Perjalanan nyari rumah bareng Drey tuh bikin ubun-ubun berdarah.
Drey memang menyerahkan semua ke kami. Jadi, tugas dia cuma bilang iya dan membayar rumah itu sesuai dengan harga yang diminta. Tapi, seperti yang kalian tahu nyari rumah itu nggak segampang nyabut paku kuntilanak dan Drey sudah ngebet banget pengin balik ke hotel. Dia berkali-kali menelepon istrinya cuma buat bilang, "I love you, Sweet cake."
Terakhir, dia panik karena istrinya nggak angkat telepon.
"Drey, Savanna eek kali. Kan dia nggak bisa terus-terusan nempelin HP di kuping."
"Dia sudah buang air tadi pagi. Biasanya dia baru buang air sore nanti."
"Eh, diseriusin omongan lo, Glace. Yakin tuh lo hapal banget waktu buang airnya Savanna?" tanya Roro yang dari tadi kaget dengan kelakuan ajaibnya Drey.
Drey diam saja. Dia terlihat seperti orang yang sakau berat. Tangannya mengetuk-ketuk setir dengan kesal dan secara agresif menggigiti bibir bawah sampai bibirnya merah banget. Setiap melirik HP yang berdiri di dasbor, dia mendengus keras.
"Besok kalau mau jalan lagi sama Drey, Savanna kudu ikut deh, Glace. Biar kata gue jeles sama mereka, tapi Drey lebih baik kalau ada pawangnya," kata Rumi yang langsung kami sepakati dengan anggukan kepala.
Kutepuk bahunya pelan. "Drey, berhenti di sini. Ada rumah yang gue suka di sini. Tapi harganya ... ehm... mahal. Apa lo ..."
"Glace, tolong selesaikan urusanmu secepatnya. Aku mau kembali ke hotel."
"Harganya ..."
"Persetan dengan harganya!"
Mendengar bentakan itu, kami langsung buka pintu dan lompat keluar dari mobil. Gila! Ekspresi Drey kaya Godzilla yang mau nyemburin api.
"Glace, gue pengin banget emak gue bilang gitu kalau gue mau beli apa-apa. 'Persetan dengan harganya'. Tapi, emak gue seringnya bilang, 'persetan ama lo.' Kok hidup nggak adil banget, ya?" Kata Roro sambil menendang batu.
Rumi ngakak. "Iya. Savanna juga nggak cakep banget gitu, ya? Emang manis dan imut sih Savanna itu. Kelakuannya juga nggak terduga. Tipe yang bikin cowok gemes. Tapi, secara fisik masih jauh dari cewek-ceweknya Drey yang dulu. Masih inget, kan gimana cantiknya Verina Utami yang pas gue SMA dulu katanya mabuk sambil bugil di mobil Drey? Yang Miss Indonesia itu."
Roro menjerit sambil menjentikkan jari. "Ingat! Terus Verina keciduk karena positif menggunakan narkoba, sementara Drey bersih. Lagian, Drey bego amat pacaran sama cewek pemakai kaya dia."
"Drey juga make, kok," kataku sambil tersenyum penuh misteri. "Dia yang cerita. Katanya sakit make gituan."
"Kok bisa di berita katanya bersih? Dia dibebaskan, kan?"
Aku mengangkat bahu. "Duit, kali. Duit nggak cuma bisa bikin muka kinclong, tapi pipis juga bisa kinclong." Lagipula, keluarganya pasti nggak sudi kalau putra mahkota masuk penjara cuma gara-gara narkoba.
"Sampe sekarang masi pake?" tanya Meth.
Aku nyengir. "Lo lihat kan gimana nurutnya dia sama Savanna?"
Jangankan pakai narkoba. Semalam waktu balik dari nobar di coffee shop dengan baju bau rokok aja Savanna sudah mendelik kaya Valak lagi PMS. Padahal aku yakin banget Drey nggak mungkin berani ngerokok lagi, apalagi dia suka cium-cium Archie.
"Punya suami kaya raya, ganteng nggak ketulungan, nurut abis, cinta mati. Beruntung banget sih kakak lo." Meth menggeleng sambil tersenyum.
Aku tertawa sambil merangkul bahunya. "Nguk, kalau lo tahu gimana beratnya perjuangan mereka kemarin, lo bakal bersyukur hidup jadi diri lo sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)
Romantizm(PART TIDAK DIHAPUS ) Gimana sih rasanya jadi cewek kaya mendadak? Bisa jalan-jalan ke luar negeri, punya bodyguard, bisa beli apa pun yang kamu mau (termasuk mulut orang yang nyinyirin kamu), dan masih banyak lagi keseruan lain yang bisa kamu bayan...