Aaron mengangkatku sampai kakiku nggak menyentuh lantai. Dengan keras dia menekan tubuhku ke dinding. Ya, bagian bawahnya itu menempel pada kemaluanku. Dia terus menggesekkan benda itu dengan cepat.
Sakit. Sakit banget. Kemaluanku bergesekan dengan pembalut. Perih. Ujung kakiku sampai terasa gemetar menahan sakitnya.
Aku harus gimana?
Apa yang dilakukan Savanna?
Nggak ada. Dia nggak pernah diperkosa.
Terus, apa yang harus kulakukan?
Kucoba mendorong tubuhnya. Nggak bisa. Dia menekanku terlalu kuat, ama seperti dia mengigiti leherku dengan keras.
"Aaron, kita ... tidak boleh..."
Dia emmandangiku. "Siapa bilang?" Dia mengangkatku lagi. Kali ini dia menekan selangkanganku dengan jari. Aku menjerit.
"Ya begitu. Menjerit seperti itu. Manis sekali."
Menjerit? Dia suka mendengarku menjerit?
Seks harusnya dilakukan dengan cinta. Dia bukan mau seks. Dia mau menyakiti aku.
Apa yang harus kulakukan?
Apa kata Dave kemarin?
Ah ya. Tendang selangkangannya.
Kakiku menggapai-gapai mencari cara untuk menendangnya. Gagal. Aku nggak bisa nendang dia. Kakiku terbuka di samping tubuhnya. Tapi, tanganku bebas. Aku bawa HP.
Kupukulkan HP ke kepalanya. Aaron mengerang. Kujambak rambutnya sekeras mungkin sampai dia melepaskanku.
Dia berteriak marah. Aku jatuh ke lantai.
"What the fuck are you doing?"
"WHAT THE FUCK ARE YOU DOING?" jeritku mengulang pertanyaannya. "I'VE TOLD YOU I GOT FUCKING MENSTRUATION."
Dia terdiam sebentar, lalu mengerjap cepat. "Who cares?"
Dia melompat ke arahku. Kukira, aku bergerak lebih cepat. Dia lebih dulu menggenggam rambut ekor kudaku. Dengan sebuah hentakan keras, dia menjatuhkanku. Dia nggak memedulikan jeritanku. Dia terus menyeretku di lantai.
Kepalaku terasa sakit sekali.
"AARON! LET ME GO! LET ME GO! PLEASE, LET ME GO!"
Dia nggak dengar. Dia nggak dengar walau aku sudah menangis. Kenapa? Kemarin dia baik banget. Kemarin dia bilang nggak suka lihat aku nangis. Kemarin dia bilang sayang sama aku. Kenapa sekarang begini?
Dia mengangkat dan membantingku ke tempat tidur. Dengan satu gerakan, dia menyobek bagian bawah rokku.
"Aaron! Please! Please! Please! Let me go!"
Kenapa dia nggak mendengarkan jeritanku? Kenapa dia nggak mendengarkan laranganku? Kenapa dia kaya gini?
"Virgin Glacie," desisnya sambil membelai celana dalamku. "Here your sacrifice."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)
Romance(PART TIDAK DIHAPUS ) Gimana sih rasanya jadi cewek kaya mendadak? Bisa jalan-jalan ke luar negeri, punya bodyguard, bisa beli apa pun yang kamu mau (termasuk mulut orang yang nyinyirin kamu), dan masih banyak lagi keseruan lain yang bisa kamu bayan...