15

9 2 1
                                    

Hari termager di dunia, versi Devia adalah saat banyaknya setumpuk tugas dan lagi moodyan jadi males buat ngerjain. Ia sekarang duduk di meja belajar yang dikerjain cuma ngeliat tugas yang menumpuk, mengeluh, bikin status, ngeliat tugas lagi, ngeluh lagi, chatan berisi keluhan bersama ketiga sahabatnya.

KOPLAK HQQ

WEHHHHHHHH, anakku, mamahmu ingin membuat sebuah puisi mewakili isi hati
TUGAAAAAASSSSSSSSS
MENGAPA ENGKAU MINTA DIKERJAIN
PADAHAL, KITA TUH GA MAU DIKERJAIN
SEDIH, TAPI MAU APA?
GA DIKERJAIN? ga dapet nilai akunya
DIKERJAIN? males banget akunya
TEMAN, SAHABATKU, bantu lah teman mu ini

Tasyaqila
Dev, minum obat gih.

Cacahoyaya
MASYA ALLAH, DEV LO YA.
NOTIP JEBOLLLL
KERJAIN BUKAN NGELUH, tai
Wkwkwk, maapkan Caca yang mengumpat🌛

So imut lo, muka kek botol sirup aja pake bulan segala.

Cacahoyaya
HEH! SEMBARSNGAN
*sembarangan
Typo kan tuh gau saking emisi
*gua *emosi
GINI-GINI BANYAK YANG NEMBAK, TAPI GUA TOLAK YA!

Yang nembak banyak, tapi bukan Raka😐
Ya iyalah lu tolak, kan lo nungguin Raka yang nembak😰
Eh, pingsan deh wkwkwkwkwkwkwk

Cacahoyaya
Bodo amat.
INTINYA CACA cantik.

Ga nanya!

Tasyaqila
Terserah lo semua, yang penting kerjain.
SEKARANG!

Cacahoyaya
Kabur... 🛫 Mamoh Tatas ngomel
*Mamih

----

"mau main HP atau belajar? Kalo main HP, HPnya abang sita, kalo mau belajar, HPnya abang ambil."

Devia tersentak karena HP yang ada digenggamannya melayang bersama tangan seseorang yang tadi mengintrupsinya, pas menoleh kebelakang, ternyata abangnya. Devia langsung cemberut.

"Abang mah curang, masa pilihannya HP Devia tetep diambil"

"Daripada ga fokus belajar? Ya abang ambil lah." Devia mengerucutkan bibirnya, abangnya ini... Paling-paling

"Iya, ini mau belajar. Siniin HPnya, Devia mau searching." Tangan Devia menengadah meminta Handphonenya kembali. Tapi, abangnya Devia memancingkan matanya.

"Enggak. Sekali enggak, tetep enggak. Cari dulu di buku. Abang yakin ada, kalo ga ada, kerjain yang ada di buku dulu, nanti yang susah baru ke abang, nanti abang kasih HPnya, tanpa persyaratan dan persetujuan." panjang kali lebar Ryan bertuah untuk sang adik.

"Heuu, abang mah curangggggggg..." Devia merengek

"Bodoamat, buat kebaikan lo juga, udah belajar. Awas aja sampe ga dikerjain, gua sita HP lo selama waktu yang gua tentukan, tanda titik dan Seru." Itulah ucapan terakhir abangnya setelah menyita HP Devia dan keluar kamar.

"Ellah, curang, abang laknat" gerutu Devia

"Lo tuh yang laknat, mengumpat abang sendiri" tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok abangnya dan tertutup lagi agak kencang.

"OPPPPSSS,pppfft... kirain udah turun, maafin bang" Devia membekap mulutnya kemudian tertawa sendiri, akhirnya dia mengerjakan tugas dengan ogah-ogahan.

⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️

"Gimana nih? Rencana gua udah mentok, selalu gagal. Ck, aaarghhh!! " Seru orang itu sambil mengacak rambutnya.

"Pelan tapi pasti. Calm, dude." sahut satu orang didepannya

"Lo enak, dari dulu tenang, tenang, gua yang jalanin ini, Damn! "

"Beberapa langkah lagi, liat aja" orang itu dan seringaiannya.

⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️

Devia akhirnya menyelesaikan tugasnya, tanpa searching. Abangnya memang kadangkala seperti dukun.

"selesai belom lo?"

"Astagfirullah, kaget Devia"

"Alay lo"

"kalo mau masuk kamar orang tuh ketuk dulu pintunya abanggggg" Devia gregetan

"emang lo orang?"

"Ya terus? Apa? Mimiperi? Beruang? Kutukupret? Bidadari iya sih kyanya."

"maunya"

"Bodo."

Lalu Devia meneruskan pekerjaan rumah yang sedikit lagi selesai itu, tapi malah dikacaukan oleh Rian. Dan Rian duduk di tepi kasur.

"Dek" panggil Rian yang hanya dibalas deheman Devia yang sedang membereskan bukunya karena sudah selesai.

"Dipanggil tuh nengok, Kupret" ucapnya sambil melempar bantal yang ada di kasur.

"Abang mah. BUNDA ABANG GANGGU DEVIA NIH" ucap Devia teriak.

"berisik nih anak. Gua mau ngomong serius, tai"

"BUNDA ABANG NGOMO----"

"Berisik." Rian menyumpal mulut Devia menggunakan Tisu yang ada di atas nakas. Devia hanya cemberut saja dan melepehkan tisu tersebut. Lalu terjadi keheningan, dengan Devia yang masih cemberut dan Rian yang mengamati setiap raut muka Devia.

"lo kalo disuruh milih Dandi atau Dylan,lo pilih siapa?"

Devia langsung menatap Rian, bingung.

"Serius gue, udah tinggal pilih."

Devia pindah dari tempat belajar dan duduk di samping Rian, lalu menyadarkan kepalanya kepada bahu Rian.

"Gatau,Devia bingung. Devia belum bisa pilih,dua-duanya membuat warna berbeda dalam kehidupan Devia." nada bicara Devia menurun tidak seperti yang tadi.

"Abang tau Devia masih bingung, tapi pikirin lagi kedepannya. Dylan udah tau kamu pacaran sama Dandi,tapi Dandi? Dia bahkan ga atau apa-apa. Posisi lo disini harus memilih, lo bilang mereka punya warna yang berbeda kan? Sekarang, lo pilih warna itu, mana yang lo suka dan merasa bahwa disitu lo menemukan diri lo. Tapi, inget jangan mengecewakan warna yang satunya, karena kedua warna itu berarti dalam hidup lo. Gua kaya gini mau yang terbaik buat lo dek, gua akan ngelindungin lo setelah bokap. Gua yang bisa jadi sandaran lo kalo lo rapuh. Gua pengen lo bahagia, Ga salah pilih seseorang yang nanti akan jadi bagian hidup lo. Tapi lo harus ngerti mana yang buat lu nyaman, mana yang cuma buat lu penasaran aja. Ngerti nggak Dek?"

Namun tidak ada sahutan dari Devia, saat Rian menengok, Devia tertidur. Rian hanya tersenyum, lalu mengangkat dan memindahkan Devia supaya tidur agar nyengak.

" Abang selalu pengen yang terbaik buat kamu. Selamat malam, princess." Rian menyelimuti Devia dan mengelus kepalanya. Lalu keluar, mematikan lampu utama dan menutup pintu.

"Devia ngerti bang, makasih udah jadi super hero setelah Ayah. Selamat malam juga, Prince." Devia menitihkan air matanya. Bukan, ini bukan kisah sister/brother complex ini hanya bagian dimana kita mengenal super hero terdekat kita.

-------------------------------TBC----------------------------
Apa cuma saya doang yang baper? :'
Thanks for see, vote and comment, Sorry for my mistake, and See you next time.
Salam - SATARIN -

Tentang DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang