Revenged

52.4K 6.1K 3K
                                    

Ruang perawatanku di Rockwood Health Center mirip banget sama hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang perawatanku di Rockwood Health Center mirip banget sama hotel. Ruangan di lantai dua belas ini dilengkapi perabotan yang rasanya seperti rumah sendiri; ada sofa panjang, single sofa, recliner, dan dua kursi lipat biasa siapa tahu ada tamu tambahan. Ada kamar tamu buat keluarga yang mau menginap. Tapi, selama ini nggak pernah dipakai sama Fifi dan Dave. Mereka lebih suka nongkrong di sofa sambil ngobrol sama aku daripada pakai kamar tamu. Yah, nggak tahu juga kalau mereka pakai kamar itu buat nakal-nakalan.

Selain itu, ada pantry, kamar mandi, dan lemari yang malah penuh sama buku tugas kuliah Fifi. Dia sering mengerjakan tugas sambil nyumpah-nyumpahin dosennya kalau lagi nungguin aku. (Fifi itu lebih suka disuruh gambar desain sepatu dan membuat sepatunya daripada menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa Art and Visual Design. Dia bilang, "art is just art. It doesn't need fucking theory.")

Menurutku, ruangan ini terlalu luas dan berlebihan untuk orang sakit. Tapi sepertinya kemewahan ini bukan buat pasien yang jelas nggak mau lama-lama jadi pasien. Kemewahan itu jelas untuk keluarga pasien biar betah nungguinnya.

Sekarang, Drey duduk di single sofa, Savanna tetap sesenggukan di sebelahku, dan Heath duduk di tempat yang agak jauh dariku. Terserahlah. Mungkin dia menghindariku. Mungkin dia marah atau mau menertawakanku. Aku yang mau pamer sama dia malah berakhir di rumah sakit begini. Puas deh dia.

Perawat kurus berambut merah masuk dengan membawa troli obat. Sepertinya ini waktu untuk mengganti perban di kakiku.

"Permisi, Ladies and gentlemen! Aku ada perlu sebentar dengan Miss Glacie yang cantik," katanya ramah seperti biasa. Saat melihat Drey, dia tersenyum lebar dengan pipi merah.

Yah, kuakui pesona bapak brewok itu memang bikin cewek minta dipangku aja bawaannya.

Perawat itu memakai masker wajah dan sarung tangan karet sebelum melakukan tindakan.

"Apa kamu mau mengganti perbannya?" tanya Savanna sambil mengelap air mata dengan telapak tangan.

"Ya. Perawatan untuk luka ini cukup rumit." Dia membuka selimut dan menyingkap pakaian rumah sakitku sampai ke paha bagian atas.

Savanna menekan tangannya ke mulut dan memekik saat melihat perban itu dibuka. Drey yang kepo berdiri di belakang perawat itu memperhatikan lukaku. Lalu, dia beralih melihat wajahku seolah ingin meyakinkan kalau aku masih hidup dengan luka seperti itu.

"Belakangan, kami menangani cukup banyak kasus luka karena cilice ini."

"Apa?" tanya Savanna ingin memastikan ucapan si Perawat.

"Cilice, Ma'am. Gelang yang digunakan untuk menyiksa diri. Benda jahat yang menyebabkan luka di kaki Miss Glacie ini. Kami membutuhkan waktu cukup lama untuk membuka benda itu tanpa melukai kakinya lebih banyak lagi."

Aku mengernyit saat dia membersihkan lukanya.

"Masih sakit?" Dia bertanya sambil memperhatikan ekspresiku. Setelah yakin aku baik-baik saja, dia melanjutkan, "Dokter bedah melakukan rekontruksi karena benda ini sudah menghancurkan daging dan jaringan lemak Miss Glacie. Sekarang pasti sudah lebih baik." Dia tersenyum.

Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang