36. Diculik

6.6K 473 102
                                    

"Gue gak mau tau ya, pokoknya lo anter gue check up"

"Kan bisa sama Leo, Bel"

"Gue maunya sama lo ra"

"Yaudah nanti gue kerumah lo"

Abel dengan tidak sopannya menutup telepon. Dasar bumil manja. Setelah Rafa berangkat kerja dan si kembar dibawa oleh Laura, gue sendiri dirumah dengan banyaknya pekerjaan rumah.

Hubungan gue sama Rafa? Gak ada yang berubah. Gue masih bingung dan Rafa yang penuh dengan rahasia.

Rafa bilang, kemungkinan tiga hari kedepan ia harus pergi ke Inggris, tepatnya ke kantor pusat. Untuk beberapa urusan yang penting. Sebenernya gue pengen ikut, ya cuman Rafa bilang terlalu 'berbahaya' kalau gue ikut. Ya ya ya baiklah gue diem dirumah.

Gue mengambil alat alat untuk bersih bersih dan melihat begitu kacaunya rumah. Gila kali ya gue segitu malesnya beres beres ini semua sampai jadi numpuk gini.

Tiba tiba handphone gue bunyi bertanda ada pesan yang masuk.

Hii sweety
How are you today?  I hope you always happy  haha
But wait, look is this?
Are you happy now?

Foto itu memperlihatkan Rafa dan Catrine yang sedang sarapan bersama. Oh pantesan tadi dia gak sarapan dirumah dan bilang kalau dia udah kesiangan

Tapi ternyata, sebenernya ini bukan hal aneh lagi buat gue tapi entah kenapa rasanya tetap sama. Rafa lo apain lagi hati gue?

Oke tarik nafas dan buang. Jangan mikirin Rafa ya, batasi diri lo Ra. Gue harus kuat, jangan lemah.

Tapi gue gak tau sampai kapan gue harus kayak gini, suatu saat nanti mungkin gue akan benar benar menyerah.

***

Setelah menyibukan diri dengan beres beres rumah. Gue bersiap untuk pergi mengantar Abel. Kadang heran juga, kenapa dia harus minta anter gue, gue yakin sih Leo pasti mau nganter.

Ya dibalik sifat konyolnya Leo, sebenernya Leo itu penyayang banget. Mungkin orang lihatnya Leo itu macam cowo playboy yang bisanya ganti ganti cewe terus. Tapi sebenernya dia itu seriusnya cuman sama satu orang, dan beruntung banget Abel dapetin Leo.

Gue mengambil kunci mobil lalu mengunci pintu. Mobil ini memang mobil Rafa, kata Rafa gue bisa pake mobilnya kemanapun gue mau. Udah lama juga gue gak nyetir mobil.

Setelah beberapa menit kemudian, gue sampai dirumah Abel. Tampak bi Sani yang sedang menyapu halaman rumah Abel.

"Eh non Zahra"

"Haiii bi"

"Non Abel ada didalem, udah nunggu non Zahra"

"Oke bi, saya kedalem dulu ya"

Setelah percakapan singkat antara gue dan bi Sani. Gue masuk kedalam rumah Abel dan bersiap untuk mendapatkan protes Abel.

"Ra lo kemana aja sih! Gue nunggu dari tadi tau"Gerutu Abel. Benarkan apa yang gue bilang. Selain sensitif Abel memang nyebelin.

"Maaf bel, macet"

"Hah macet, apaan jam segini mana macet"

"Oke oke jadi gak ceknya? Kalau ngga gue balik lagi nih"

"Ck"

Abel membawa tas kecilnya lalu berjalan dengan ogah ogahan. Sabar Ra sabar.

"Bi, Saya berangkat dulu. Jaga rumah ya bi"

"Siap Non"

Sekilas mengenai bi Sani, bi Sani adalah pembantu yang setia pada keluarga Abel. Bahkan sebelum Abel lahirpun bi Sani sudah bekerja dikeluarga Abel. Sebenarnya Abel tidak membutuhkan pembantu, prinsipnya sama kayak gue ya kalau masih bisa kita sendiri yang ngerjain ngapain minta bantuan orang lain? Kira kira seperti itu. Tapi karena Abel sedang hamil maka dari itu bi Sani yang bekerja di Rumah orang tua Abel sekarang bekerja dirumah Abel. Awalnya Abel menolak karena dia rasa, dia bisa mengatasi semuanya. Tapi Leo terlalu khawatir apalagi kandungan Abel yang nantinya akan semakin membesar, tentu bergerak saja akan susah. Mau tidak mau Abel mengizinkan Leo untuk membawa bi Sani untuk memperkerjakannya dirumahnya.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang