Wanita tua

194 7 0
                                    

Setelah beberapa  hari Raja chandragupta bersama rombongan datang ke Malfiya , mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke magadha . Tentunya bersama putri Almytra dan orangtua nya , karena mereka akan melangsungkan pernikahan Almytra dan Bhadraketu di magadha .

Setelah mempersiapkan segala keperluan untuk perjalanan , mereka pun berangkat menuju magadha .

Perjalanan berjalan dengan lancar .
Hingga suatu malam hujan turun dengan deras di sertai angin kencang , akhirnya mereka harus mencari kuil sekitar agar dapat berteduh .

Mengapa selalu begini ... ujar ratu Durdhara kepada chandragupta .

Saat kita ke Malfiya kita harus berteduh karena badai besar , dan sekarang saat kita harus kembali ke magadha hujan turun dengan deras .
Akhirnya kita harus berteduh lagi .

Kau tidak perlu cemas Durdhara ( ujar chandra sembari memeluk bahu Durdhara ) . Kita akan kembali ke magadha dengan selamat ...
Sekarang pergilah tidur bersama Nandini . kau pasti sangat kelelahan .

Aku belum mengantuk .. aku akan tidur jika aku sudah mengantuk .
Kau tidur saja duluan ! Perintah Durdhara .
Aku mana bisa tidur jika istriku belum tidur ..
Lagi pula aku tidak bisa tidur di situasi seperti ini .. aku akan berjaga malam dengan prajurit yang lain .
Sekarang istirahatlah .. aku akan mengantarkanmu ke tenda khusus para ratu . Durdhara pun menurut untuk tidur .

Malam semakin larut dan hujan pun belum menunjukkan tanda - tanda untuk berhenti , seolah langit telah mencurahkan semua isinya . Petir dan kilat menghantam dengan dahsyatnya , seakan ingin membelah langit .
Di tambah dengan angin kencang yang membuat pohon pohon menari bebas tertiup angin . Menerbangkan dedaunan kesana kemari , dan membuat lonceng kuil berdentang berulang kali dengan suara yang menulikan , membuat kondisi malam semakin mencekam .

Ratu Durdhara bergerak gelisah , dan tak bisa tidur . Ratu Nandini , Ratu Almira , dan semua wanita yang ada di tenda itu sudah tidur semuanya . Ia berusaha untuk memejamkan matanya , berharap rasa kantuk datang menyerangnya .
Perasaannya  tidak enak , Firasatnya mengatakan jika hujan yang turun ini bukan karena fenomena alam biasa ..
Melainkan peringatan dari Dewa karena mereka telah melakukan hal yang salah .

Ya dewa .. apa ini peringatan darimu ?
Apa kami telah melakukan kesalahan .
Maafkan kami jika kami telah berbuat salah .

Durdhara bergegas untuk berdoa di patung dewa . Samar - samar ia melihat seorang wanita tua yang sedang membunyikan lonceng di luar kuil  . sepertinya wanita itu tidak peduli jika kondisi nya saat ini sudah basah kuyup .tubuhnya kurus kering , dengan mata yang besar membuat tatapannya tajam , rambutnya yang berantakan , kulitnya hitam sangat terlihat kontras dengan sari yang ia kenakan .

'' Sepertinya ia tidak hidup dengan baik .  Pikir Ratu Durdhara .

Nenek ! Nenek ! Masuklah ke sini .. panggil ratu Durdhara .
Kau sudah basah ... kau pasti akan kedinginan .

Wanita itu hanya menatap Ratu Durdhara datar .

Apa dia tidak merasa kedinginan ?
lebih baik aku membawanya ke sini saja .

Apa nenek baik - baik saja ?  Sebaiknya nenek beristirahat dulu di tenda kami . Nenek sudah basah , pasti merasa kedinginan .

Wanita itu tidak memedulikan perkataan  Durdhara ,alih - alih ia membunyikan lonceng semakin keras .

Apa yang ia lakukan ? Monolog Durdhara dalam hati .

Mahadewa akan murka ! Mahadewa akan murka ! Mahadewa akan murka ! Mahadewa akan murka ! Mahadewa akan murka ... ujar wanita tua itu bagai lantunan doa .

Ma .. ma - mahadewa akan murka ? Apa yang wanita ini katakan ? Apa ini ada keterkaitannya dengan hujan ini ?

Mahadewa akan murka ! Mahadewa akan murka ! Mahadewa akan murka !
Kalian semua akan mati ... hahahahahahaha ! Kematian kalian semakin dekat ... semakin dekat ... hahahahahaha . Ia tertawa lepas dan kedengaran menyeramkan

A - aa apa yang kau katakan ? Ujar ratu Durdhara dengan terbata  - bata .

Kalian akan mati ! Kalian akan mati !

Ss siapa yang akan mati ? Siapa yang di maksudmu ?

Kalian semua akan mati ! Kalian semua akan mati ! Kalian akan mati !
Mahadewa murka ! Mahadewa murka !

Sss si .. siapa yang membuat mahadewa murka ? Tanya Ratu Durdhara .

Kalian !!!!!! Teriak wanita tua itu .
Kematian kalian semakin dekat .
Kematian kalian semakin dekat .
Kematian kalian semakin dekat .

Apa yang telah kami perbuat sehingga Mahadewa murka ? Tanya Durdhara takut.

Mahadewa akan murka ! Mahadewa akan murka !

Memangnya apa yang kami lakukan sehingga ia murka ?

Pernikahan . Pernikahan . Pernikahan  Pernikahan . Mahadewa akan murka ! Mahadewa akan murka ! Kalian akan mati ! Kalian semua akan mati .

Bak di sambar petir di siang bolong , setelah mendengar perkataan wanita tua itu , Ratu Durdhara bungkam seribu bahasa .

Kalian akan mati .  Kalian akan mati .
Mati ... mati ... mati ... mati ...

Batalkan pernikahan itu sebelum mahadewa murka .
Batalkan ! Batalkan ! Tangan wanita itu sangat putih dan pucat , seakan kulit hitamnya telah  berganti warna sekarang .. ia menyentuh ratu Durdhara , membuat ratu durdhara bergidik ngeri .

Kau akan mati .. kau akan mati ... kau akan mati ... kau akan mati ... Tangan pucatnya mendekap Ratu DurdhaRa erat  seolah ia akan membawa Ratu durdhara pergi saat ini juga .
Kematianmu sudah dekat ... kematianmu sudah dekat ..

Tidak ! Tidak ! Tidak ! Tidak ! Tidak  aku belum mau mati ... Tidak ... ...  Tidak

TIDAAAAAAAAK !!!!!!!!!!!!!!










Semua yang ada langsung terbangun , mendengar teriakan Ratu Durdhara ...

Durdhara ! Durdhara ! Bangunlah .
Durdhara ... apa yang terjadi ?

Tidak ! Tidak ! Tidak ! Tidak !Tidak ! Aku belum mau mati ... Tidak ! Tidak ! Tidak ....

Tenanglah Durdhara , tenanglah ! Ucap Nandini menenangkan .

Nandini ... Nandini .. hu hu hu hu hu hu huuuu .
Terdengar isakan keras dari Ratu Durdhara .

Tenanglah Durdhara ! Tenang ...
Ujar Nandini memeluk Durdhara untuk menenangkan dirinya .

Ada apa ? Apa kau bermimipi buruk ? Tanya Ratu Nandini .

Nandini ... aku .. aku takut .
Aku takut ...

Kau tidak perlu takut , aku ada disini .. jadi tenang .. kau harus tenang .. semua baik baik saja .

Sebaiknya kamu minum dulu !  ( memberi cawan berisi air kepada Durdhara ) .

Setelah Durdhara minum ,  ia mulai agak tenang .

Ada apa Durdhara ... hmmm , tanya Nandini sembari mengelus lembut Rambut durdhara .

Nandini .. ujar Durdhara lirih . Aku bermimpi buruk ... ini sangat buruk ..
Aku takut ... ia langsung memeluk Nandini dengan erat .

Nandini membalas pelukan Ratu Durdhara dan mengelus punggungnya.

Sudahlah Durdhara .. kau tidak perlu takut .. itu hanya mimpi , dan mimpi itu bunga tidur . Jadi kau tenang saja..

Tapi mimpiku itu begitu nyata . Ujarnya sambil melepaskan pelukannya .

Kemudian Durdhara menceritakan mimpinya kepada Nandini dari awal sampai akhir ..

Apa ini pertanda dari mahadewa ? Apa mahadewa tidak setuju jika mereka menikah ?

Untuk para readers ... maaf banget kalau ceritanya gak nyambung , gak jelas dan nggak seru ...

Maklum aja yah , soalnya author lagi sibuk sama uas , dan sekolah ...  vote  and comment yaachh

^^  happy reading all ^^

 queen almytraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang