13

11 1 0
                                    

"Dev, gua mau jemput Billa di sekolahnya, mamah lagi ada acara arisan sama temen lamanya. Lo pulang sama Dylan aja ya, nanti gua yang ngomong biar bareng lo." Dandi berbicara menatap Devia, tidak enak.

"Ga usah ngomong juga Devia pulang bareng Dylan. Justru kalo Dandi ga ngomong tadi Devia langsung pulang, lupa. Heheh.. " Devia nyengir tak berdosa

" Ya udah, maaf ya. Gua duluan nih, Billa udah keluar tadi, satpam sekolah bilang ditelpon  dia nunggu dipos satpam sekolah." Dandi berucap mengecek handphone nya lagi, mengabari satpam yang berjaga disekolahnya agar menjaga Billa. "Hati-hati, kalo Dylan macem-macem tabok aja. Dandi duluan. " Dandi mengucapkan itu sambil mengusap rambut Devia, Devia mengangguk dan Dandi pun berlalu menuju parkiran menjemput adiknya.

Devia berjalan ke kelas Dylan sambil bernyanyi setengah-setengah lagu yang dia hapal. Lalu berganti lagi, ganti lagi, terus, hingga apapun lagu yang di hapal dinyanyikan sepanjang koridor. Kelasnya dan kelas Dylan terpisah satu kelas dan tangga, kelas Devia paling ujung sedangkan Dylan samping tangga sebelah kiri. Sampai di pintu dia hanya menyembulkan kepalanya mencari Dylan, tapi anak itu tidak memperlihatkan batang hidungnya.

"Eh, liat Dylan ga? Anak baru itu loh" Devia bertanya pada satu siswa yang baru keluar kelas.

Lelaki itu hanya menggedikan dagunya kearah belakang. Devia menyatukan kedua alisnya, kesambet nih orang? Pikir Devia.

"Pojok bawah" sahutnya dingin, kemudian pergi menuruni tangga

"Lah? Ga pernah minum teh, kopi, atau yang panas-panas kali, dingin banget." gumam Devia

"Kenapa Dev?" Devia tersentak

"Isshh, lo mah! Jantung gue, tai lu! Kaget anjir." itulah Devia dengan segala umpatan.

Dylan tertawa "lagi lo ngelamun aja, udah kaya orang gila ngomong sendiri." Dylan mencoba meredakan tawanya.

"Ck, udah ayo GC. mau pwulang gueh,lapwer,pegwel. "kata Devia dilebaykan

"Najis,ga ada pantes-pantesnya lo" Dylan menoyor kening Devia.

"bodo." menepis tangan Dylan didahinya "udah ayooo" Devia menarik Dylan menuju parkiran.

"Ga berubah dari dulu." ucap Dylan sambil menuruni tangga bersama Devia.

"Iya lah, gua mah ga berubah. Emang spiderman apa."

Dylan tidak menanggapi, mereka terus berjalan sampai Devia membuka pintu mobil,tapi tak bisa.

"DYLAN, GC BUKA. GUA CAPEKKKK!" Devia berteriak, hingga yang ada di parkiran menoleh kearahnya.

Dylan hanya terkekeh dan membuka kunci otomatis pada mobilnya. Devia masuk, diikuti Dylan dan menyalakan mobil menuju rumah Devia. Di sepanjang perjalanan, Devia terus mengomel karena Dylan sudah jalannya lama, menunggu lama, mobilnya pake dikunci segala,terus ini jalan pake macet dan ada lampu merah lagi. Dylan lewat mana sih? sudah tau Devia capek.

Sabar Lan, belum minum obat Devianya. Batin Dylan sambil menggelengkan kepalanya melihat Devia tertidur, kecapean mengomel.

⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️

Dandi sudah pulang setelah menjemput Billa, adiknya. Ia khawatir tadi, dia juga merasa bersalah pada Devia. Sekarang dia sedang berada di ruang televisi menonton acara yang katanya reality show tapi adegannya sudah diskenariokan.

"Kak" Panggil Billa dari tangga rumahnya.

"Hemm" dibalas deheman oleh Dandi.

"Billa laper" rengeknya pada Dandi. Billa masih kelas 2 SMP dan umurnya beda tiga tahun dengan kakak itu. Dandi sekarang umurnya 17 tahun, dia sudah punya KTP, SIM, dan sebagainya. Oleh karena itu dia diberikan mobil dan motor pribadi atas nama dirinya dan tanggung jawabnya.

"Makan lah" ketus Dandi.

"Ck, jadi kakak ga perhatian banget. orang mah makan keluar kek, masakin kek, apa kek, ini malah diketusin. Baiknya sama kak Devia doang, sakit hati Billa" Billa memegangi dadanya seolah tersakiti kedalam-dalam.

"Bawel, ayo makan keluar." Dandi mengambil kunci mobilnya didekat TV dan langsung keluar mengambil mobil digarasi. Billa tersenyum sumringah, kakaknya itu memang judes, ketus, kadang bawel, tapi dia paling sayang dengan adiknya yang imut ini, adik satu-satunya juga.

"Sayang kak Dandi deh, muuuaaahh" kata Billa saat duduk disamping kemudi dan menggerakkan cium jarak jauh.

"Geli, lo bukan adek gua dan sorry gua sayang Devia." Ucap Dandi cuek dan melajukan mobilnya. Billa mengerucutkan bibirnya, mengumpati kakak sendiri boleh gak sih? Tanyanya dalam hati, jengah dengan kakak yang satu ini.

---------------------------------TBC---------------------------
Heyyoyy, udh lama ga up wkwkwk maklum Sok sibuk:v
Thanks for see, vote and comment, Sorry for my mistake, and See you next time.
Salam, - SATARIN -.

Tentang DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang