part 28

10.3K 344 7
                                    

Tidak seperti biasanya Cassin nyaman dengan seorang pria, biasanya ia merasa sedikit risih jika berdekatan tetapi ini jauh dari kata nyaman, ini sangat nyaman.

_____________________

    Semburat matahari terbit memasuki tirai jendela apartemen Cassin, saat ia melihat jam di nangkas, ini masih terlalu pagi untuk berangkat dan siap-siap pergi ke kantor. Tetapi jika sudah terkena sinar matahari yang menyilaukan ia jadi susah tidur.

Telinganya menangkap suara gemericik air di dalam kamar mandi, ia baru ingat jika Kefin semalam tidur di apartemen miliknya, tetapi ia tak memperdulikan, Kefin mau tidur dimana. Ia membalikkan badannya menghadap ke arah lain dan saat itu juga ia kaget dengan baju yang dikenakannya semalam tergeletak di lantai. Dengan buru-buru ia turun dari ranjang dan mengambil bajunya serta celana yang ia kenakan semalam.

Tubuhnya meremang, matanya melebar, jantungnya berdetak kencang, matanya memerah. Ada apa dengannya semalam? Cassin melihat ke arah tubuhnya hanya terbalut baju dalam saja.

Cassin berdiri dengan pandangan matanya yang masih dibawah melihat pakaiannya yang tertenteng di tangan dan tiba-tiba matanya menangkap sosok kaki yang basah terkena air berjalan mendekatinya. Wangi sabun yang biasa ia gunakan tercium di hidungnya. Tiba-tiba otaknya menjadi lambat. Cassin memandang dari ujung kaki hingga manik matanya yang tajam. Bukan sampai ujung rambutnya karena pria itu terlalu tinggi untuknya. Mata tajam tadi menyebabkan Cassin gagap beberapa saat dan beberapa saat ia sadar ia sama saja sedangkan mengekspos tubuhnya secara cuma-cuma, dengan cepat ia mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Kau berani bertindak kurang ajar terhadap wanita saat tidur? " Tanya Cassin dengan ucapan menggebu-gebu tak bisa dihindari semburat merah di pipinya karena malu.

"Kau seperti kerbau, tidurmu lelap sekali, kau tidak merasakan apa-apa semalam? " Cassin tidak menjawab. Kefin menghela nafas dan mengulas senyum miringnya.

Cassin kaget dan tercekat, ia semakin malu sekarang berusaha menutupi tubuhnya juga percumah karena dengan cepat Kefin melempar selimut yang ia kenakan ke sembarang tempat.

"Hai jalang kecil, aku sudah melihat semuanya jadi untuk apa kau menutupinya lagi" ucap Kefin menyeringai.

Cassin menggeram "sudah kubilang aku bukan jalang, sialan!!! " Desis Cassin tajam.
Sedangkan Kefin hanya melenggang tak peduli menuju meja rias. Kefin mengambil parfum di meja rias dan mencium aromanya.

"Pilihanmu lumayan" ucapnya lalu menyemprotkan cairan itu ke tubuhnya.

Cassin melangkah ke meja rias dan merebut parfumnya masa bodoh dengan tubuhnya toh Kefin juga sudah melihat semua "jangan mengunakan barang yang bukan milikmu! " Tegas Cassin. Setelah menaruh parfumnya kembali, matanya menangkap sosok dirinya dipantulan cermin.

Cassin menyentuh bercak di lehernya "oh shitt!" Umpatnya pelan lalu ia juga melihat bercak merah di dada, lengan, pundak, perut, dan juga pahanya. Semuanya tercetak jelas sekali. Pantas Kefin tadi mengatakan 'kau tidak merasakan apa-apa semalam? '

"Aaaaaaaaa..., sialan!! apa yang kau lakukan semalaaaaammm!!!!???" Teriak Cassin menggema di seluruh ruangan. Sedangkan yang ditanya hanya cengar-cengir tak jelas.

"Tetapi aku tidak melucuti semuanya kan? " Ucap Kefin dengan nada sesantai mungkin dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seperti orang bodoh.

Cassin hanya menggeleng pelan dan mendengus lalu melangkah menuju kamar mandi.

Tanpa sengaja mata Kefin menangkap bokong Cassin yang melikuk seolah sedang menggodanya dan sebuah siulan muncul dari mulut Kefin. Cassin berbalik menatap Kefin tajam dan Kefin hanya mengedipkan sebelah matanya.

Jerk the Boss [ROMANCE#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang