16+16=32

785 60 11
                                        

"Baiklah" ucap deahwi, terdengar daehwi tengah menghela nafasnya

"Aku ingin bertanya, kenapa kau.. Mau membawaku p-pulang?"

. . . . . . . . . . . . . . .××++××. . . . . . . . . . . . . . .

"Aku ingin bertanya, kenapa kau.. Mau membawaku p-pulang?" ucap daehwi ragu

"Karena kemarin aku tak tega harus meninggalkanmu di rumah sakit dengan keadaan seperti itu"

"Tapi kenapa kau tak membangunkanku dan mengantarku pulang ke rumah?"

"Aku tak tega hanya sekedar membangunkanmu dan kau tau aku bahkan tak tau dimana alamat rumahmu" ucap jinyoung sambil menatap daehwi

"Tapi kenapa harus rumah kamu? K-kamu juga bisa anterin aku p-pulang kan?" timbal daehwi sambil mengangkat wajahnya menatap jinyoung

"Daehwi, aku tak tahu alamat rumahmu jadi aku membawa mu pulang, lagi pula hari ini hari libur bukan?!"

"Aku juga kesepian lama-lama seperti ini" tambah jinyoung dengan nada suara yang sangat pelan

"Memangnya kenapa kau tinggal di apertement sebesar ini dan kau sendirian?" tanya daehwi

"Sebenarnya rumah asliku berada di gangnam dan di sana aku tak pernah diurus oleh orang tuaku karena orang tuaku selalu mementingkan bisnis ketimbang aku dan saat aku dyduk di bangku junior high school tingkat akhir aku berkata kepada mereka jika aku akan melanjutkan sekolah diseoul dan ya... Orang tuaku setuju dan jadilah aku hidup seperti ini, tapi ini menurutku lebih menyenangkan dari pada bersama orang tuaku yang jika aku tinggal disana sama saja membuat aku jidup sendiri namun dalam bentuk tak langsung"

Bersalah? Tentu, daehwi kini benar-benar menyesal telah mengorek kembali luka lama jinyoung

"M-mianhae... Aku tak bermaksud seperti itu" ucao daehwi sambil berusaha menarik jinyoung agar jinyoung menatapnya

"Gwencana..." ucap jinyiung dengan senyum getirnya

Setelah beberapa saat kemudian mereka fokus dengan pemikirannya masing-masing tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari keduanya

"Daehwi-ya"

Ucapan tersebut tentu saja membuat daehwi reflek menolehkan kepalanya untuk menatap jinyoung

"Bolehkah... Bolehkah aku memelukmu?" ucap iinyoung ragu

Jawaban yang tak disangka diberikan oleh daehwi, daehwi pun mengangguk sebagai jawabannya

Jinyoung memeluknya sangat erat, seakan ia rindu dengan seseorang namun ia tak yakin akan melampiaskannya

Daehwi yang seakan mengerti keadaan pun akhirnya mulai membalas pelukan jijyoung sambil sesekali menepuk punggung lebar milik jinyoung

Apa yang daehwi katakan benar, jinyoung kini sedang rindu dengan ibunya namun ia tak dapat melampiaskan rasa rindu tersebut, karena ia yakin jika kedua orang tuanya sibuk dan lebih memetingkan mengejar uang dari pada hanya sekedar makan malam bersama keluarga mereka

Entah kenapa ini sangat menyiksa batinnya sedari lama dan kini ia seakan sudah tak mampu menahannya lagi

Ya... Dibalik seorang jinyoung yang tegar terdapat kisah pahit yang terpendam didalamnya

Mr. Jutek {PanWink}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang