Untuk hari ini barulah rumah terasa kosong. Hening seakan tidak ada yang hidup didalamnya.
Hinata tengah membereskan pakaianya sementara Naruto masih terdiam di dapur duduk di meja makan dengan hidangan yang tidak tersentuh, bertanya-tanya kenapa dan ada apa.
Pikiranya teralih begitu dia merasakan sesuatu menusuk kakinya.matanya mengintip kebawah meja menyadari bahwa dia menginjak sebuah sendok.
Tanpa sengaja Naruto melirik lacinya.laci itu tidak tertutup rapat.
"Dia tau"guman Naruto pada dirinya sendiri.
--
(Hinata's pov)Aku sudah siap dengan ranselku,melangkah menuju pintu keluar ketika aku mendapati Naruto tengah duduk di tempatnya tadi tanpa bergerak.
Naruto tidak mengatakan apapun.hanya menatapku dingin dan lalu memalingkan wajahnya dariku.
Aku tertawa dalam hati merasa lucu akan kebodohanku.dia bahkan tak peduli meski aku pergi,dia tak bertanya kenapa,dia tak mencoba beralasan,dia tak mencoba menjelaskan ataupun mencoba menahanku.
Dia hanya bersikap seolah aku tidak berdiri disini.
Dan sekarang rasanya aku ingin menjerit.merasa bahwa semua yang kulakukan hanya sia-sia.
Aku tidak spesial.
Aku hanyalah sebuah objek baginya.
Objek yang bahkan tidak akan dipedulikan meskipun hancur.
Dan aku membodohi diriku sendiri dengan percaya pada ilusi manis yang Naruto berikan.
--
Aku melangkah di atas jalanan aspal menuju rumah Sakura,kembali ke rumahku dulu.
Ketika aku melihat jendela yang terang aku benar-benar lega,artinya dia ada dirumah.
Langkah pemilik rumah terdengar terburu-buru ketika aku menekan bel rumahnya berkali-kali.
"Hinata?"tanya Sakura ketika dia sudah membuka pintu dan berdiri di ambang pintu dengan wajah bingung.
Aku hanya menatapnya hingga kemudian mataku mulai berair "aku meninggalkanya"
bisiku setengah terisak.Mengerti maksudku Sakura menariku dan memeluku,membuatku leluasa untuk menangis membasahi pakaianya "semuanya akan baik-baik saja"bisik Sakura padaku.
--
Naruto pernah menjadi segalanya dalam hidupku dan sekarang aku kehilangan segalanya.Tidak semudah itu untuk melupakan seseorang yang pernah mengisi hatimu,kau harus pura-pura tidak tau bahwa dia pernah hadir dalam hidupmu,kau harus pura-pura tidak mengingat kenangan manis yang pernah terjadi,dan lalu bersikap seolah kau tidak pernah mencintainya.seolah dia tidak pernah hidup untuk membuat hidupmu terasa lebih hidup.
Itulah yang sedang kulakukan.
Dan hal itu membuatku gila,aku absen di kelasku sudah 2 minggu.yang kulakukan hanya terbaring di ranjang dan bermimpi buruk setiap malam.nyaris
Kadang ada saat dimana aku mencapai batasku.
-
"Aku membencinya,aku harus!"jeritku.
Sakura memeluku mencoba membuatku tenang sambil membisikan kata-kata untuk menghiburku.
"Aku tak bisa merindukanya lagi,aku tidak mau"isakku lagi-lagi "dia bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal"desahku.