Lima

32.9K 3K 82
                                    

Siang ini untuk menghibur Vina, Arya membawa keluarga kecilnya untuk makan siang di luar. Arya memilih ke taman kota. Dimana di sepanjang jalan menyediakan berbagai macam makanan yang enak. Mereka berencana untuk berwisata kuliner hari ini.

Arya tak dapat menutupi kebahagiannya melihat Helen begitu antusias menikmati jalan-jalan kali ini. Mereka lebih dulu mengelilingi taman kota sambil melihat tanaman bunga-bunga yang cukup langka, namun kelihatan indah. Hanya Vina saja yang masih diam terlihat tidak menikmati.

Arya bukannya tidak peka bahwa putri kecilnya itu masih sedih karena bentakannya tadi pagi. Dalam hati Arya hanya bisa berharap Vina dapat menikmati jalan-jalan ini sehingga membuat suasana hatinya menjadi lebih baik. 

"Aku senang sekali kamu bawa kita ke sini." ucap Helen dengan wajah memerah karena sengatan matahari, tapi tak mengurangi kebahagian yang terpancar di wajahnya.

Arya tersenyum senang "Kamu suka?"

"Tentu saja. Daripada ke mall malah lebih asyik ke tempat beginian."

"Kalau begitu aku akan sering mengajak kamu datang ke sini. Lebih murah tak menguras kantong" Mendengar candaan Arya keduanya tertawa bahagia.

"Sayang, aku ingin makan eskrim itu." Arya mengernyitkan kening ketika Helen menunjukkan gerobak es krim yang berada di seberang jalan saat mereka berjalan mencari restoran yang enak.

"Serius?" ucap Arya meyakinkan. Arya jelas tahu bagaimana selera istrinya tersebut. Maka dari itu ia mencoba meyakinkan.

"Iya. Sepertinya enak."jawab Helen pasti. Melihat banyaknya orang yang mengantri ingin membeli es krim tersebut.

Kali ini Arya yang tidak yakin. Dia takut makanan di pinggir jalan nanti membuat perut Helen sakit. Bukankah tak jauh dari situ ada restoran yang menyediakan es krim yang lebih higienis?

Ingin sekali Arya menolak keinginan wanita dicintainya itu, namun melihat binar matanya yang Arya tak sampai hati menolaknya.

"Ya sudah, biar aku belikan." Arya memutuskan untuk menuruti keinginan Helen. Mana sanggup dia melihat kekecewaan di wajah wanita yang dicintainya itu kalau dia menolak.

Mendengar ucapan suaminya itu membuat tersenyum Helen senang. "Makasih sayang."

Melihat kebahagiaan Helen, membuat Arya ikut bahagia.

"Vina mau seperti mama di belikan es krim?" Sebelum berlalu Arya juga bertanya kepada putrinya tersebut.

Vina menggelengkan kepalanya pelan. Ingatan kemarahan ayahnya tadi pagi membuat Vina masih takut terhadap Arya.

Menyadari reaksi putrinya itu tak ayal membuat Arya menjadi sedih. Dirinya menyesal membuat putrinya itu menjaga jarak dengannya akibat kemarahannya tadi pagi.

"Ya sudah, papa beli es krim untuk mama dulu. Vina sama mama nunggu di sini saja sebentar."

Vina menganggukkan kepalanya. Setelah itu Arya langsung menyebrang meninggalkan Vina bersama Helen menunggu di trotoar jalan. Jalanan tidak terlalu ramai karena hari minggu.

Tak sabar menunggu Arya, Helen memutuskan untuk menghampiri Arya. Entah kenapa dia ingin sekali mencicipi rasa es krim itu.

"Vina di tunggu di sini ya, mama mau menghampiri papa dulu ke sana." Helen merasa aman untuk meninggalkan Vina seorang diri. Helen berpikir dia hanya sebentar meninggalkan Vina. Sayangnya itu adalah pikiran salah yang akan berakibat fatal. "Jangan kemana-mana ya, sayang."

Tak ada bantahan dari mulut Vina."Iya, ma"

Melihat Vina setuju, Helen langsung menyebrang menemui Arya yang masih mengantri.

Jembatan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang