Dua.

12 2 0
                                    


"Sialan emang mereka itu. "

Lucas berlari menuruni tangga sekolah dan langsung menuju taman sekolah, tempat dimana kotak berwarna biru miliknya malah dilempar lempar dan akhirnya terjatuh-melewati jendela lantai tiga sekolah.

Taman sekolah ini jarang sekali digunakan oleh sekolah untuk proses belajar, biasanya proses belajar diluar kelas diadakan di taman tengah sekolah.

Taman itu kini hanya digunakan sebagai penyambutan untuk tamu atau sekedar memperindah sekolah, yang jelas taman itu tetap bersih dan terawat.

"Itu kelas gue. " tunjuk Lucas pada sebuah jendela yang terdapat tiga kepala disana mengintip kebawah. "Berarti jatuhnya disekitaran sini. "

Lucas mulai menunduk dan beberapa kali mengumpat karena sudah melibatkannya untuk melakukan hal seperti saat ini.

Kalau dipikir-pikir hal seperti ini biasa saja untuk dilakukan, tapi yang paling menyebalkan adalah; temanmu yang melemparkannya ke luar tidak ikut membantunya mencari kotak kecil itu.

Sudah lebih dari sepuluh menit Lucas berputar putar mencari kotak biru itu. Sebenarnya, kotak biru itu hanya berisi kartu ucapan dan sebuah pena dengan angka dua belas pada pena itu.

Bisa saja sekarang ia pergi meninggalkan kotak tak berharga itu dan kembali masuk kedalam kelas. Tapi, kotak itu adalah kotak termisterius yang pernah ia milki. Sudah delapan tahun ia menerima hal yang sama, dengan kata-kata dan merek pena yang sama.

Entah apa tujuannya. Yang jelas, sekarang ia hanya harus menemukan kotak biru itu dan memasukkannya kedalam laci belajarnya.

"Kok nggak ketemu sih. "

Lucas menolehkan kepalanya ketika ia mendengar suara sapaan untuknya. "Hai. "
Itu adalah seorang gadis berkulit cerah dengan senyum lebar dan mata berbinar.

Ia tak berminat bersapaan sapaan saat ini. Lucas memalingkan kepalanya dan kembali mencari kotak kecil berwarna biru tersebut.
Gadis berkulit cerah itu mengerjap-ngerjapkan matanya bingung. "Kamu mencari apa ?"

"Sebuah benda berbentuk kotak. " jawab Lucas yang masih dalam keadaan jongkok mencari cari kotak itu.

"Benda berwarna biru ini maksud mu? " Gadis itu mengangkat tangannya dan menjulurkannya kearah Lucas. Lucas segera menoleh kearah gadis yang tak dikenalnya itu.

Dan tanpa ancang-ancang, Lucas segera berdiri dari posisinya semula dan berlari kearah gadis itu. Lucas langsung mengambil kotak itu yang terkesan seperti merampas.

Laki laki itu memperhatikan sekilas kotak biru dan membuka perlahan kotak itu. Pena dan kertas berwarna hitam berisikan ucapan singkat.

"Lengkap tidak isinya? Tadi saya temukan di dekat pohon itu dan saya pikir itu sampah. " kata gadis itu.

"Thanks ya untuk kotaknya. Gue pikir ini kotak nggak bakal ketemu lagi."

Gadis itu mengulurkan tangannya keudara dan tersenyum riang kearah Lucas. "Saya Niana pindahan dari Filipina. "

"Pindahan eh? Lo anak baru? " Lucas menatap wajah gadis bernama Niana tadi dengan bingung.

"Ya. Saya anak baru disini."

Lucas mengangguk angguk mengerti dan Lucas segera menjabat tangan berkulit cerah ini. "Gue Lucas, anak sosial dua. "

"Luke, boleh saya panggil kamu Luke? " Niana kembali tersenyum meminta persetujuan dari Lucas.

"Ah silahkan. Panggil gue Luke atau apapun itu terserah lo. Senyaman lo aja. " Lucas berucap seperti itu dan berniat untuk pergi dari hadapan gadis berwajah cantik ini.

Bukannya merasa tertekan atau merasa terpana akan kecantikan gadis ini, tapi karena ia memang bukan orang yang suka bersosialisasi dengan orang baru.

Ia tidak suka orang baru.

Ia benar benar malas untuk mengenal para orang orang baru disekitarnya. Memang terkesan sombong dan menutupi diri dari lingkungan, tapi memang dari sananya ia seperti ini.

"Gue duluan ya Ni. "Rasanya ia ingin segera pergi dari hadapan gadis ini.

Lucas kemudian berbalik dan bersiap meninggalkan gadis itu sebelum suara Niana menghentikan langkahnya. "Lucas. " terjadi jeda untuk beberapa saat. "Tolong antarkan saya ke kantor kepala sekolah. "

Lucas masih tetap berdiri ditempatnya. "Saya tidak tahu letak kantor kepala sekolah. "

Ah, anak baru.

Mungkin harapannya untuk segera pergi dari gadis ini mungkin cuma menjadi bayangannya saja, yang mana gadis yang tak dikenalnya itu mulai berjalan mengikutinya.

"Maaf sedikit merepotkan mu. " ucapnya sesal.

Nggak. Permintaan maaf lo nggak gue terima. "Ya, tak apa. "

Selama ia berada disekolah ini, ia tidak pernah sekalipun menjadi pusat perhatian. Kenapa? Karena memang dari awalnya ia tidak beken dan keren seperti Johan yang datang kesekolah saja menggunakan mobil berwarna ngejreng yang menurut Lucas sangat norak.

Dan untuk pertama kali dalam masa SMAnya, dirinya menjadi pusat perhatian. Yeah walaupun sebenarnya karena gadis bernama Niana itu yang membuatnya tersorot.

Lucas tiba-tiba saja berhenti dan Niana otomatis juga berhenti. Lucas membuka mulutnya "Lo lurus terus aja kedepan, habis itu lo belok kiri nanti ada pot bunga lidah buaya besar dan lo maju empat langkah. Nah, disitu ada ruang tata usaha dan lo tanya sama orang yabg ada disitu, dimana ruang kepala sekolah. Gue pergi dulu. "

Lucas kemudian mulai berjalan cepat meninggalkan gadis itu. Terkesan jahat? Memang. Tapi maaf untuk gadis itu yang sudah membantunya mencari kotak birunya, yang pada kenyataannya ruang kepala sekolah berada tepat didepan mereka saat tadi mereka berhenti.

"Semoga aja itu gadis pinter. " tawa jahat Lucas dalam hati.

***

"Anjing! Lo jahat banget Cas! " tawa Rose tiba tiba saja menyebur keluar ketika Lucas menceritakan kejadiannya yang bertemu dengan anak baru tadi.

"Memang gue jahat kak Ros. Nih ya gue kasih tau, harusnya itu gadis jangan deket deket gue biar nggak dikerjain sama gue. " kata Lucas bangga.

Gaby bertepuk tepuk tangan dengan tawa yang belum saja berhenti. "Aduh gila! Kasihan banget itu anak baru. "

"Jangan kuat-kuat lo ngomong nya, taku didengar yang lain. "

"Mudah mudahan aja itu anak nggak tolol. " kata Rose yang sudah bisa mengontrol tawanya.

"Aduh gila kasihan banget itu anak. "

Lucas kemudian berdiri dari tempat duduknya. "Eh gue duluan ya, gue lupa kalo gue belom ngerjain tugas sosiologi dari pak Jefri. "

"Ya udah lo sana, hati-hati Cas pak Jefri akhir-akhir ini sering banget marah-marah." peringat Rose yang langsung diberi acungan jempol oleh Lucas dan setelah itu Lucas keluar dari Kafetaria berjalan menuju kelasnya.

****

❌🚫 DON'T COPY PASTE 🚫❌

Copyright © 2018 // by: yeusynovi // Mengandung hak cipta // Tidak diperkenankan menjiplak, memplagiat atau mengcopy sebagian atau seluruh alur cerita. //

2018.11.04

In My Dream (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang