"kau mau mati, tidak bisakah kau mengetuk pintu dulu."
Taehyung sudah memakai bajunya, namun irene masih membelakangi taehyung.
"mau sampai kapan kau akan seperti itu"
Dengan ragu irene perlahan membalikan badanya, dia melihat taehyung sudah memakai bajunya.
"kotakmu tertinggal."
Setelah meletakan kotak tersebut irene pergi, tanpa sadar taehyung menyunggingkan senyum yang jarang sekali ditemukan.
Pagi harinya semua karyawan panik dan bingung, kenapa mereka harus berkumpul diaula ini, dan juga kenapa harus ada polisi.
Taehyung dan seokjin memasuki aula dengan aura serta visual bak dewa, membuat semua kaum wanita memujanya.
Pak Oh dan pak lee terlihat gugup dan panik, mereka berdua yakin dokumen itu aman, mereka berdua sengaja menyembunyikanya.
"sesuai perkataanku, aku akan membuktikan pada kalian semua, kejujuran merupakan kunci utama untuk sukses, kepercayaan adalah sebuah tanggung jawab, dan setelah apa yang terjadi belakangan ini aku menyimpulkan sekarang ini diantara kita tidak ada saling kepercayaan maupun kejujuran."
Dorrrrrr
Suara tembakan terdengar dari arah karyawan, semua karyawan menjerit terutama kaum wanita, mereka ketakutan, tembakan pertama gagal, lalu tembakan kedua mengenai perut bagian bawah kim taehyung.
"kejarlah, kau yang mampu, aku akan mengobati lukaku dulu." ucap taehyung.
"hmm." seokjin dan para anggota polisi mengejar Oh dan Lee, mereka kabur dan membuat kekacauan saat taehyung belum sampai keinti acara tersebut.
Mereka kabur menggunakan mobil hitam, setelah itu seokjin mengejarnya sendiri menggunkan mobilnya, diikuti anggota kepolisian seoul.
"apa yang kau lakukan bodoh." bentak pak lee kepada Oh.
"mereka akan menangkap kita, aku ingin segera membunuh bocah itu."
"tindakan gegabahmu membuatku juga celaka."
Pak Oh menepikan mobilnya ditepi jembatan ia membuka pintu mobil tersebut lalu mendorong pak Lee sampai ia terjatuh ke sungai.
"lebih baik kau mati daripada harus merepotkanku, dasar tidak berguna."
Seokjin masih terus mengejar pak Oh.
"kita kepung dia, kalian mengambil jalur kiri, rute ini hanya searah." ucap seokjin, sepertinya ia menelpon polisi agar mengepung tuan Oh.
"brengsek, dia masih mengejarku."
Pak Oh melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, dia hampir menabrak pengendara lain karena mengemudi diluar kendalinya.
"kau tak akan bisa kabur lagi." ucap seokjin sambil menyeringai.
Mobil seokjin berhasil menghadang pak Oh, seokjin menepikan mobil pak Oh.
"Turun kau pengecut." teriak seokjin saat ia berada didepan mobil pak Oh.
Pak Oh segera turun dan langsung menyambar seokjin, pak Oh ternyata bisa menghajar seokjin, tapi seokjin tidak akan kalah, ia membalas pukulan pak Oh.
Disisi lain kim taehyung mendapatkan penanganan medis, ia dilarikan dirumah sakit, ayah taehyung segera menemui putra bungsunya dirumah sakit.
"aku harus segera menghubungi irene." ucap yulbin saat tahu taehyung yang irene rawat tengah masuk rumah sakit karena luka tembak.
"hn, baik, aku akan segera kesana." ucap irene saat ia menerima kabar dari yulbin.
"bagaimana bisa terjadi, taehyung bertahanlah." ucap irene sambil bergegas mengambil tasnya dan pergi menggunakan taxi menuju rumah sakit tempat ia bekerja dulu.
Sesampainya disana irene bertemu dengan yulbin, yulbin menjelaskan semuanya dan mengantar irene keruang taehyung.
Disana ada pria paru baya yang duduk diruang ICU.
"permisi, apakah ini tempat kim taehyung dirawat?"
Ayah kim taehyung menoleh saat ia mendengar ada seseorang yang tengah berbicara padanya.
"hmm, dia ada didalam."
Irene duduk disamping pria tersebut.
"apakah kau suster yang menjaganya?"
"ya." jawab irene.
"aku appanya."
Irene terkejut pria paruh baya yang duduk disampingnya sekarang ini adalah ayah kim taehyung.
Keduanya mengobrol sambil menunggu dokter selesai menangani taehyung.
Dokter keluar sambil membuka sarung tanganya.
"semua berjalan lancar, hanya menunggu ia tersadar, permisi."
Irene dan ayah taehyung bisa bernafas lega sekarang.
"bisakah kau menunggu disini, sepertinya aku harus pergi, aku tidak bisa menunggunya sampai ia tersadar."
Irene mengangguk, ia tak mau bertanya walaupun ia ingin, mungkin ayah taehyung sibuk.
Setelah itu beberapa menit kemudian taehyung tersadar, pertama kali taehyung membuka mata ia melihat irene duduk disampingnya sambil menatap taehyung.
"kau baik-baik saja?"
"apa yang kau lakukan disini?" taehyung malah berbalik tanya.
"bodoh, tentu saja khawatir padamu, apa yang terjadi sampai kau seperti ini."
"aku akan menjelaskanya nanti, sekarang nyawa seokjin terancam."
Taehyung akan berdiri namun irene mencegahnya.
"luka oprasi masih basah, kau tidak boleh banyak gerak."
"lepaskan, nyawanya sedang terancam, aku harus menyelamatkanya."
Entah sadar atau tidak, taehyung mengkhawatirkan kakaknya.
"tidak perlu."
Irene dan taehyung menoleh kearah pintu ruangan, mereka berdua melihat seokjin berada didepan pintu.
"hyung."
Mendengar taehyung memanggilnya hyung pertama kali rasanya seokjin ingin menangis, sangat senang sekali sang adik mau memanggilnya kakak.
Seokjin tertawa ia berjalan menghampiri taehyung lalu memeluknya.
"adik nakal."
"lepaskan, kau membuat lukaku semakin sakit."
"ahh, ya ya aku minta maaf."
Seokjin mengusap kasar rambut adiknya, irene tersenyum lega melihat keduanya berdamai.
Seokjin menceritakan semuanya, pak Oh akhirnya tertembak mati oleh polisi karena melawan, dan pak Lee ia ditemukan hanyut ke sungai.
Taehyung mendengar seluruh cerita dari seokjin, kini perusahaanya kembali stabil. Taehyung dalam masa pemulihan sehingga seokjin yang sementara menggantikan Taehyung.