part 25

10.7K 397 0
                                    

Sebelum membaca diwajibkan dan budayakan vote terlebih dahulu dan jangan lupa setelahnya komen!!!

-----------------

Kakinya berjalan santai setelah keluar dari sebuah gedung yang menjulang tinggi,
Setelah sudah beberapa meter ia berjalan, kakinya berhenti dan berbalik arah menghadap gedung tersebut.Ia melepas kacamata hitamnya dan tersenyum miring,sorot matanya tajam dan meremehkan,setelah sudah cukup memandang ia kembali memakai kacamatanya dan kembali berjalan.

Ia mengemudikan mobilnya dan pergi menuju ke Cafe di New York.Kartu namanya terpasang rapi dibajunya "Hirda Grason",seperti nama kedua orangtuanya tuanya yang merupakan keluarga Grason ,Kasey Grason dan Fernando Grason.

Setelah sampai,ia memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam Cafe,disana sudah terdapat dua sosok yang ia tunggu-tunggu selama ini.Mereka Kasey dan Fernando yang sedang berbincang-bincang setelah mereka tau keberadaan Hirda,mereka menghentikannya dan merubah mimik rupa mereka yang tadinya serius dan terlihat rahasia menjadi tidak terjadi apa-apa.

"Hai Bu.Yah" Sapa Hirda ramah.Ia mendudukkan bokongnya tampan ijin dan melepas kacamata hitamnya.Menekuk dan menghipitkannya di baju.Terlihat sangat anggun dan ramah,jauh berbeda dengan sifat aslinya.

Kedua paruh baya itu tersenyum hangat menyambut Hirda.Fernando membenahi dasinya dan berdehem.Sedankan Kasey tersenyum dan membenahi posisi duduknya.

"Bagaimana kabar kalian? "Hirda angkat bicara memecahkan keheningan yang akan terjadi.

"Syukurlah kami baik,kau sendiri?"jawab Kasey

"Aku baik Bu.Tetapi aku ingin bertanya" ucap Hirda sedikit merendahkan suaranya.Ia menatap ke arah orang tuanya dengan was-was.

"Apa yang ingin kau tanyakan Hirda,ceritakan lah pada ayah"Kali ini Fernando yang menjawab.

"Em...,apakah serum yang kalian berikan tadi berakibat fatal? ,"Tanya Hirda hati-hati.

Kasey dan Fernando saling memandang satu sama lain.Akhirnya salah satu dari mereka mau mengalah.

"Begini.Sebenarnya serum yang kau suntikkan di tubuh Kefin tidak terlalu berbahaya,tetapi jika tubuhnya menolak,mungkin ia akan kehilangan ingatannya.Itu tergantung sesuai bagaimana reaksi tubuhnya"jelas Kasey dengan suara pelan.

Hirda tersentak.

"Tunggu.Jika Kefin lupa ingatan,bukankah itu hal yang bagus untukmu Hirda,kau bisa merebutnya dari Cassin"Bubuh Fernando.

Hirda berfikir sejenak.Pilihan yang tepat,pikir Hirda.

"Lalu bagaimana,apakah kau sudah menyuntikannya?" Tanya Kasey penasaran.

"Ya,aku sudah menyuntikannya saat di lift,aku berpura-pura tidak sengaja menyenggolnya.Saat itu ada Cassin yang sedang menunduk takut,mungkin ia sehabis dicaci oleh Kefin.Tanpa ba-bi-bu aku langsung menyuntikan di paha Kefin"Jelas Hirda.

"Apakah ia tidak merasakannya? "Tanya Fernando ia mengambil cangkir yang berisi kan kopi hitam dan meminumnya.

"Keadaan lift begitu sesak,bisa jadi dia tidak merasakannya"timpal Hirda.

Kasey menerawang ke depan,wajahnya menatap meja makan yang terdapat piring dan berisi sepotong daging steak.Ia memainkannya ."itu salah satu cara agar Cassin mau menyerahkan seluruh hartanya untuk kita,karena jika aku melihat Cassin,ia sepertinya mencintai bosnya itu."

Hirda berdecak sebal "Bagaimana kau mengetahuinya? " Kasey tersenyum simpul lalu mengambil potongan daging itu ke mulutnya.

"Aku menculiknya tadi.Aku tau dari orang suruhan Fernando,ia berkata matanya sebam sehabis menangis mungkin karena Kefin berada di samping kamar apartemennya dan ia berciuman dengan wanita lain"jelas Kasey lalu meminum,minuman yang ia pesan.

Jerk the Boss [ROMANCE#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang