Date

102 17 9
                                    

Satu minggu sudah berlalu. Hari hari terasa lebih berat dari biasanya. Walaupun semua urusannya di agensi pemotretan sudah selesai, mulai dari iklan, dan acara Fashion Week yang di adakan kemarin, semua sudah terlaksana dengan lancar.

Hari ini hari minggu. Rigel mengundang Raisya ke rumahnya karena ia merasa tidak nyaman dirumah tersebut seorang diri.

"Rigel!" Teriak Raisya dari arah jendela.

"Apa?"

"Itu, lihat siapa yang dateng!" Raisya menarik lengan Rigel, membawanya ke ambang jendela yang memperlihatkan area depan rumahnya.

Rigel terkejut melihat siapa yang datang, ia membuka pintu berwarna hitam itu dengan seribu kecemasan dihatinya dan, tidak mungkin.

"Hai Gel," sapanya sambil menyerahkan bunga mawar yang tampak indah.

"Lucas? ada apa?" Rigel menerima bunga tersebut dengan senyuman terimakasih.

"Hm, mau main aja, bolehkan?" sahutnya.

"Main?"

"Iya. Gak boleh ya?" Tanya Lucas cemas.

"Uhm, masuk dulu yuk."

<>

"Gimana jadi model? seru ya?"

"Ta-tahu dari-mana?"

Terkejut, sangat terkejut mendengar satu pertanyaan dari bibir manis Lucas. 

"Gue tahu, udah lama malah," Ucap Lucas sambil menaruh tangannya di saku celana memandang kearah taman kota yang sejuk.

"O-oh."

"Kenapa si? panik gitu mukanya?" tanya Lucas kembali.

"Gapapa," balas Rigel mengaitkan jari jarinya.

"Laper gak? kita makan dulu yuk," ajak Lucas dan tidak sengaja ia menggenggam tangan Rigel penuh semangat.

"Eh, sorry."

"I-iya, gapapa."

"Boleh ya?" Lucas berhenti tepat disamping Rigel, memiringkan kepalanya kearah Rigel dan membuat satu tatapan yang mampu melelehkan semua orang.

"Apa?" balas tanya Rigel membuat Lucas terkekeh pelan.

"Pegang tangannya?" 

<>

Disisi lain, Raisya yang masih kesal karena tidak jadi main dengan Rigel sebab ajakan Lucas yang terlalu tiba tiba, memutuskan untuk menelfon seseorang yang bisa diajak bicara.

"Halo Mar?"

"Gue bete, main kuy!"

"Oh, oke. tunggu gue ya!"

Setelah mematikan telpon sambungnya. Raisya yang masih berada di depan pintu gerbang rumah Rigel, langsung menancapkan gasnya menuju Damar.

15 menit kemudian, Raisya sampai. Ia tiba di salah satu cafe yang sangat familiar. Ia masuk dengan memasang raut wajah penuh kekesalan.

"Muka lu kusut banget, kenapa?" ledek Damar.

"Kesel gue!"

"Cerita dong cerita, jelek manyun mulu," goda Damar dan Raisya malah makin kesal.

RIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang