Selasa

71 9 7
                                    

"Aku suka..."

"Aku suka kamu kalau lagi ketawa, hehe."

Kalimat itu kembali merasuki telinga Rigel.
Dan anehnya ia selalu ingin menghapusnya ketika kalimat itu datang tiba tiba.

Hari ini hari selasa. Ia berjanji untuk lebih fokus karena sebentar lagi ulangan semester akan dilaksanakan.

Pagi ini, Rigel terlihat lebih cerah Setelah menguncir kuda rambut merahnya Rigel bergegas menuju lantai 1.

Tiba di lantai dasar, Rigel dapat melihat Anita yang sudah terduduk manis untuk sarapan seorang diri. Seperti biasa, Anita ataupun Rigel sama sama tidak suka makan dalam satu meja.

"Gel."

Rigel menengok ke suara itu, "Hm?"

"Ada bunga di ruang tamu."

"Oh."

Gadis pirang itu langsung menuju ruang tamu, di atas meja kaca persegi panjang, satu tangkai bunga tulip berwarna kuning sudah tertidur di atas sana.

"Tulip?"

£££

Sesampainya di sekolah. Rigel terlihat memperhatikan sekitar dari kelasnya. Ia baru sadar, betapa indahnya pemandangan pagi hari ketika sang mentari mulai muncul membawa hangatnya.

Rigel juga baru sadar, masih banyak hal yang tidak bisa ia nikmati selama ini, bahkan indahnya fajar dan senja sulit sekali ia temukan.

"Hai!" Tiba tiba saja suara itu datang mengagetkan Rigel.

"Lucas!"

Lucas datang membawa sesuatu dibalik tubuhnya. Setelah melihat wajah Rigel ia langsung memberikan satu buket bunga mawar pada Rigel.

"Ini, hari ini aku pengen kasih bunganya langsung ke kamu." Lucas menyodorkan sebuket bunga mawar yang sudah dihiasi dengan pernak perniknya.

Rigel tersentak mendapati bunga itu masih ditangan Lucas.

"Maksudnya?"

"Bunga ini, persis kaya mata kamu." Lucas menatap Rigel sambil tersenyum.

"Hm?"

"Cantik, dan yang pastinya menawan, hehe." Rigel tersenyum, menampakan senyum pertamanya pagi ini.

Lucas terkekeh melihat wajah Rigel yang tiba tiba saja memerah.

"Gombal!"

"Ciee, kok merah gitu pipinya."

Laki laki itu meledek Rigel sambil merangkul pundak Rigel hingga jarak mereka sangat dekat. 

"Kenapa? Diliatin aja bunga nya?" Tanya Lucas.

Rigel tersenyum, "Uhm, gapapa. Bunganya cantik."

"Kayak kamu."

Rigel kembali tersenyum, ada rasa janggal dihatinya. Jika bunga untuk hari ini diberikan langsung oleh Lucas, lalu siapa yang mengirim bunga tulip di atas meja tadi pagi?

Rigel bingung menatap Lucas sambil menunjukan senyum palsu andalannya.

Dalam hati Rigel, belakangan ini jadi lebih membingungkan semenjak semuanya berjalan seiring Lucas memasuki kehidupannya.

£££

Di dalam kelas XII yang sangat berisik itu terlihat beberapa siswa sedang asik sendiri dengan dunianya. tidak terkecuali Dita yang sedang bermain di dalam alam mimpinya.

RIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang