Ketika Gaby dan Rose berbelok menuju tangga sambil bercanda, tiba-tiba saja telinga gosip Rose mendengar sesuatu dari obrolan tiga orang adik kelas yang sedang seru bergosip di pojok tangga.Rose kemudian berjalan menuju tiga adik kelas itu dengan sok akrabnya. "Lagi ngobrolin apa nih adik-adik ku? "
Rose merangkul erat dua gadis terpendek dari tiga orang tersebut dengan menampilkan wajah 'cepet kasih tau gue berita terbaru itu sebelum gue tonjok lo'. Dan mungkin sistem 'kakak kelas lebih berkuasa daripada adik kelas' masih menjadi keteraturan yang amat penting disekolah itu.
"Gini nih kak, " Rose menganggukan kepalanya antusias. "jadi tadi ada perempuan cantik banget bareng kakak kelas laki-laki--gue nggak tau kelas berapa, tapi perempuan itu cantik banget kak. "
Perempuan disebelah kanan Rose menyela. "Cantik banget kak. Lebih cantik daripada kak Olin. "
Gaby berdiri di ujung tangga menunggu Rose yang belum kunjung kembali. Mungkin beginilah cara Rose mendapatkan berita-berita hot bahkan ter-hot yang baru terjadi disekolah mereka.
Beberapa saat kemudian Rose kembali dari aksi 'memalak' berita dengan wajah puas. "Ayo Gab. "
"Dapet berita terbaru apa dari adek kelas itu? "
Rose menyipitkan matanya. "Berita tentang anak baru perempuan yang katanya cantik banget. Gue jadi kepo seberapa cantik gadis itu. "
"Gue juga kepo. Soalnya gue juga beberapa kali denger waktu lewat tadi ngomongin itu anak baru. " kata Gaby yang bersamaan dengan mereka yang baru saja berbelok dari tangga menuju kelas.
Gaby membuka mulutnya. "Tapi nggak guna juga itu anak baru kalo nggak tangguh. Apalagi kalo lemah kayak perempuan-perempuan menye-menye yang harus dilindungi laki-laki. "
"Gue nggak suka banget tipe perempuan kayak gitu. "
"Ngeselin gitu padahal cuma obrolin aja. "
Gaby dan Rose kemudian tertawa riang membahas berbagai topik random yang semakin lama semakin seru untuk dibahas.
"Gue pikir dia masuk ipa. " kata salah satu anak laki-laki penghuni kelas mereka.
"Babi. Gue pikir juga masuk ipa, bahkan gue sampe berharap dia masuk kelas kita. " seru laki-laki lainnya.
Kemudian dari pojok kelas, laki-laki berkulit sawo matang menyahuti obrolan kedua temannya. "Sayang banget tau. Padahal dia cantik banget. Lo tau, waktu gue tadi ngelewatin dia, dia senyum sama gue bro! ITU ANAK SENYUM MAN SAMA GUA! "ucapnya bangga sambil menepuk-nepuk dadanya.
Rose kemudian ikut menyahuti pembicaraan mereka. "Cuman senyum doang aja dia ke lo, lo udah kayak orang gila. Apalagi kalo udah ngobrol sama itu anak. Lo mau stroke? "
"Lagipula belom tentu juga itu anak kenal kalian. Jangan jangan dia cuman senyum ramah doang ke lo, Pum. " sarkas Gaby.
Laki-laki bernama Pum itu mendelik kesal. "Terserah itu perempuan cuman senyum ramah doang ke gue atau apapun itu, yang penting gue punya sejarah bersama dia! "
"Tai. "
Ketika keadaan kelas masih diisi oleh obrolan antar laki-laki dikelas mereka, tiba-tiba saja sebuah pikiran aneh terbesit dibenaknya. Gaby mencoba mengabaikan pikiran aneh itu, tapi entah kenapa lama kelamaan perutnya semakin mulas memikirkan hal itu.
"Pum, tadi lo bilang itu anak baru masuk ips ya? "
Ia mengangguk.
"Ips A, B atau C? " dan semakin mulas ketika menunggu jawaban dari Pum.
"Gue nggak tau pasti sih Gab, tapi mungkin dia dimasukin ke C. " dan persaan mulas itu semakin terasa "Soalnya kalo ada anak-anak baru kayak gitu kan dimasukkin ke kelas terakhir. "
"Oh gitu."
"Ya begitulah nasib jadi anak baru. " kata Pum menyayangkan nasib anak anak baru.
Gaby memalingkan wajahnya dari Pum dan meletakkan kepalanya diatas meja. Mungkin hanya perasaannya saja, kalau dia takut Lucaa tiba-tiba menyukai anak baru cantik itu. Bahkan Pum yang jarang memuji saja, tiba-tiba senang memuji karena melihat anak baru itu.
Mata Rose menangkap sebuah keganjilan dari seorang Gabriella yang sedang meletakkan kepalanya diatas meja. "Kenapa lu? " tanya Rose sambil ikut meletakkan kepalanya diatas meja.
"Hopeless. "
Baru saja mendengar satu kata dari Gaby, Rose langsung memukul keras meja yang mengagetkan Gaby dan ketiga laki-laki lainnya. " Nagapain lo hopeless? Lo takut kehilangan dia hah? Hah? HAH?! "
"Gue cuma bayangin aja kalo Lucas sempet suka sama itu perempuan, gue kudu eotteoke? " jawab lemah Gaby.
"Cuman gitu doang lo nyerah? Lo baru lawan ikan teri Gab! Lo belom lawan paus untuk dapetin Lucas. Atau lo memang takut ngelawan itu ikan teri? "
Rose kembali memukul meja untuk kedua kalinya dan kali ini Rose mendapat bentakan dari anak laki-laki disitu. "Heh lu! " tapi tidak ditanggapi Rose.
"Jangan lemah Gaby. Jangan takut. Lo tau? " Gaby menggeleng "Kalo lo gagal hari ini, lo masih punya satu hari tambahan buat dapetin apa yang lo mau itu. Tapi kalo lo gagal lagi hari itu, lo masih punya satu hari lagi dan satu hari lagi. Yang penting disini, lo harus nyelesain masalah lo sebelum lo mati. "
"Meninggal Rose." koreksi Pum.
"Terserah gue. "
Rose kemudian memfokuskan lagi nasihat-nasihat kasar yang akan ia sampaikan kepada sahabatnya yang mudah mengikuti arus ini.
"Gaby, " panggil Rose " lo harus menanamkan ini di diri lo sendiri, kalo lo itu jauh lebih cantik daripada perempuan-perempuan lainnya. "
Akhir Rose bijak.
****
❌🚫 DON'T COPY PASTE 🚫❌
Copyright © 2018 // by: yeusynovi // Mengandung hak cipta // Tidak diperkenankan menjiplak, memplagiat atau mengcopy sebagian atau seluruh alur cerita. //
2018.11.06
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Dream (Selesai)
Short StoryKalau anak-anak baru pasti memiliki tingkah malu-malu atau memiliki tingkah yang introvert dan sulit untuk didekati karena masih berstatus anak baru. Tapi hal ini tidak berlaku untuk seorang Niana Marco. Aku memang belum pernah berbicara dengan Nia...