kunci

118 26 13
                                    

"Damar!!!"

Dita berlarian menghadap Damar. Tidak tahu mengapa ia bisa sehisteris itu, namun berhasil membuat Damar terkejut.

"Apa?"

"Gue berhasil nemuin kuncinya Dam! Gue berhasil!!" Seru Dita begitu histeris.

Damar menariknya dari keramaian, hingga mereka sudah berada di tempat yang jauh lebih sepi.

Dita mengeluarkan selembar kertas bukan sebuah kunci dari sakunya, ia tunjukan pada Damar. Selembar kertas yang menjadi sebuah pertanyaan besar, dapat jelas Damar lihat di depannya.

€€€

"Rigel kantik yuk!" Ajak Raisya setelah bel istirahat berbunyi.

Mereka menuju kantin yang sudah ramai. Seperti biasa Arlan, Bimo, dan Saras sudah menunggu. Raisya dan Rigel, bergabung dan seperti yang lain, banyak yang mereka bicarakan.

"Oh, ya. Kabar baik, SMA kita bakal ngadain Pensi lagi tahun ini! Gue jamin pensi tahun ini bakal lebih seru dari tahun lalu," Bimo mengunjuk giginya yang rapih.

Arlan dan Raisya hanya mengangguk biasa, mereka berdua memang sudah tahu soal kabar pensi yang akan segera dilaksanakan, karena Arlan juga Raisya adalah anggota OSIS.

"Lan, bilangin dong sama Ketos, gue pengen ada artisnya!!" Olok Saras.

"Ngapain gue? Tuh, ada pacarnya. Ngomongon aja ama dia langsung," Arlan dengan jahilnya menunjuk Rigel.

Yang lain hanya tertawa, dan Rigel tiba tiba saja gelisah.

"Bukan pacar," balas Rigel.

"Terus siapa? Calon Imam ya? Tapi.. bukannya gue Gel?" Bimo tertawa jahil, sambil menggoda Rigel yang menatapnya lekat.

"Gak. Ipeh gimana Bim?" Tanya Rigel meledek kembali.

"Buseh! Demennya model Ipeh Bim?"

"Temen gue emang, demennya model Ipeh."

"Bim, gue tahu lu pas pasan, nyari cewek yang beneran dikit kek!"

"Astagfirullah Bimo! Cek kesehatan yuk!"

Lagi dan lagi, ledekan bertubi tubi yang menghantam Bimo hingga semua diakhiri tertawa terbahak bahak.

"Udah udah! Sakit perut gue!" Seru Raisya yang hampir menangis.

"Btw nih ya, kira kira siapa ya yang nyanyi solo vocal, terus duet sama ketos kayak tahun lalu?" Sambung Saras.

"Iya ya? Wish, jadi heboh deh kalo grup vocal di seleksi lagi, belum lagi yang mau daftar wkwkwk," tawa Arlan.

"Ngapain pake acara seleksi gak jelas. Kan ketua vocalnya aja sudah mewakili," Bimo melirik Rigel yang tengah menyuap baksonya, hingga Rigel tersedak dan batuk.

"Gue?" Tunjuk Rigel.

"Iyalah siapa lagi. Kan pas gitu kan, udah ketua vocal, gebetan pula, kali aja pas abis itu jadi lebih sering jalan," Timpal Raisya dan berhasil membuat Rigel membulatkan matanya.

"Gue gak mau. Masih banyak yang lain kan?" Mata Rigel melirik kesegala arah.

"Malah bagus, kali aja sekalian jadian ya gak?" Ledek Arlan sembari terkekeh.

RIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang