34.Without me

10.7K 908 179
                                    

Rafa, Rafa, Rafa

Nama itu terus mengisi otak gue. Setelah tadi gue sempat mengejar, namun nyatanya ia menghilang dan meninggalkan gue dengan kebingungan.

Rafa, dirumah sakit? Dengan pakain rumah sakit dan duduk dikursi roda. Sebenarnya ada apa dengan ini semua, apa yang terjadi.

Sikap aneh Rafa, Rafa yang menangis. Semua itu membingungkan. Rasa cemas pasti ada, apa benar Rafa mengalami sakit keras? Maksud gue, kursi roda itu, gak mungkin kan pusing kepala atau batuk pilek pake kursi roda segala?

Gue menunggu Rafa pulang, Entah kenapa akhir akhir ini Rafa selalu pulang larut malam.

Tiba tiba handphone gue berkedip, tanda ada pesan yang masuk

Isi pesannya

Hi!
This is your husband?
I think, ya
But, wait. Who is that?
His girlfriend?
Haha.

Nomor tak dikenal itu mengirimkan sebuah foto, dimana Rafa sedang berbaring dan Catrine yang ada disampingnya, Catrine sedang menyuapi Rafa. Walau wajah Rafa tidak terlalu terlihat tapi gue dapat mengenalinya, dengan jambulnya yang khas. Dan Rafa...

Tunggu! Ini rumah sakit? Pakaian berwarna biru dan infus ditangan. Jadi Rafa benar benar sakit?

Tiba tiba pintu rumah terbuka, Rafa datang lalu membuka jas nya dan juga dasinya. Ia menghampiri gue yang sedang duduk di karpet berbulu dihadapan TV.

Rafa duduk didekat gue, sedangkan gue melihat Rafa dengan teliti.

"Kenapa sih?"

Gue diam dan tetap mengamati Rafa, Rafa tersenyum dan menggenggam tangan gue.

"Maaf gue pulang malem malem gini, habisnya kerjaan kantor banyak"

Lo bohong Rafa! Lo sakit, tapi dengan teganya lo bohongin gue. Rafa kenapa lo bohingin gue? Sebenernya lo sakit apa?

"Lho kenapa lo nangis, hey Zahra"

Rafa tampak panik juga bingung lihat gue yang udah bercucuran air mata.

Jujur gue takut, gue takut. Rafa tinggalin gue. Gu bingung, kenapa Rafa gak kasih tau gue. Gue benci Rafa. Gue gak mau kehilangan Rafa.

Melihat senyum itu, melihat raut cemasnya, Rafa. Sebenarnya ada apa?

Gue memeluk Rafa dan menangis, Rafa membalas pelukan gue.

Benar, gue bisa memcium bau bau rumah sakit ditubuh Rafa. Rafa lo sakit apa?

Tangisan gue makin menjadi jadi
"Ja...ngan tinggalin gu..e"

***

"Gue mau berangkat kerja ra, yaampun kenapa lo gak berhenti berhenti nangisnya"

"Diluar hikss hujan Raf hiks, jangan kerja ya hiks"

Rafa menghela nafas dan kembali mengusap ngusap kepala gue. Bener banget, gue gak mau ditinggalin Rafa dikit pun.  Aduh maaf maaf nih gue jadi manja gini. Habisnya gue khawatir sama kondisi Rafa.

"Ra, sebenarnya lo itu kenapa sih? Dari malem nangis terus, tidur peluk peluk gue sampe gue gak sempet ganti baju. Tadi aja gue mandi lo cari cari, sekarang gak mau lepas gini. Lo kenapa sih?"

Lo yang kenapa! Udah tau sakit, masih tetep aja maksain buat kerja.

"Jangan kerja pokoknya"

"Ya tapi kenapa?"

"Gue bilang jangan kerja ishhhh"

Rafa meletakan tangan kanannya di kening gue, lalu dia menatap gue penuh intimidasi.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang