Naruto menatap tanganya yang berlumuran darah yang sudah mengering "Ini terlalu berantakan aku bahkan tak bisa mencuci tangan saat ini".
Akhirnya menyembunyikan tanganya ke sakunya Naruto berjalan ke lobi hotel,menaiki lift dan berjalan hingga tiba di depan sebuah kamar.
Naruto menekan bel pintu itu dengan punggung tanganya memastikan dia tak menodai pegangan pintunya.Pintunya dibuka bahkan sebelum bel ke 3 berbunyi dan disanalah Hinata membuka pintunya dengan ekspresi resah.wajahnya terlihat sangat pucat dan kerutan di keningnya menunjukan bahwa dia menahan rasa sakit.
Hinata menatap tangan Naruto yang berlumuran darah lalu dia menutup mulutnya tak percaya,dengan langkah yang terhuyung-huyung Hinata membalikan tubuhnya dari Hinata.
Naruto menyentuh bahu Hinata mencoba menjelaskan tapi Hinata menepisnya.
"Jangan sentuh aku dengan tangan itu" ujar Hinata dingin kemudian Naruto dapat melihat tatapan kecewa dari matanya yang berair.
Hinata meraba dadanya menahan sakit tapi dia menghiraukanya dan kemudian tersenyum lirih "Kau pahlawanku.. terimakasih karena menyelamatkanku..kau ingin aku mengatakan itu??tidak Naruto ini gila.."gumam Hinata lirih "Baiklah..aku akan hidup,lalu setelah itu apa?kau pikir aku bisa hidup tenang mengetahui seseorang dikorbankan untuk aku?!"tegas Hinata berapi-api dan bahkan suaranya nyaris melengking di 11 kata terakhirnya.
Naruto terdiam,tak menjawab dan juga tak berani mendekat pada Hinata yang tengah menangis sambil menekuk lututnya saat ini.
B kemudian muncul dari pintu masuk dan dia terkejut melihat kejadian di depanya.
B mendekati Naruto perlahan "Kau melakukanya?"tanya B berbisik.
"Bagaimana kondisinya?"tanya Naruto tanpa menjawab pertanyaan B.
"Dia terbatuk tadi..batuk darah..saat ini dia terlihat lebih tenang setelah aku memberinya obat penahan rasa sakit".jawab B "Waktunya tak banyak kau harus memberi penawarnya sebelum efek obatnya hilang atau dia akan merasakan rasa sakit yang amat samgat lagi".
"Tidak sekarang..pertama aku harus memastikan sesuatu dulu"gumam Naruto lalu membuka ponselnya dan membuka situs berita online.
"Ada apa?"tanya B.
Naruto menghela nafas "Kematian Danzo telah di beritakan di berbagai Media..aksiku terekam kamera cctv"gumam Naruto "Sekarang aku buronan dan kepolisan khusus jepang serta Fbi mengejarku.."ujar Naruto.
"Aku harus pergi sekarang...aku pinjam mobil mu"ujar Naruto dan barulah sekarang dia mendekati Hinata.
"Kau marah padaku?tidak masalah..tapi untuk sekarang kita selamatkan kau dulu" ujar Naruto.
"Aku tak mau ikut denganmu,aku lebih baik mati"ujar Hinata dengan suara tercekat.
Naruto tak mempedulikan Hinata dan menggendong gadis itu secara paksa,Hinata berusaha meronta tapi tenaganya terlalu lemas dan lagi penahan rasa sakitnya mulai memudar sehingga perlahan-lahan Hinata merasakan rasa sakit yang membunuhnya pelan-pelan.
--
Hinata diam ketika Naruto memasukanya kedalam mobil maupun ketika dia dalam perjalanan.
"Aku tak ingin hidup dengan cara ini Naruto"gumam Hinata dan kemudian tak mengatakan apapun lagi entah karena dia kesal atau karena dia terlalu sibuk menahan luka.
30 menit perjalanan terasa sangat panjang dengan ketegangan diantara keduanya.Naruto berhenti di depan sebuah mansion,lebih tepatnya milik Hyuga Neji.
Hinata menepis ketika Naruto menggendongnya "Kenapa kau tak mau mendengarku?"tanya Hinata.