Gue putuskan untuk mengunjungi sahabat gue, namanya Erika.
Erika ini adalah sahabat gue waktu gue kuliah, dia orangnya baik dan easy going tapi kalau udah ga suka sama orang, bener bener menakutkan. Dia bakalan jadi orang yang bener bener dingin dan tatapannya itu yang mengerikan.
Erika sekarang mempunyai Cafe yang ia bangun sejak masih kuliah, dulu gue sering datang kesini.
Setelah gue kasih tau alamatnya ke supir suruhan si Rafa. Gue sampai ditempat yang gue tuju. Ada beberapa perubahan di Cafe ini, terlihat lebih vintage sekarang.
Gue masuk kedalam Cafe tersebut dan melihat Erika yang sedang menulis sesuatu di salah satu meja
"Erika!" Erika menengok dan menatap gue dengan tidak percaya.
"Oh my gosh, Zahra i miss you"
Kami berpelukan sangat erat. Kami saling menyalurkan rasa rindu yang sudah lama ditumpuk
"Zahra, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu" gue duduk dikursi yang berada di hadapan Erika
"Merindukanku?"
"Tentu saja, sudah lama kita tak bertemu. Kamu yang sibuk dengan bisnismu dan aku yang yah kamu tau mengurus Cafe ini"
"Kamu benar benar luar biasa Erika, aku tidak menyangka cafe ini bisa menjadi seperti ini!"
"Kamu meragukan ku heh?"
"Bukan begitu maksudku, kamu ta-"
"Hahahahaha, tenang lah Zahra, aku mengerti dengan apa yang kamu ucapakan. Memang awalnya tidak mudah, saat aku harus mempertahankan Cafe ini dari orang gila itu"
Sebenernya Erika adalah anak yatim piatu, namanya hanya Erika, tanpa embel embel nama keluarganya. Saat usianya 6 tahun Erika diadopsi oleh sepasang suami istri yang tidak bisa memiliki anak. Awalnya Erika merasa sangat bahagia. Ya gimana ngga, memiliki keluarga harmonis yang menyayanginya adalah salah satu impian terbesar Erika. Namun itu semua hanya sementara. 2 tahun ia merasakan keluarga yang harmonis sampai akhirnya malapetaka itu datang. Ibu angkatnya meninggal akibat penyakit yang mengerikan, ayah angkatnya frustasi hingga sering mabuk mabukan, berjudi bahkan melakukan tindak kekerasan pada Erika. Erika harus berkerja saat ia masih duduk dibangku sekolah sebagai pengantar koran yang upahnya tidak seberapa, belum lagi ia bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah tempat makan. Saat kuliah pun Erika tetap bekerja dan Zahra tau bagaimana perjuangan Erika yang bekerja untuk membiayai kuliahnya.
"Ayah tirimu?"
"Orang gila itu sekarang sudah dipenjara karena menabrak seorang pejalan kaki"
Gue natap dia dengan prihatin, Erika membuang muka. Gue tau ini semua adalah mimpi buruk baginya. Gue emang ga ngerasain apa yang Erika rasain. Gue hidup dengan kasih sayang orang tua, punya Abang yang bener bener menyayangi gue dan hidup serba mudah sampai gue lupa buat bersyukur karena ada orang yang bahkan pengen ngerasain punya keluarga.
"Suatu saat nanti kamu pasti akan menemukan kebahagiaan itu Erika"
"Oh come on! Kenapa kita jadi bahas ini?"
Erika mendengus lalu dia lihat cincin yang ada di jari manis gue "Kamu sudah menikah Zahra?"
"Ah hmm"
"Kamu tidak mengundangku? Kamu benar benar jahat Zahra. Apa kamu tidak menggapku sebagai sahabat mu lagi?" Ucapnya dengan kesal
"Kami hanya menikah dengan acara sederhana Erika. Maaf tidak mengundangmu"
"Its okay. But, siapa laki laki beruntung itu?"
Jujur gue bingung. Gue harus jawab apa coba. Sedangkan disini orang orang tau Rafa masih sendiri. Mereka ga tau kalau Rafa udah punya istri bahkan punya anak dua. Eh sebentar, apa gue dianggap istrinya sama dia? Gue ragu sih
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
RomanceSequel Truth or dare "kok lo nyebelin sih?" "suka suka gue" "rafa ih gue benci sama lo!" "tapi cinta kan?" "apaansih!" "love you" "ah rafa gue malu nih!" lo itu kayak matahari sedangkan gue bulannya. bulan gak bisa menyinari bumi tanpa bantuan matah...