Satu bulan kemudian
Setelah belajar dan sekolah seperti biasa, hari senin kembali muncul saat ini. Pelajar yang bermalas-malasan, sering datang telat,bangun kesiangan, kejebak macet. Lalu orang-orang yang sudah kembali kepekerjaannya masing-masing pun sama-sama hilir berkendara ke tempat tujuannnya masing-masing.
Dandi masih menunggu Devia yang menggunakan sepatu di teras rumah, tidak lama menunggu gadis itu, dia sudah dihadapannya setelah menutup pintu gerbang
"Ayo berangkat"
"Udah ijinkan sama bunda?" kata DandiDevia membalasnya dengan anggukan. Dandi yang melihat tersenyum dan membantunya naik ke atas motor, penampilan Devia sangat manis,dengan rambut sepunggung dan agak sedikit ikal dibawah atau biasa dibilang keriting gantung itu, terlihat manis dan menambah kesan Cantik di mata Dandi untuk Devia.
⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️
Saat sampai disekolah dan Dandi memarkirkan motornya, tak berapa lama, teman-temannya juga datang dan menyapa Dandi juga Devia
"Cuiiit, berangkat bareng nih" Ucap Arul duluan yang mencoba bersiul tapi tidak bisa.
"Makin klop dah kya biskuit ini mah", itu kata Erik
"Udah, kita mah tunggu Pajak Jadian aja" kata Arul lagi
"Gimana mau jadian? Orng masih pada malu-malu monyet gitu. Eh, yang malu-malu monyet mah si Dandi, Devia mah malu-malu kelinci." yang terakhir jangan ditanya siapa, karena sudah pasti Raka.Ketiga teman Dandi terbahak dan tertawa keras, yang menjadi pusat perhatian para murid SMA KARTIKA. Sedangkan Devia hanya menundukkan kepalanya, malu. Ucapan dari teman-teman Dandi yang menurutnya berlebihan, karena mereka pasti sudah biasa melihat Dandi dan Devia berangkat bareng bersama.
Pletak,
Pletak,
Pletak,"Heh!,kampret lo ya pada, jangan digituin bego. Devia malu nih" bela Dandi sambil menjitak kepala mereka satu persatu karena melihat Devia yang menunduk malu
"Dan, ga boleh gitu, kasian mereka juga, maen jitak-jitak aja" Tegur Devia
"Aduh.. Duh.. Dev.. Aduh.. Sakit nih.. Aduh.. Kepala Aa Raka masa dijitak sama Dandi, aduh.. " Adu Raka kepada Devia sambil memasang muka teraniaya oleh Dandi, dan membawa tangan Devia untuk mengusap kepalanya yang tadi dijitak Dandi.
"Sialan lu, nyari kesempatan dalam kesempitan!" ucap ketiga temannya serempak, Arul, Erik, dan Dandi sambil menoyor kepala Raka.
Devia tertawa melihat Geng yang katanya DERA itu, singkat dari Dendi,Erik,Raka,Arul. Geng yang paling kamu absurd se-SMA KARTIKA ini. Geng ini juga yang membuat SMA ini lebih berwarna, walaupun kadang slengean, tapi tampang mereka Tampan pastinya, banyak juga yang mengagumi geng ini. Walaupun geng mereka tidak terkenal sampai sekolah lain.
"Iya udah, lanjut berdebat gih. Devia mau masuk kelas, Bye.. " Pamit Devia sambil terkekeh selama menyusuri koridor dan menaiki tangga menuju kelasnya yang ada di lantai 2.
⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️
Kringg... Kringg...
Bel pulang SMA KARTIKA baru saja berbunyi, murid-murid sudah pada berhamburan keluar kelas, ada juga yang masih didalam menunggu parkiran sepi. Geng DERA, Devia, Caca, Dan Tasya memilih opsi kedua, Karena saat jam segini parkiran sangat penuh, tidak pada sabaran ingin pulang.
"Dev, jangan lupa Bahasa Indonesia kerjain ya,soalnya Aa Raka mau liat besok. Heheh.." Ucap Raka yang menghampiri meja Devia dan terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Dandelion
Teen Fiction⏳--------------------⏳ Terima kasih untuk cerita yang sudah kita buat. Maaf jika dalam kisah yang ini, aku menyakiti hatimu sengaja, maupun tidak. ⏳--------------------⏳ #57 in Dandelion 10/10/2019 Kritik&Saran sangat diperuntukkan. :) Terima kasi...