14+14=28

669 63 1
                                        

Guanlin pun segera menghentikan lajuannya saat dirasa ia telah berada di depan chengxiao

"Guanlin?"

. . . . . . . . . . . . . . .××++××. . . . . . . . . . . . . . .

"Guanlin?" ucap chengxiao

"Hm.. Lo mau bareng ga, mumpung-"

"Mau kok aku mau!!" ucap chengxiao sambil memotong ucapan guanlin

Baejin dan woojin yang dari jauh memperhatikan dari jauh hanya dapat terkekeh pelan

"Yaudah buruan naik" ucap guanlin datar

Sejujurnya guanlin sangat malas melakukan hal ini, namun semua demi jihoon

Setelah chengxiao naik ke atas motor milik guanlin, guanlin segera melajukan motornya menjauhi sekolah

Di perjalanan, guanlin merasa risih karena baru pertama kali ia dipeluk erat oleh seseorang selain jihoon

Menurutnya chengxiao itu sangatlah berbeda dibandingkan jihoon

"Lo mau ga kalau semisal kita makan dulu gitu atau lo keburu pulang?" ucap guanlin

"Enggak kok, ga apa aku malah seneng"

"Yaudah kalau gitu, kita ke cafe aja" ucap guanlin sambil menambahkan kecepatan laju dari motornya

.

.

.

At Cafe...

Sesampainya di cafe, guankin segera mematikan mesin motornya dan mengajak chengxiao untuk masuk tanpa berniat menggandeng tangan yeoja tersebut

Guanlin bahkan jalan mendahulu chengxiao, ia pun segera memesan sebuah americano untuknya dan cold chocolate untuk chengxiao

Guanlin pun membawa pesanannya menuju meja yang telah terdapat chengxiao yang sedang duduk manis menghadapnya dengan tangan yang di taruh di atas meja dengan pose bertopang dagu

"Ini untuk mu" ucap guanlin sembari menyodorkan cold chocolate

"Gomawo.." ucap chengxiao lalu meneguk minumannya

"Hem ... Chengxiao aku ingin bertanya pada mu.."

"Nde? Bertanya saja" ucap chengxiao sembari menaruh gelas pesanannya diatas meja dihadapannya

"Apakah kau benci jihoon?" ucap guanlin sambil mengangkat gelas berisi americano miliknya

"Hm.."

"Jawab dengan jujur, aku tak suka kebohongan!" ucap guanlin tegas

"S-sebenarnya aku sangat benci dengan jihoon" ucao chengxiao sambil menundukkan wajahnya

Guanlin pun berusaha mati-matian untuk menahan emosinya

"Kenapa?" ucap guanlin sambil mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja tersebut

"Karena hiks.. Dia... Dia selalu di dekatmu hiks.. Aku tak bisa mendekatimu.. Hiks bahkan kau selalu menghindar dari ku.. Hiks..." ucap chengxiao

Guanlin pun memutur bola matanya mendengar penuturan chengxiao, menurutnya itu tak logis

Guanlin pun akhirnya mengusap punggung yeoja tersebut, hanya mengusapnya dengan tubuh yang masih terhalang meja saji berbentuk lingkaran didepannya

Setelah tangisan chengxiao mereda, guanlin pun menjauhkan tangannya dan memposisikan tubuhnya seperti semula

"Sudah tak perlu menangis lagi"

Mr. Jutek {PanWink}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang