"Ini berkasnya. Cukup tandatangani saja, Selebihnya biar aku yang ngurus." Sepulang dari kantor Arya langsung memberikan sebuah map berisi berkas perceraian kepada Widya untuk ditandatangani.
Sesaat Widya menatap nanar terhadap berkas itu. Lalu tanpa banyak bicara, Widya menerimanya dari tangan Arya dan langsung menandatanginya.
"Ini, mas." Widya mengembalikan berkas itu kepada Arya. Widya sudah mempersiapkan dirinya menghadapi kejadian seperti ini dari jauh jauh hari. Sehingga tak ada lagi gejolak emosi di wajahnya.
Segera Arya langsung menerimanya. Tanpa mengatakan apapun Arya meninggalkan Widya menuju ruang kerjanya.
Bila biasanya Widya akan menatap punggung Arya yang menjauhinya, maka kali ini ia tidak melakukannya lagi. Bersamaan dengan kepergian Arya,Widya pun berbalik meninggalkan ruangan itu menuju kamarnya.
Bukan hanya Arya,Widya pun telah mencapai titik jenuh untuk memperjuangkan pernikahan mereka.
****
Mama, tadi Vina dibelikan mainan sama tante Helen.
Untuk kesekian kalinya Widya mendengar putrinya menceritakan wanita yang bernama Helen kepadanya dalam satu bulan ini.
"Tante Helen baik ya, ma?"
Mendengar ucapan Vina seharusnya Widya berhak marah. Namun, saat itu Widya hanya mampu tersenyum mendengar celotehan Vina yang mampu melukai hatinya.
Widya bukan tidak tahu siapa wanita itu. Dia tahu dengan jelas posisi wanita itu tak pernah tergantikan di hati suaminya.
Tidak dulu, ataupun sekarang.
Sedari awal Widya tahu pernikahan mereka cepat atau lambat akan berakhir.
Pernikahan mereka bukanlah pernikahan seperti kebanyakan pasangan lainnya yang dimulai dengan berlandaskan cinta.
Enam tahun yang lalu setelah kematian orangtuanya Widya memutuskan untuk mengikuti tetangganya bekerja di kota sebagai pembantu rumah tangga.
Kala itu Widya adalah seorang gadis remaja yang memiliki cita-cita yang besar.
Dirinya berharap dengan bekerja di kota ia akan bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Sebagaimana harapan orangtuanya sebelum meninggal.
Namun, harapan tinggal harapan. Segala impian Widya musnah dalam sekejap hanya karena kesalahan satu malam yang tidak diinginkannya.
Dan kesalahan itu berawal dari Arya, pria yang menjadi anak majikannya saat itu.
Ditinggalkan wanita yang di cintainya membuat Arya melarikan diri ke alcohol. Seisi rumah sudah tidak kaget lagi melihat Arya yang selalu pulang menjelang dinihari dalam keadaan mengenaskan.
Seperti malam malam sebelumnya, Widya selalu bertugas membantu Arya hingga sampai ke tempat tidurnya. Malam itu Widya sama sekali tidak mempunyai firasat buruk. Dengan tulus hati Widya membantu anak majikannya itu masuk ke kamarnya saat pria itu pulang dalam keadaan mabuk berat.
Namun naas baginya. Kebaikan hatinya dibalas dengan kejahatan Arya pada saat malam itu.
Campuran antara patah hati, kerinduan terhadap kekasihnya dan juga alkohol membuat Arya menggila. Dengan kesadaran yang nyaris hilang, Arya melihat sosok gadis muda yang membantunya berubah menjadi sosok wanita yang di cintainya.
Rasa sakit karena di tinggalkan membuat Arya kehilangan kontrol diri. Dengan kasar Arya memperkosa Widya untuk menumpahkan segala kerinduaanya. Dia berharap wanita yang dicintainya juga turut merasakan kesakitannya.
Tak dipedulikannya jeritan,rontaan, dan juga perlawanan yang dilakukan gadis yang ditindihnya. Yang ada dalam benaknya adalah membuat gadis yang dicintainya tidak akan pernah meninggalkannya lagi.
Ke esokan harinya begitu terbangun Arya menyadari kesalahannya.
Tangisan kesedihan Widya akibat perlakuan kasarnya semalam menyulut kemarahannya.
Pria yang terkenal akan kesantunannya selama ini berubah menjadi pria brengsek hanya dalam satu malam.
Arya tidak terima atas kenyataan yang diperbuatnya. Dengan jijik diusirnya Widya dari kamarnya. Tak ketinggalan diberikannya sebuah ancaman kepada Widya untuk tidak menceritakan kelakuan bejadnya semalam.
Lucunya, bagai bangkai yang tidak dapat ditutupi kebusukannya, akhirnya apa yang mereka tutupi selama ini terbongkar juga.
Bukan main marahnya sang nyonya rumah, yang notabene adalah ibunya Arya, saat mengetahui salah seorang pelayan di rumahnya hamil di luar nikah.
Tak ingin keluarganya menjadi gunjingan bagi orang lain, ibunya Arya mengusir Widya dengan kasar.
Sesungguhnya pada waktu itu, Widya sudah pasrah akan nasibnya. Mengingat ancaman Arya, dirinya hanya bisa diam menangis tanpa bisa memberitahukan siapa ayah dari janin yang dikandungnya.Tapi ternyata dugaannya salah. Tanpa di sangka - sangka dengan jujur Arya mengakui semua kesalahannya di depan seluruh keluarganya.
Pengakuan Arya membuat sang nyonya besar murka. Dirinya yang di pandang memiliki kelas sosial paling tinggi dalam masyarakat tidak terima harus menerima seorang gadis kampung dengan kasta rendah menjadi menantunya.
Sekuat tenaga ibunya Arya membujuk putranya menjadi pria pengecut. Yaitu lari dari tanggung jawab.
Namun Arya menolak pendapat ibunya. Bahkan bujukan ayahnya pun tak digubrisnya. Entah apa yang ada di pikirannya saat itu hingga ia keukeuh mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Kesal melihat sikap Arya yang tidak menuruti kata- kata orangtuanya, maka dengan tega mereka mengusir Arya dan Widya dari rumah mereka.
Bagi mereka nama baik adalah yang utama.
Setelah diusir dari rumah, tanpa restu orangtua dan juga cinta, Arya nekad menikahi Widya.
Walaupun pada kenyataannya di awal - awal pernikahan mereka bagaikan orang asing yang tidak saling mengenal saat menjalani rumah tangga mereka.
Namun, walau bagaimanapun Widya tetaplah seorang wanita yang masih memiliki sisi melankolis yang kuat.
Tanggung jawab dan perhatian yang diberikan Arya selama kehamilannya perlahan lahan menumbuhkan rasa cinta di hati Widya.
Widya merasa ia tidak melakukan kesalahan saat memiliki perasaan itu. Dia berhak mencintai Arya yang merupakan suaminya.
Sayangnya Widya terlalu naif kala itu. Karena bagi Arya, Widya hanyalah orang asing yang kebetulan menjadi tanggung jawabnya saat itu.
Bahkan setelah kelahiran Vina,Widya mulai merasakan Arya yang semakin menjauhinya. Menjadi dingin tak tersentuh.
Nyaris setiap hari Widya berdoa kepada Tuhan agar membuat Arya mencintainya.
Dirinya juga memiliki harapan untuk membangun keluarga bahagia bersama Arya dan anak anak mereka nantinya.
Sayangnya hingga tahun kelima pernikahannya, Tuhan tak kunjung menjawab doanya.
Alam kembali mempermainkan hidupnya dengan mendatangkan kembali wanita yang dicintai suaminya di masa lalu.
Widya tak berhak marah. Dirinya sadar dia adalah benalu dalam episode cinta Arya dengan wanita itu.
Jadi, detik itu juga Widya memutuskan untuk menghentikan permohonannya kepada Tuhan.
Yaitu,
...agar Arya mencintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jembatan Rasa
ChickLitCover by @Mom_Indi Mereka kembali dipertemukan lagi. Tetapi bukan kembali menjadi sepasang suami istri. Melainkan sebagai tuan dan pelayan.