicara seolah-oleh hidup Naruto setelah perpisahan mereka selama ini tidak sama denganya.
Seolah mengerti,sebelum Hinata membuka mulutnya untuk bertanya Naruto mengalihkan pembicaraan " ada sesuatu yang harus kita lakukan,ikut aku".
--
"Kau gila?kau ingin aku membunuh??"teriak Hinata kaget ketika Naruto memyerahkan sebuah pistol padanya.
"Aku ingin kau melindungi diri"koreksi Naruto sambil menempatkan pistol itu di tangan Hinata "kejadian hari ini..mungkin disebabkan karena aku..aku pria yang memiliki banyak musuh"tutur Naruto.
Naruto menunjuk pada sebuah botol wine kosong yang di tempatkan beberapa meter dari posisi mereka berdiri "kau lihat itu?"tanya Naruto lalu mengambil satu senjata lagi dan menembak dan tepat mengenai sasaran "Cobalah untuk mengenainya".
Hinata menelan ludahnya ngeri, tapi sepertinya Naruto tidak memberinya pilihan lain.
Sambil menghela nafas dia mencoba membidik.Satu peluru melesat dan meleset tanpa mengenai satupun dari botol-botol kaca itu.