"Lo kemana kemaren? " kata Gaby sambil bersedikap dada.Rose menepuk-nepuk kedua pipinya dengan spons bedak yang ia bawa kemana-mana dengan lambat. "Kan gue udah sms lo kalo gue bakal nggak masuk. "
"Sms apaan. Nggak ada sms masuk hape gue. " Gaby berdengus kesal mendengar jawaban Rose yang sudah ia perkirakan itu.
"Hape lo mungkin yang bermasalah. Seinget gue, gue udah sms lo tuh bahkan dua hari sebelum masuk sekolah. " kata Rose meyakinkan. Ia kemudian memgambil ponselnya dan mengecek pesan yang katanya sudah ia kirim itu. "Oia ya nggak kekirim. Padahal gue ada pulsa lima ratus, tapi nggak ke kirim? "
Melirik jengkel kearah Rose dan kemudian mengalihkan pandangan dari Rose. "Kemaren Lucas juga nggak masuk lo Rose. Tumben-tumbenan kalian berdua nggak masuk dihari yang sama. "
Setelah itu terdengar suara semburan air dari sebelahnya.
"Napa lo kampret ?" omel Gaby kaget.Rose memukul-mukul dadanya dibantu Gaby yang memukul-mukul punggung Rose. "Sori-sori gue kaget." Rose kemudian menyeruput kembali minumannya. Ia sungguh terkejut mendengar penuturan Gaby soal Lucas yang tak masuk kemarin.
Sebenarnya ia tak enak hati memberitahu Gaby kalau Lucas dan dirinya kemarin ke pernikahan kakak mereka di Jogja. Bisa-bisa Gaby berteriak kepadanya karena ia menjadi lebih dekat dengan Lucas daripada dia sendiri.
Tapi bisa saja sih anak gila itu malah tertawa tepat didepan wajahnya dan tak mempercayai apa katanya. Gaby memang bisa menjadi menyebalkan kalau ia mau.
"Gimana kalau gue bilang kalo-"
"Hi Rose, Gab. " Lucas tiba-tiba datang dari arah berlawanan menghampiri Rose dan Gaby dengan senyum mengembang dan Gaby yang mendadak tersedak karena melihat senyum lelaki itu."Gimana kabar lo Gab? "
"Baik kok Luk. Tenang aja kok, gue bakal baik terus sepanjang masa. " jawab Gaby setelah menghabiskan siomay yang masih didalam mulutnya tadi. 'Tumben Luk nggak nanyain kutu onta Rose. '
"Oia Gab, Rose udah ngasih tau lo belom? " Gaby menoleh cepat kearah Rose dan menatap Lucas dan perempuan itu bergantian. "Memangnya ada apa diantara kalian berdua? "
Lucas membuka mulutnya dan matanya tak sengaja melihat gerak-gerik Rose yang aneh. Tangannya bergerak-gerak diudara dan wajahnya membentuk raut yang aneh.
"Yah, kami.." Gaby menoleh kearah Rose yang kini tengah duduk santai menatap arah lain seolah tidak terjadi apa-apa. "Kakak kami berdua menikah dan gue sama Rose sekarang jadi.. "
"Sodara? Kalian berdua jadi sodara sekarang? " potong Gaby cepat menatap tajam Lucas dan Rose.
"Kayak gitu deh Gab. Rose sama gue sekarang udah jadi keluarga. " Lucas menepuk-nepuk kepala Rose ringan sambil tersenyum.
Gaby kemudian menyatukan kedua tangannya dan meletakkannya didepan dadanya. "Baguslah. "Rose menoleh. "Akhirnya gue bisa sekali terjang doang. "
Lucas mengerutkan alisnya dan sedangkan Rose menutup matanya, malu karena kalimat Gaby yang 'ambigu'.
Lucas memgambil duduk disebelah Gaby dan tanpa diketahui Lucas, jantung perempuan disebelahnya sekarang tengah berjoget ria di dance floor dengan musik rock ala Linkin Park.
"Kemarin katanya ada razia dari Osis ya? " tanyanya sembari mengangkat tangan memanggil pelayan cafetaria.
Gaby mengangguk mengiyakan. "Ya gitu deh. "
Lucas menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. "Trus gue denger dari Eric, katanya Haris kedapetan bawa rokok lagi ya? "
"Entahlah si Eric itu. Dikeluarin dari sekolah juga nggak rugi-rugi amat sebenarnya. " sahut Rose ikut nimbrung.
Kemdudian pelayan cafetaria datang menghampiri meja mereka.
"Malah untung banget kalo si Haris sama temen-temennya itu dikeluarin. " sahut Gaby asal.
Rose menyipitkan matanya tajam-fokus pada satu titik yaitu orang yang sedang mereka bicarakan. "Mati aja harusnya si Haris itu. Udah buat masalah terus, orang tuanya harus bolak-balik ke sekolah. Kayak nggak ada tujuan hidup aja. Bikin orang susah mulu.
"Tapi sih katanya juga Johan temenan sama Haris. Mereka bahkan pernah mabok bareng di Klub. " Rose mulai melancarkan pengetahuannya tentang bergosip.
"Mentang-mentang kaya jadi belagu." Gaby kembali berdengus ketika melihat wajah Haris dan teman-temannya yang sedang tertawa di pojok cafetaria.
Pesanan Lucas kemudian datang bersamaan dengan lagu nasional yang kembali dilantunkan oleh pihak sekolah. Lucas mengaduk minumannya dan sesekali menyeruput cairan berwarna kuning itu.
Rose melirik Lucas dan Gaby secara bergantian yang seketika itu sebuah ide terlintas dipikirannya. "Kalian udah denger belom berita terbaru sekolah kita tentang si cantik Niana? "
Gaby mengangkat kepalanya dan langsung menatap tajam Rose dengan sisa spageti masih dimulutnya. Rose berpura-pura tidak melihat Gaby yang sedang menatapnya menyiratkan untuk tidak membuka mulut.
Rose tersenyum miring "Berita tentang Niana dan si misterius Lucas. "
Lucas mengerutkan alisnya dalam "Maksud lo? "
"Masa lo nggak tau kisah cinta penolakan Niana di lapangan basket lima hari yang lalu. " ucap Rose. Gaby memutar bola matanya berusaha tak peduli dengan bacotan Rose yang akan dikumandangkan sebentar lagi.
"Banyak yang bilang Luk kalo yang dimaksud Niana kemaren itu elo. Yah nggak nutup kemungkinan sih kalo Niana suka sama anak-anak taekwondo yang galak banget itu, tapi sejak kapan anak itu deket sama anak-anak taekwondo? Bener kan? " senyum Rose semakin lebar ketika ia mengatakan teorinya tentang Niana dan Lucas.
"Lo ngomong apaan sih Rose? " Gaby mengusap-usap bawah hidungnya sambil berpura-pura tidak mengerti maksud ucapan Rose.
"Halah. Pura-pura nggak ngerti lo. " Rose menyibak rambutnya kebelakang "Tapi sih yang jelas Luk, Niana suka sama lo. "
Perempuan berpostur tinggi itu tidak berani menoleh atau melirik laki-laki disebelahnya. Ia takut reaksi Lucas tidak sesuai harapannya. Tentu saja harapannya adalah Lucas tidak mempunyai rasa atau ketertatikan pada perempuan bernama Niana itu.
"Yang anak baru itu? Waw. "
Gaby semakin tidak berani menoleh kearah Lucas.
"Lo gimana Luk, suka juga nggak? " Rose berpangku dagu pada tangannya sambil tersenyum lebar menanati jawaban saudaranya itu.
Gaby menyeruput minumannya pelan dan sama dengan Rose, ia juga menunggu jawaban laki-laki itu.
Tiba-tiba sekumpulan anak-anak perempuan dari kelas 11 IPS A datang melewati meja mereka, yang seketika itu membuat perasaan Gaby menjadi tak enak. Ia melihat gadis yang sedang dibicarakan itu sedang mengobrol dengan temannya sambil tertawa.
Menjadi perempuan cantik itu memang banyak untungnya.
Lucas menoleh kearah gerombolan perempuan-perempuan itu. Dan mungkin perasaannya saja kalau Lucas dan Niana sempat saling tatap sebelum temannya Niana menepuk bahu gadis itu, menyadarkannya.
Hatinya semakin mencelos melihat interaksi keduanya yang semakin akrab dan dekat. Apalagi saat ia tak sengaja melihat Niana yang tersenyum setelah saling tatap dengan Lucas.
Ia semakin yakin kalau memang tidak ada harapan untuk bersama diantara dirinya dengan Lucas.
****
2018.12.30
❌🚫 DON'T COPY PASTE 🚫❌
Copyright © 2018 // by: yeusynovi // Mengandung hak cipta // Tidak diperkenankan menjiplak, memplagiat atau mengcopy sebagian atau seluruh alur cerita. //
(○゚ε゚○) Hope you like it 🚲♨
HAPPY NEW YEAR FOR EYERBODY. SEMOGA RESOLUSI KITA UNTUK TAHUN DEPAN KEWUJUD SEMUA. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Dream (Selesai)
Short StoryKalau anak-anak baru pasti memiliki tingkah malu-malu atau memiliki tingkah yang introvert dan sulit untuk didekati karena masih berstatus anak baru. Tapi hal ini tidak berlaku untuk seorang Niana Marco. Aku memang belum pernah berbicara dengan Nia...