M E M O R I A - PROLOG

405 42 4
                                    

Prologue

Ketika bayangan masa lalu masih terputar di ingatan, teringat di setiap detiknya, terbalut dengan kenangan yang indah namun berakhir dengan sebuah tragedi besar.

Apa yang akan kau lakukan?

Lelaki itu mengembuskan napas panjang saat membaca halaman terakhir dalam sebuah buku yang bersampul hitam di tangannya. Entah kenapa dalam hati terkecilnya terdapat sebuah pertanyaan yang sama. Apa yang aku lakukan?

Setelah beberapa lama terdiam. Lelaki itu dikagetkan dengan kedatangan hidangan yang ia pesan tadi. Membuat senyumnya mengembang indah. Ramah dan menenangkan.

Lelaki itu menoleh kearah anak kecil yang sedang menangis keras di meja ketiga dari mejanya. Dipangkuan ibunya yang nampak sedang berusaha keras meredam tangisan anaknya. Lelaki itu kembali terdiam. Keadaan rumah sakit tidak begitu sibuk karena keadaan masih pagi buta.

"Permisi. Dedeknya kenapa nangis?" tanya laki-laki itu pada akhirnya. Sambil berjongkok didepan gadis yang sudah kurus dan lemas.

Ibu dari anak tadi terkesiap. Sebelum menjawab dengan suara bergetar. "Ini. Ressa nggak mau makan, Pak dokter. Padahal satu Minggu lagi dia ada operasi besar."

Lelaki itu mengalihkan pandangannya pada gadis kecil ringkih yang tengah menatapnya dengan isakan itu. "Penyakit apa kalau boleh tahu?"

"Jantung bocor, Pak dokter." Jawaban dari ibu tadi membuat lelaki itu membulatkan matanya lebar. Lalu secepat mungkin ia memejamkan kembali matanya.

Ingatannya kembali terputar pada tahun-tahun dimana ia masih alergi pada pelajaran bahasa Indonesia. Namun ada satu yang membuatnya kembali terlempar pada kenangan bersama satu orang.

"Ressa, mau nggak Om dokter ceritakan satu kisah?"

Gadis bernama Ressa tadi mengangguk. Lelaki itu tersenyum. Lalu mengambil sebuah bangku kecil yang berada di sampingnya.

"Tapi janji, setelah kamu denger cerita ini. Ressa harus kuat, jangan gampang lemah. Karena tokoh utama dalam cerita ini juga orang yang kuat."

***

Beberapa anak rambut yang menutupi seberkas cahaya itu segera dibenarkan. Mata bulat gadis yang tengah siap mengintai dari balik tembok tebal nan sedikit rapuh itu kini sudah siap membelalak lebar-lebar. Mencoba membenarkan letak kacamata bundarnya sebentar, lalu kembali terfokus ke depan.

Setelah ekor matanya menangkap seorang pemuda dengan kantung es ditangan sedang berjalan kearah tempat duduk didekatnya, gadis itu langsung menarik dirinya untuk bersiap sedia. Ia memasukkan kacamata bundarnya, merapihkan rambutnya, lalu mengepalkan kedua tangannya. Tanda semangat.

Setelah memastikan bahwa cowok incarannya tadi sudah berbincang serius dengan kedua sahabatnya tanpa memperhatikan sekitar, gadis itu langsung berjalan dengan tegap diantara anak kantin yang berdesakan.

Beberapa langkah lagi, derap langkahnya akan sampai pada ujung meja pemuda yang tengah mengaduk-aduk es tehnya didepan. Tetapi, belum sampat menggebrak meja, suara dari arah belakang membuat gadis itu mematung ditempat.

"Tessa! Ulangan matematika lo kena remed lagiii!"

Kalian tahu senjata makan tuan? Itulah yang kini gadis bernama Tessa itu rasakan. Hendak membuat pemuda didepannya itu malu, malah dirinyalah yang sekarang menjadi objek tontonan semua murid yang tengah menyantap makanan mereka.

Seketika gelak tawa menggelegar seantero kantin di hari Senin terik ini.

Tessa berbalik arah. Menatap sosok gadis dengan rambut cepol yang tengah terengah-engah selepas berlari. Tessa sangsi jika sahabatnya itu kena imbas panggilan dari Pak Dirman-- guru matematikanya karena dirinya.

Ia kembali berbalik kearah pemuda yang menjadi targetnya tadi. Sial! Pemuda itu tersenyum mengejek sambil menyeruput es tehnya lalu mengibaskan tangannya seolah mengusirnya dari kantin.







Meet d Cast

Jadi ini adalah bayanganku tentang visualisasi pemeran. Jadi bukan patokan untuk kalian untuk menghayal manjah>,<
Selamat membaca!

Oke!
Here we go!

Arseva Athur Pratama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arseva Athur Pratama

Arseva Athur Pratama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arnathessa Nakita

Kapan ya mereka adem kek gini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kapan ya mereka adem kek gini?

A.n
Comeback!
Kubuat setiap chpt dikit biar rutin apdet
Sedih akutuh klo harus php lagi"(
Cast bisa bertambah seiring cerita berjalan><

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Chiao! Semoga suka.

Memoria | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang