home

91 19 3
                                    

Langit malam mulai menghiasi jalan. bintang bintang bertaburan seakan menambah kesan indah dilangit sana. Tidak sadar sudah selama ini rasanya. Rigel baru saja turun dari sepeda motor hitam milik Lucas.

Lucas tersenyum, melambaikan tangannya sebelum pergi dari perkarangan rumah Rigel. 

Tinggalah Rigel sendiri lagi dirumah besar yang kosong itu. Tidak ada Anita bukan berarti ia merindukannya, tapi Rigel hanya merasa kosong saat ia pulang kerumahnya sendiri.

Rigel menapakan kaki dilantai kamar yang sangat dingin. pendingin ruangan yang tidak sempat ia matikan, membuat kamarnya terasa seperti ruangan penuh es. Rigel memang tidak suka panas dan menyukai segala hal yang sejuk, namun ia tidak suka apapun yang terlalu dingin.

30 menit di dalam kamar mandi membuat Rigel tampak lebih segar dengan rambut yang terurai sempurna. 

Tangan lentiknya mencari cari satu benda yang sudah lama tidak ia mainkan. Notebook berwarna hitam itu membuat sinar terang saat tombol On dinyalakan.

"Yna," ucap Rigel pelan mencari nama seseorang di dalam benda kotak tersebut.

"Yna!" Rigel terlonjak mendapati nama itu yang bahkan ia sudah lupa masih tersimpan. Rigel menekan kotak Vidcall disisi layar.

Video Call On.

"Rigel!?" sambungan pertama berhasil membuat mata Rigel membesar.

"Yna!" pekiknya penuh semangat.

"Nice to see you again." Yna.

"Me too." Rigel.

"By the way, ada apa?" tanya perempuan bermbut lurus itu kepada Rigel.

"Uhm, nothing. bosen aja." jawab Rigel asal.

"Never. Pasti ada sesuatu. kenapa tumben banget?" Yna.

"Miss?" Rigel.

"Realy?" Yna.

"Actually no." Rigel terkekeh dengan gurauannya sendiri.

"Come on! ada yang pengen diomongin?" tebak Yna dari kejauhan. ia bisa melihat sesuatu di mata Rigel.

"Gimana di jerman?" Ucap Rigel mengganti topik.

"Sama aja kayak di US, cuman ya gitu lebih berat aja sekarang." Yna.

"Oh, gitu." Rigel.

"Rigel?!" Pekik Yna membuat Rigel terlonjak terkejut.

"What?"

"Ayolah, ekspresi! kirain gak ketemu 3 tahun, Rigel yang gak ada ekspresinya bakal berubah lebih ceria. ternyata sama aja!" kebosanan Yna dengan sosok Rigel yang tidak pernah berubah nampak jelas dari layar yang menampakankan wajah putih Yna.

"hehe."

"Oh, ya. By the way, di Indonesia gimana? terus apa kabar tuh, temen lo yang dulu sering lu sebut sebut, siapa sih namanya? Ehm- R- Re-- RENA! nah gimana kabarnya? masih kayak dulu sering jalan bareng sampe lupa sama gue?"

RIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang