Lima Belas.

6 2 0
                                    


"Darimana lo dapet itu kotak Luk? " tanya Gaby langsung saat menyadari keanehan pada kotak biru itu.

Lucas langsung tersenyum lebar yang malah membuat perasaannya semakin tidak enak saat mendengar pertanyaan darinya. "Gue pikir lo bakal nanya 'kotak apa itu?' tapi malah darimana gue dapet kotaknya. Lo lucu ya? "

Lucu darimana? Saat ini ia tidak sedang melucu dan dikatai lucu?! Apa otaknya benar-benar bekerja dengan baik?

"Nggak tau sih Gab ini kotak darimana, gue dapet inu kotak kemaren waktu pulang sekolah dan niatnya mau buka bareng lo yang kayak kemaren-kemaren itu. Eh lo nya udah pulang. " jawab Lucas panjang lebar.

Perasaan tidak enak itu semakin kuat dan kuat saat Lucas terus menjelaskan kotak biru itu. "Padahal tanggal dua puluh tiga bulan tujuh udah lewat lho, tapi bulan delapan ini gue dikirimin lagi. "

Itu palsu. Ia tahu kotak itu bukanlah kotak yang sering Lucas ceritakan padanya dan kotak yang sering ia buka berdua dengan laki-laki itu. Berdua. Ya hanya berdua.

"Isinya apaan tuh Luk? "

Gaby berani bertaruh kalau isi dari kotak itu tidak lain dari coklat atau surat-surat kecil alay. Tidak mungkin pena atau semacamnya yang sering Lucas dapatkan pada kotak-kotak sebelumnya.

"Pena warna biru sama surat kecil angka satu nih. " Lucas membuka kartu ucapan pada isi dari kotak itu. "Cuman angka satu doang. Gak jelas banget gila. "

Pena? Kenapa pena? Gaby menggigit bibir bawahnya kuat seraya darah pada otaknya yang semakin cepat mengalir saat ia terus berpikir keras siapa yang membuat kotak palsu itu untuk Lucas.

Apalagi ditambahi dengan angka. Selama hidupnya, ia tidak pernah menemukan kartu ucapan dengan angka sebagai isi dari kartu itu. Dan kenapa bukan tulisan?

Atau ada yang tahu kotak biru itu selain dirinya dan Lucas? Rose? Gadis gila itu tidak tahu apa-apa tentang kotak itu, soalnya Gaby tidak pernah membagi apapun yang berhubungan dengan Lucas pada orang lain. Siapapun orang itu.

Gila? Dia memang gila karena Lucas dan jangan ikuti pikiran gilanya ini.

"Lo mikir nggak Luk kalo kotak ini kotak palsu? " akhirnya ia berani mengungkapkan apa yang ada dipikirannya sedari tadi pada Lucas.

Lucas mengangkat satu alisnya bingung. "Palsu? Kenapa bisa palsu? Bukannya ini kotak yang sama yang sering kita buka bareng-bareng Gab? Kok lo bisa bilang kalo kotak ini palsu? "

Ugh, ia tidak mau Lucas tersinggung.

"Ah enggak papa sih Luk. Soalnya agak aneh aja nerima kotak ini di bulan dan tanggal yang beda kayak biasanya. " Ia menjadi bingung bagaimana mengungkapkan yang sebenarnya pada Lucas kalau kotak ini benar-benar kotak yang berbeda dari kotak yang sebelumnya.

Kita lihat saja dari tanggalnya yang jauh berbeda. Biasanya mereka mendapat kotak misterius itu di tanggal dua puluh tiga dan kali ini mereka mendapati kotaknya di tanggal lima belas. Dan bukannya kotak ini seharusnya berada di bulan tujuh? Kenapa ada di bulan delapan?

Hufft. Ia menjadi penasaran siapa dalang dari kotak biru palsu ini dan apa motifnya mengirim kotak ini pada Lucas?

***

Ia juga curiga.

Bukankah tidak logis menerima kotak di tanggal dan bulan yang berbeda, yang pada sebelumnya ia menerima kotak di tanggal dan bulan yang sama selama sembilan tahun berturut-turut?

Yah memang agak aneh sih mempunyai sembilan kotak dengan ukuran, dan isi yang sama semua.

Ia juga terus memikirkan maksud dari angka dua belas pada pena berwarna biru yang biasanya ia dapat di tahun-tahun sebelumnya. Dan yang paling membingungkan dari semuanya adalah isi dari kartu ucapan kotak itu; Kamu bisa menemukannya kok :')

Eh?

Rasanya agak familier tapi ia lupa dimana ia tahu dan rasanya pernah mengucapkan kata-kata itu.

"Biarin ajalah Gab. Mungkin si secret admirer gue itu lagi gabut makanya dia buat ulang lagi untuk gue. " Lucas menutup kotak kecil itu dan meletakkannya di laci pojok meja besinya.

Gaby mengangguk setuju akan usulan Lucas yang sudah ia lakukan sedari tadi. Membiarkan.

Lucas mengeluarkan sekotak bekal dengan satu buah kotak susu coklat dan satu buah kotak susu vanilla. Dengan cekatan tangan Gaby langsung meraih kotak susu coklat dan menusuk bulatan abu-abu pada kemasan itu dengan sedotan.

"Tumben lo bawa bontot Luk, biasanya ogah banget bawa yang kayak ginian. " komentar Gaby pada Lucas setelah laki-laki itu selesai mengucap syukur pada Tuhan.

Lucas menjawab pertanyaan Gaby dengan bergumam sembari memakan makanan yang ia bawa dari rumah itu. Gaby mengerucutkan bibirnya kesal pada Lucas karena tidak menjawab pertanyaannya. Memang beda perlakuan ia lakukan pada Lucas dan Eric.

"Bagi ya Luk. " Gaby langsung mengambil sepotong roti pada bekal Lucas secara cepat. Tidak rela makanannya diambil tanpa izin, ia langsung beranjak sedikit dari kursinya dan menjitak kepala Gaby keras.

Gaby mengaduh keras. "Aw, sakit tau Luk. Lo keras banget sih jitaknya. "

"Suruh siapa lo ngambil makanan gue tanpa izin. "

Gaby menarik kedua sudut bibirnya lebar. "Kita kan harus saling berbagi Luk. "

Ia mendengus mendengar ucapan Gaby. "Berbagi apaan. Gue minta makanan lo dikit aja, lo udah ngamuk kayak anjing bulldog kena lemparan batu. "

"Kapan gue kayak gitu. "

"Kemaren, waktu gue ambil chips lo di kantin. " Jawab Lucas cepat. Ia sudah tahu pertanyaan semacam ini akan ditanyakan sahabatnya itu, karena ia sudah kenal lama Gaby dan ia sudah tahu tabiat jelek gadis ini.

Gaby tertawa garing. "Ooh yang kemaren. Kalo yang itu jangan masuk itungan dong Luk, yang satu itu kan beda. "

"Beda apaan coba. "

Yah tetap seperti ini. Andai saja waktu bisa berhenti sebentar saja untuk mereka berdua, tidak perlu seharian penuh, Gaby hanya perlu satu jam saja untuk menikmati waktu kebersamaannya dengan Lucas.

Menikmati kerutan-kerutan halus pada dahi dan kedua pipinya. Tarikan kedua sudut bibirnya yang membuat matanya menyipit. Dan yang terpenting adalah raut wajahnya yang bebas dan tidak terkekang, ia paling suka yang ini.

Mungkin karena sudah dua belas tahun ia mengenal laki-laki-laki didepannya ini, dan akan bertambah seiring berjalannya waktu, kalau perasaan sukanya pada Lucas telah tumbuh dan berkembang menjadi cinta.

Orang bakal bilang itu hanyalah cinta anak-anak remaja yang masih buta akan dunia, tapi siapa tahu kalau cinta sejatinya itu memang dimulai sejak kecil. Saat ia masih menginjak umur lima tahun dan mereka belajar tambah-tambahan dan pengurangan bersama.

Siapa tahu memang laki-laki didepannya yang akan menjadi masa depannya. Siapa tahu kan?

Sebab ia akan mempertahankan Lucas bagaimanapun caranya, dan dengan begitu ia akan menyatakan perasaannya besok. Ya besok. Tepat tanggal enam belas bulan delapan, ia akan menyatakan perasaannya. Sebab ia takut kalau Lucas akan menggengam tangan orang lain seperti saat ia high school dulu.

Karena kalau tidak, Lucas akan meninggalkannya lagi. Meninggalkannya untuk kedua kalinya.

****

2018.12.31

❌🚫 DON'T COPY PASTE 🚫❌

Copyright © 2018 // by: yeusynovi // Mengandung hak cipta // Tidak diperkenankan menjiplak, memplagiat atau mengcopy sebagian atau seluruh alur cerita. //

HAPPY NEW YEAR FOR EYERBODY. SEMOGA RESOLUSI KITA UNTUK TAHUN DEPAN KEWUJUD SEMUA. ^^

In My Dream (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang