Hari mulai menggelap, suara rintik hujan mulai terdengar dari setiap arah. Di dalam studio yang tengah ramai oleh orang orang, perempuan cantik berambut pirang kemerahan itu tengah terduduk manis sambil mendengar sepotong lagu berjugul All Of Me dari John Legand.
"Rigel, bentar lagi ganti baju ok!" perempuan bernama Rigel itu memutar kepalanya, membuat helaian rambut pirang nya terkibas pelan. Ia menatap wanita yang memanggilnya tadi, lalu menjawab dengan anggukan kecil.
Rigel, perempuan itu sekarang tengah menatap langit yang sedang menangis diluar sana. Nafasnya memburu, tersirat rasa sesak yang tertahan. Rigel menghela nafas panjang, menyimpan Handphone dan earphone miliknya kedalam tas, lalu ia berdiri menghadap cermin yang menampakan dirinya sendiri.
"Ayo," samber wanita yang memiliki senyuman tipis nan manis itu.
"Iya tan," jawab Rigel. Ia berjalan menuju ruang bertulisan Make Up disudut pintu putih itu. Duduk di salah satu kursi kosong dan lagi lagi ketika ia menatap kembaran nya didalam cermin, Rigel terdiam, menahan rasa sesak yang terus datang.
"Kenapa bengong?"
"Gapapa tan, lagi mikirin sesuatu."
"Owh.. Kalo ada apa apa cerita ajah sama tante ok?"
"Oke tan."
Tak lama Rigel memasuki Ruang ganti dibelakangnya, dan mulai mengganti pakaian satu persatu.
Didalam, Rigel menghembus napas panjang, menatap tubuhnya kesal lalu keluar dari ruang ganti tersebut.
"Tan, bajunya kegedean sama aku," Rengek Rigel.
"Bukan bajunya yang kegedean cuman kamunya aja yang kekecilan," balas Wanita itu, tangannya mencoba memilah sisi mana yang longgar.
"Terus gimana?"
"Yaudah sini di penitiin aja."
Rigel memutar mutarkan tubuhnya sambil melirik kearah wanita yang tengah memakaikan beberapa jarum peniti di sekitar pinggangnya.
"Kenapa liatin tante?" tanyanya seolah tau merasa diperhatikan.
"Gapapa, Tante Ririn mirip bunda." jawab Rigel polos.
"Masa?, Apanya?" Kekeh Ririn, wanita yang dipanggil tante sedari tadi oleh Rigel.
"Senyumnya." jawab Rigel. Ia mencoba membayangkan Ririn itu Bundanya pasti sangat mirip. Hidung yang mancung, kulit langsat, dan senyuman indah yang selalu ia rindukan.
"Bisa aja kamu Gel. Udah yuk! Mau di Make Up dulu kamu biar cepet selesai."
Tanpa menjawab, Rigel langsung duduk dan mulai bersenandung kecil dengan senyuman yang tipis di bibirnya.
<>
"Rigel besok jam 5 sore ya, nanti saya telpon lagi," ucap menejer ditempat pemotretan itu.
Rigel hanya tersenyum sambil membungkukan badannya. Dengan cepat ia menarik tas ransel sekolahnya, lalu berlari kecil menuju parkiran.
Di perjalanan pulang, Rigel terus terusan menyetel lagu Closer sambil bersenandung ria. Wajahnya tampak sangat cantik saat ia tersenyum dan bernyanyi. Badannya bergoyang mengikuti alunan musik. Namun ia terhenti saat benda tipis berwarna Rose miliknya bergetar, menampakan jam yang sudah menunjukan pukul 10 malam. Lalu dibawahnya terdapat panggilan tak terjawab 3× dari Anita.
Rigel mengambil benda tipis itu, mengecek seluruh pesan yang terkirim. Mukanya datar, bahkan terlihat seperti orang marah. Dengan cepat ia membanting benda tipis itu ke arah kursi kosong disampingnya.
"Sial!"
~~~~
Hai guys!! Aku butuh banget nih Votmen kalian di cerita Rigel ini.
Aku juga mau minta saran dan kritikan kalian juga, jangan lupa komen dibawah!!Owh ya maunya lanjutannya apa hayoo!! pokoknya buat kalian yang udah baca, Terimakasih banget dan aku mengharapkan dukungan dari Votmen kalian ya!! Jangan lupa!!
See You Soon!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RIGEL
Teen Fiction[Sinopsis Baru] Gadis blasteran yang sangat Moody, kini tumbuh menjadi remaja yang sangat dicintai dikalangan Fashion wanita. Rigel bukan gadis yang kalian pikirkan, bukan gadis yang selalu memuja muja idolanya. Ia cukup mandiri untuk usianya yang...