Hari kedua didaegu...
Suara dari dapur tidak membuat seorang pria bermarga kim tersebut bangun dari tidur lelapnya, entah ia jarang tidur atau suasana didaegu sangat nyaman.
"pria macam apa dia, jam segini belum juga bangun aku akan.. "
"irene, jangan bangunkan dia, lagipula eomma juga belum selesai memasaknya, biarkan dia istirahat, mungkin dia kelelahan."
Irene teringat siang kemarin ia menyuruh taehyung mengayuh sepeda sangat cepat lantaran irene ingin buang air kecil, pasti gara-gara itu taehyung lelah, terlebih taehyung jarang menaiki sepeda.
"heii, kenapa kau senyum-senyum sendiri hmmm."
"tidak hehe, eomma aku mau memasukan wortel ini"
Ibu irene hanya menggeleng-nggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sang putri, ibu irene seperti mencium aroma khas orang jatuh cinta, apa putrinya sedang merasakan hal itu.
"hoaaahemmm"
Taehyung menguap dengan sangat keras, ia merenggangkan badanya, rasanya baru kali ini ia dapat tidur dengan nyaman, walau tidak diranjang yang besar serta selimut tebal, ini sudah membuat taehyung nyaman.
"hmmmm, rasanya aku tidak ingin segera bangun dari sini, demi siapapun, aku ingin sekali membuat produk seperti ini."
Ayolah taehyung, semua orang juga memilikinya terlebih didesa, apa ada yang minat jika taehyung mengganti semua springbad dengan kasur lantai jaman dulu, itu karena taehyung tidak pernah tidur dilantai.
Dari arah jendela taehyung melihat appa irene sedang berkebun sayuran, udara pagi disini sangat segar, sayur mayur tumbuh subur disini, beda sekali dengan diseoul.
"paman, apa yang paman lakukan?" tanya taehyung yang saat itu masih acak-acakan tapi tetap saja dia tampan.
Taehyung mendekat dan melihat dari dekat ayah irene sedang memberi pupuk pada sayuran tersebut.
"paman, bolehkan aku membantu, rasanya aku ingin sekali memakan semua sayur ini, terlihat enak dan segar."
"hahahaha tentu saja, disini kami benar-benar menjaga tanaman, supaya hasilnya bagus."
"paman, disini semua menghasilkan sayuran, tapi aku tak melihat satupun rumah yang megah dan mewah."
Taehyung tanpa pikir panjang mengatakan hal itu, tapi ayah irene tak merasa tersinggung, memang benar adanya.
"kami petani kecil nak, akses didesa kami sangat rendah dibanding dikota, kami hanya bisa menjualnya dipasar."
Dalam hati taehyung ingin sekali membantu agar petani disini dapat menyalurkan hasilnya sampai ke kota agar perekonomian mereka maju serta pertanian mereka juga semakin berkembang pesat.
"paman tenang saja, aku akan membantu paman."
Ayah irene hanya menanggapinya dengan senyuman, ia tak tahu harus mempercayai taehyung atau tidak, baginya hidup berkecukupan sekarang lebih utama dibanding apapun.
Sinar matahari rupanya sudah hampir meninggi, irene melihat keduanya sedang bercocok tanam dikebun depan rumah.
"appa, taehyung, waktunya untuk makan." teriak irene dari jendela dapur.
Kedua pria tersebut menoleh dan segera menuju kedalam rumah.
"tanyakan pada paman, aku menyirami tomat itu benarkan paman."
Suasana makan kali ini sangat santai, bahkan taehyung sudah banyak bicara, ini menandakan kalau ia nyaman bersama keluarga irene, sesekali irene menyanggahi apa yang dikatakan taehyung, karena itu mustahil, apa yang dilakukan taehyung sehari-hari hanya marah dan memerintah.
Ayah dan ibu irene tampak senang dengan kehadiran taehyung dirumah mereka, rumah terasa ramai dan ceria setelah duka menyelimuti keluarga tersebut.
"hati-hati nak, berkunjunglah kemari jika kalian ada waktu." ucap ibu irene.
Pagi ini taehyung dan irene kembali ke kota setelah 3 hari berada didaegu.
"paman bibi, aku akan kemari lagi, melihat perkembangan sayur yang aku tanam bersama paman kemarin."
"haha tentu nak, kau boleh kemari, paman akan menjaga tanaman itu untukmu."
Grebbb
Taehyung tiba-tiba memeluk ayah irene, ayah irene awalnya terkejut, namun ia membalas pelukan taehyung.
"bibi juga, bibi harus membuat masakan yang enak, aku akan merindukan masakan bibi."
Grebbb
Ibu irene memeluk taehyung, hati taehyung berdesir, ia membayangkan jika ibunya masih hidup, ia juga akan dipeluk, dimasakan makanan yang enak dan lezat.
"ekhemmmm, sebenarnya siapa anak kalian." ucap irene cemburu karena taehyung mengeksploitasi keluarganya.
Taehyung segera melepaskan pelukan ibu irene lalu mereka berdua pergi dengan Membawa oleh-oleh dari kedua orang tua irene.
Malam hari di Seoul....
"orangtuamu menyenangkan, beda sekali denganmu." ucap taehyung setelah mereka sampai dirumah taehyung kembali.
Taehyung duduk dikursi sambil memainkan ponselnya, sedangkan irene ia menata oleh-oleh dari ibunya dilemari es.
"apa kau selalu membuat orang kesal?"
"aku tidak yakin kalau aku melakukanya."
"menyebalkan."
Setelah irene selesai menaruh semua makanan itu dilemari es, dia bergegas menuju kamarnya untuk beristirahat.
Taehyung hanya memandang punggung irene dari kejauhan. Setelah itu taehyung seperti sedang menelpon seseorang.
"hmm, aku punya rencana, besok aku akan menelpon mu, sekarang aku ingin tidur."
Taehyung mematikan ponselnya dan memadamkan seluruh lampu rumah, setelah itu ia pergi menuju kamarnya.
"segala sesuatu dapat terjadi dalam sekejap, apa yang kurasakan sekarang? "