"kau dampingi adikmu, ku dengar dari sungjae perusahaan yang dikelolanya hampir hancur."
"appa, jika aku membantunya ia akan lebih membenciku, aku kemari hanya ingin melihatnya, jika aku ikut campur lagi, dia akan semakin membenciku."
"itulah adikmu, sejak dulu appa memang membandingkanya denganmu supaya ia berhenti berbuat hal yang tidak penting."
"itu kesalahan appa, aku akan membantunya secara diam-diam, pasti ada yang ingin menjatuhkan dia."
Kim seokjin menemui ayahnya dirumah utama dikorea, seokjin mendengar semuanya dari media sosial, bahkan TV pun masih menayangkan berita bangkrutnya perusahaan kim taehyung.
"hahahaha, lihatlah anak ingusan itu, dia pasti sedang panik, dia tidak mungkin bisa menyelesaikan masalah ini karena ia masih bocah hahahaha, seharusnya pak kim menunjuku sebagai direktur utama, bukankah aku lebih berpengalaman hah."
"betul sekali, sekarang kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya."
Kedua orang tersebut, Oh dan le jae hyun bersekongkol untuk membuat perusahaan itu failed, semua data keuangan ia kacaukan.
Disisi lain, taehyung sudah kembali tenang, ia menceritakan semuanya pada irene, siapa seokjin, ada apa dengan dirinya sekarang ini, setelah irene tahu semua tentang taehyung, irene merasa bersalah tidak memberitahu taehyung kalau ia diam-diam pergi bersama kakaknya.
"jika kau membutuhkan sesuatu panggil aku."
Irene membereskan peralatan makan yang ia gunakan untuk taehyung.
Sreeettt
Taehyung meraih tangan irene, membuat irene berbalik kearah taehyung.
"apa kau membenciku sekarang? Ini diriku yang sebenarnya, jika kau benci kau boleh pergi dan kembali kerumah sakit itu."
"tidak, aku tidak membencimu, mana mungkin aku meninggalkan pasien yang sedang membutuhkan perawat untuk mengobati lukanya, istirahatlah, jangan fikirkan tentang apapun, kau tahu, semua masalah pasti ada jalan keluarnya." kata irene.
Irene pergi meninggalkan taehyung, setelah mendengar ucapan irene taehyung memejamkan matanya dan tidur.
Dibalik pintu kamar taehyung irene menitihkan air matanya, betapa menderitanya taehyung selama ini, ia dapat merasakan karena ia sendiri juga hidup sendiri tanpa ada keluarga.
Pagi harinya taehyung merasa dirinya membaik, ia menuruni tangga dan memcari keberadaan irene.
Bel rumah berbunyi, taehyung segera membuka pintu.
"untuk apa kau disini?"
Seokjin berdiri tepat didepan taehyung.
"tidak bisakah kita berbicara sebentar."
Dengan pertimbangan cukup lama, taehyung mengizinkan seokjin masuk ke dalam rumah.
"aku sibuk, aku tidak bisa berlama-lama." ucap taehyung angkuh.
"aku ingin membantumu."
"kehhh, dan membuat tuan kim bangga terhadapmu?"
"tidak, bukan itu yang kuinginkan, ayolah, berhenti membenciku, appa juga sangat menyayangimu, dia lebih menyayangimu dibandingkan denganku."
"bohong! Kalau tuan kim menyayangiku, kenapa ia selalu memujimu didepanku."
Seokjin menjelaskan semuanya pada taehyung dengan susah payah, taehyung memang orang yang keras namun usahanya untuk meyakinkan taehyung juga sangat keras.
'apakah yang dikatakan dia benar' batin taehyung.
"kau sudah berhasil sekarang, appa sangat bangga padamu, appa tak mengatakanya padamu karena ia malu, kau juga terus menerus membencinya."
Taehyung diam, ia masih mencerna perkataan kakaknya, irene sejak tadi menguping pembicaraan keduanya, ia tak sengaja karena awalnya ia akan membangunkan taehyung untuk sarapan.
"ini, aku sudah mendapatkan bukti, salah satu penyebab perusahaanmu hancur, mereka orangnya, aku sudah mengusutnya bersama sungjae saat kau mengalami depresi dan harus beristirahat."
Taehyung membaca semua dokumen tersebut, ternyata benar dugaanya mereka bersekongkol.
"brengsekkkkk!" umpat kim taehyung.
"besok kita akan adakan penggledahan secara besar-besaran, dan menangkap pelakunya, aku juga akan memanggil polisi." ucap seokjin.
Seokjin mengulurkan tangan kananya, ia bermaksud ingin mengajak taehyung berjabat tangan tanda kalau mereka akan bekerja sama.
Taehyung menghempas kasar tangan seokjin, bukanya ia tak mau, tapi ia gengsi harus mengakui kalau kakaknya lebih bijak dibanding denganya, dia tak pernah membalas perlakuan taehyung yang buruk kepadanya.
"bukan berarti kita berdamai." ucap taehyung sambil memalingkan wajahnya.
Seokjin hanya tersenyum getir, ingin rasanya ia mengusap rambut adiknya serta mencubit pipinya yang terlihat lebih tirus, mungkin karena banyaknya masalah yang harus ia hadapi.
"dasar,... Baiklah aku akan pergi, besok aku akan ikut ke perusahaanmu untuk menuntaskan kasus ini."
Setelah seokjin pergi taehyung kembali menuju kamarnya untuk beristirahat.
"untuk apa semua ini?" tanya taehyung kepada irene yang membawa nampan berisi minuman dan makanan kecil, taehyung menatap irene dengan kedua tangan masuk ke saku celananya.
"aku ingin memberikan ini pada tamu mu."
"dia sudah ku usir."
Tanpa rasa bersalah taehyung berjalan melewati irene, irene langsung mengecek sendiri diruang tamu, ternyata benar seokjin sudah pergi.
Taehyung berbaring sambil menatap langit-langit atap kamarnya, ia masih memikirkan bagaimana semua luput dalam pengawasanya.
Tiba-tiba terlintas dalam pikiran taehyung, ia teringat saat berpapasan dengan irene tadi, lenganya sedikit mengeluarkan darah dari perban.
"apa lukanya sangat parah?"
Taehyung terduduk diranjangnya, ia merasa sedikit, hanya sedikitttttt saja rasa bersalah kepada irene.
Taehyung mencari kotak p3k, setelah ia menemukanya, taehyung keluar dari kamar untuk mencari irene.
"kemarikan"
Tentu saja irene terkejut, bagaimana mungkin ia tidak terkejut, taehyung tiba-tiba menarik lenganya yang pada saat itu irene sedang meletakan gelas pada tempatnya.
"apa yang kau lakukan."
"ikut aku."
Taehyung membawa irene untuk duduk, ia menyingkap lengan baju irene sampai keatas.
"walaupun kau seorang perawat, kau juga seorang manusia, tidak semua hal bisa kau lakukan sendiri"
Taehyung sedang mengomeli irene sambil membuka perban lengan irene yang terlihat berdarah.
Selain arogan taehyung juga bisa peduli terhadap orang lain, buktinya dia membantu irene mengobati luka robek dilenganya, catatan: mungkin orang itu hanya irene, karena irene perawat pribadinya.
"jangan memaksakan jika lenganmu sakit, aku tidak ingin makanan yang kau sajikan untuku tercemar."
Setelah mengobati irene taehyung kembali ke kamarnya.
"dasar, sedikit-sedikit baik, sedikit-sedikit kejam, manusia macam apa dia, tapi dia banyak kejamnya."
Irene mengamati lenganya yang terlihat rapi, ternyata taehyung bisa mengobati lukanya, irene melihat kotak tersebut tertinggal, ia berniat mengembalikanya pada taehyung.
Segera irene menuju kamar taehyung.
"Tae, kotak mu ter.... ""aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"