Aku sayang sama Heath. Kalian tahu ini. Sudah nggak diragukan lagi deh rasa sayangku sama dia. Cowok nyaris sempurna itu sebenarnya memang nggak punya kekurangan berarti. Seharusnya aku bersyukur. Saat banyak cewek yang menghabiskan hidup mencintai cowok yang jahat dan suka mukul, Heath lebih suka cium aku.
Cuma, yang bikin aku kadang pengin marah-marah ke dia tuh kebiasaannya yang keterlaluan teratur. Dia suka menata barang persis seperti yang dia mau. Sekalipun barang kecil di atas meja kerjanya, seperti bolpen atau penjepit kertas, harus diletakkan seperti yang sudah ditata. Ini yang bikin kami sering ribut. Masalahnya, Heath nggak pernah bilang-bilang kalau menata barang gitu. Kalau sudah ditanya, dia cuma nyengir doang. Sebel!
Kayak pagi ini contohnya. Bangun tidur aku bingung nyari ikat rambut yang biasa kutaruh di pergelangan tangan sebelum tidur, eh, ternyata sudah pindah ke meja rias. Pas cari HP yang biasa kutarus di nakas, eh sudah pindah di rak buku barengan sama HP dia.
Kata Dave memang gini kelakuan orang yang makan buburnya nggak diaduk.
"Biasanya orang yang makan bubur nggak diaduk itu suka kerapian. Hidupnya teratur gitu, Glace. Emang kenapa kok nanya?" Jawab Dave waktu itu.
"Heath tim makan bubur nggak diaduk dan dia emang teratur banget. Kayaknya dia rusaknya sama aku, deh. Dia pengin jadi biasa gitu kalau sama aku. Padahal entar balik lagi serba teratur."
Dia tertawa. "Kelihatan, kok. Dia orangnya rapi, nggak kayak kamu."
Aku mendengus. "Kamu kalau makan bubur diaduk apa nggak?"
"Kamu diaduk apa nggak?"
"Ih, nanya balik." Aku tertawa. "Aku nggak diaduk, sih."
"Kalau gitu aku sama kayak kamu." Dia menarik napas dalam-dalam. "Kita sama-sama suka makanan spicy, sama-sama suka bubur nggak diaduk, sama-sama suka ngobrol. Apa kamu nggak merasa itu pertanda?"
Aku ngakak. "Iya. Tanda kalau kita bakal jadi sahabat sehidup semati; aku hidup terus kamu mati."
"Glace deket sini, deh. Aku pengin masukin kamu ke baskom terus kucuci sampai bersih."
Kujawab Dave dengan ngakak paling keras yang kubisa. Anak itu bukan cuma buburnya yang diaduk, isi kepalanya juga kayaknya kebanyakan diaduk. Omongannya sering banget aneh-aneh. Sama tuh kayak Heath yang pagi ini aneh. Dia nggak kelihatan di mana-mana. Rumah sepi banget. Aku sudah jerit-jerit kayak Tarzan di sekeliling rumah, tapi dia nggak keluar. Untung aku pintar. Aku ke halaman depan. Dia duduk dengan kaki terbuka di rumput. Kukira dia lagi olahraga, ternyata di tangannya ada anak anjing. Anak anjing itu bergelung di dalam handuknya, kelihatan habis dimandikan.
"Aku cariin kamu lho sepagian," kataku sambil ikut duduk di sebelahnya. "Dapat dari mana?" tanyaku sambil memperhatikan anak anjing yang besarnya nggak lebih dari setangkup tangan Heath. Anak anjing itu sepertinya liar. Wajahnya nggak ada lucu-lucunya, tapi bikin kasihan. Dia sibuk menjilati tangan Heath dengan ekor berkibas riang.
"Dia terjebak di kubangan depan." Heath menunjuk kubangan di dekat pagar tanaman yang terisi air hujan semalam. "Dia hampir mati kedinginan." Heath mendorong anak anjing itu ke mangkok susu yang ada di dekatnya. Dengan rakus anjing itu menjilati mangkuk susunya.
Heath berpaling. "Kenapa mencariku?"
Eh? Ngapain ya aku cari dia? Kayaknya tadi aku mau marah-marah, tapi buat apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)
Romance(PART TIDAK DIHAPUS ) Gimana sih rasanya jadi cewek kaya mendadak? Bisa jalan-jalan ke luar negeri, punya bodyguard, bisa beli apa pun yang kamu mau (termasuk mulut orang yang nyinyirin kamu), dan masih banyak lagi keseruan lain yang bisa kamu bayan...