Maaf, karena di part ini sampe seterusnya, bahasa yang digunakan yaitu bahasa yang baku, walau sebelumnya yang digunakan bahasa yang kurang baku.
°°
"sebenarnya aku sudah lama menyukaimu, aku mencintaimu lalisa, maukah kau menjadi kekasihku?"
"huh?" lisa melenguh, bagaimana bisa Jungkook berkata seperti itu? Apa yang harus ia katakan? Sebenarnya ia sangat gugup saat ini, entah apa yang membuatnya seperti ini.
Didetik selanjutnya, Jungkook menarik tangannya kembali, memisahkan kedua tangan yang sempat menyatu beberapa sekon, "maaf jika aku terlalu buru buru, aku tidak memaksamu unik menjawab sekarang, setidaknya perasaan ini sudah aku ucapkan kepadamu, lisa"
Kemudian ia beranjak dari kursinya dan meninggalkan mie ayam yang sudah dingin serta lisa yang masih diam, mencerna perkataan yang jungkook lontarkan.
Jisoo memukul tangan lisa yang masih berada diatas meja, sama seperti tadi, tidak bergeser sedikit pun, "kau dengar tadi lis? Ini sungguh mengejutkan? Dia menyukaimu!" teriakan jisoo membuat telinga lisa seakan sedang mendengar toa upacara dengan jarak 2cm, sungguh menggelegar.
Lisa mendecih kesal dengan sahabatnya ini, "hei diamlah, aku mendengarnya, kecilkan suaramu itu!"
"kira kira sejak kapan ya jungkook menyukaimu?" rose nampak berfikir dengan jari yang ia ketukan ke dagunya.
Tidak ada yang menjawab, lisa sibuk dengan pemikirannya sendiri, sementara jisoo sedang melanjutkan acara makannya.
"aku ke kelas dulu" lisa berlari menuju kelasnya dan meninggalkan kedua sahabatnya yang sedang melihat kearahnya seakan bertanya 'siapa yang akan membayarnya?'
"sekali kali kalian yang membayarnya untukku!" lanjutnya seakan mengerti pemikiran jisoo dan rose.
Mereka saling menatap, dan didetik berikutnya rose berlari dengan cepat berniat untuk menyusul lisa dan meninggalkan jisoo yang sedang mendecih kesal karena harus membayar makanan mereka.
°°
Bel pulang telah berbunyi, lisa sedang mengemas bukunya dibantu oleh Rose, karena ia tidak bisa mengemas buku dengan cepat sedangkan sahabatnya ini sedang menunggunya untuk pulang bersama karena tidak ada urusan pribadi.
Melewati koridor yang sudah mulai sepi karena mengingat bel sudah berbunyi 13 menit yang lalu, lisa berjalan bersama rose dengan earphone yang setia hinggap di telinganya, sedangkan rose memainkan rambutnya dengan gerakan memutar, bukankah seperti anak yang masih berumur 5 tahun bukan?
Tapi begitulah rose, dengan sifat yang seperti anak anak tapi pada dasarnya memiliki jiwa penolong dan penasehat yang cukup baik bagi seorang lisa.
Setelah sampai di halte bus dekat sekolahnya, mereka mendaratkan bokongnya pada kursi halte berniat menunggu bus yang akan segera datang, hari ini mereka tidak membawa mobilnya, mungkin sedang ingin naik angkutan umum.
"itu bus nya, lisa berdirilah" rose menunjuk bus yang sekarang sudah ada didepan mereka, menunggunya untuk naik.
"iya tunggu sebentar, aku akan memasukkan earphone ku terlebih dahulu"
Rose menghela nafasnya, ia mendecih, lisa memang tak bisa melupakan earphonenya, apakah benda itu sangat berharga baginya? Setiap saat membawanya kemana mana.
Mereka duduk didekat jendela sambil memperhatikan kearah luar jendela bus yang berbentuk persegi panjang keatas. Lisa mengetuk ngetuk jendelanya dengan jari telunjuknya, menatap kosong kearah luar.
Masih memikirkan perkataan jungkook beberapa jam yang lalu, rose melihat kearahnya dengan dahi yang mengerut, "apakah kau masih memikirkannya?"
Lisa menganggukan kepalanya, "iya, aku harus jawab apa jika ia besok bertanya lagi? apakah aku harus menerimanya sebagai kekasihku?"
"kau hanya perlu pemikiran yang matang. Sekarang aku ingin bertanya denganmu, apakah kau mencintainya juga? Jika ia terimalah dia, dan jika tidak jangan paksakan hatimu untuk menerimanya"
"aku tidak tahu, tapi jika aku berada didekatnya aku merasa nyaman, ia selalu membuatku tenang, ia yang selalu menghiburku jika aku sedang sedih."
Rose tersenyum, "itu tandanya kau mencintainya. Tapi pada dasarnya kau lah yang harus menentukan"
Lisa menghembuskan nafasnya, berfikir sebisa mungkin, apakah sesulit ini, apakah ia harus menerimanya sedangkan di satu sisi ia masih tidak bisa melupakan taehyung sepenuhnya.
°°
Lisa merebahkan tubuhnya diatas kasur king size miliknya, menatap langit langit kamarnya, berusaha memejamkan matanya tapi tidak berhasil, pikirannya masih tertuju pada jungkook, jungkook dan jungkook, hanya itu yang ada didalam pikirannya saat ini.
Lisa beranjak dari ranjangnya dan berjalan ke balkon kamarnya, memegang pagar pembatas balkonnya dan menghirup udara malam hari yang sedikit membuatnya lebih merasa tenang.
Angin malam yang menyapu kulitnya, menghantarkan rasa bimbangnya pada angin malam. Menatap bintang bintang yang berkelip indah dilangit sana.
Rasa kantuk akhirnya datang menemuinya, lisa berjalan keranjangnya, merebahkan kembali tubuhnya, menarik salah satu bantal yang cukup besar baginya, menutup wajahnya dengan benda tersebut, mulai menutup matanya.
°°
>jeonicaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Revolution | liskook✔[END]
Teen Fiction[COMPLETE] Waktu bisa mendatangkan perasaan yang tidak ada menjadi ada, begitupun sebaliknya