Siang perlahan-lahan berganti sore. Cahaya senja kembali menyinari dan menjadi latar belakang desa api itu. Anak-anak tampak berlarian pulang setelah seharian belajar dan bermain disekolah.
Tsunade dan Sakura baru saja keluar dari sebuah kedai dango pinggir desa. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama. Sakura menatap jalanan desa yang ia tapaki bersama Godaime itu. Ia tak menyangka, besok ia harus pergi. Didalam hatinya, ia merasa sedih, namun disisi lain ia juga merasa bahagia. Ya, bahagia karena jika ia pergi dan ikut kelompok itu, maka Konoha akan kembali pulih. Itu artinya desa akan dalam masa jaya nya kembali meskipun harus mengorbankan dirinya.
Tak terasa, mereka kini sudah sampai didepan rumah Tsunade. Sakura memang berniat untuk mengantar guru medisnya itu.
"Sakura, arigato untuk hari ini" ucap Tsunade.
"Ah, seharusnya aku yang berterima kasih. Hari ini aku benar-benar butuh teman." Ucap Sakura sambil tertawa canggung.
"Itu tak masalah"
"Shisou, anda masuklah. Aku akan segera pulang" ucap Sakura, Tsunade mengangguk.
"Baiklah, sampai jumpa" Sakura tersenyum. Nona Tsunade kemudian masuk kerumah sederhana miliknya. Sakura menghembuskan nafas pelan. Ia melihat jam tangan yang tergantung manis ditangan kirinya. Jam menunjukkan pukul 4 sore. Ia pun akhirnya melangkahkan kakinya meninggalkan teras Rumah Tsunade.
***
Cahaya senja menghiasi setiap sudut desa. Cahayanya menerobos kedai-kedai dipinggiran desa. Bunga sakura juga masih belum berhenti mengguguri desa besar itu. Sakura berjalan pelan menuju apartementnya. Ia begitu menikmati udara sore yang berhembus sepoi-sepoi. Langkah sakura berhenti disebuah sungai besar, ia menoleh kearah sungai yang mengalir pelan itu. Ia ingat, tempat itu adalah tempat latihan Sasuke saat melatih jutsu bola apinya dulu.
Wajah ayu Sakura nampak begitu menawan ketika cahaya senja terpantul dari sungai jernih itu. Mata hijau klorofilnya seolah memancarkan sebuah cahaya hangat bagi siapapun yang menatap mata emerald itu. Sakura menatap sungai itu dalam keheningan, entah mengapa rasa rindunya tiba-tiba memuncak. Ia begitu ingin bertemu dengan seseorang yang kini entah dimana. Ia benar-benar ingin meluapkan segala perasaannya pada orang itu. Sakura mendengus.
"Aku memang lemah"
Sakura berbalik berniat melanjutkan perjalannya menuju apartementnya. Ia tak bisa terus berada disini, rasa rindunya akan semakin meruncing.
***
Malam, pukul 23.20............
Disebuah Kedai sederhana namun menawan itu, terlihat beberapa orang berbeda gender tengah berkumpul. Jika dilihat lebih dekat, beberapa orang itu membawa kado yang dihias sedemikian rupa.
"Baiklah, aku akan menjemput Sakura sekarang!" Ucap Ino penuh antusias.
"Kau akan menjemputnya sendirian?" Tanya Tenten, Ino mengangguk.
"Tentu, lagi pula pasti Sakura tengah tertidur saat ini. Aku akan membangunkan Sakura dengan caraku" ucap Ino disertai tawa khasnya. Teman-teman yang lain pun hanya menghela nafas.
"Baiklah" Ino segera keluar kedai untuk menyusul sahabatnya itu. Wajah Ino nampak berseri, Ia tak sabar memberi kejutan Ulang tahun untuk Sakura.
***
Sakura tengah memandangi foto Tim 7 yang kini berada ditangannya. Ia menatap foto itu dalam sunyi. Ia tak berniat tidur, lagi pula ia tak mengantuk. Ia berniat menanti pergantian hari atau lebih tepatnya Hari ulang tahunnya. Tinggal beberapa menit lagi umurnya akan bertambah. Ia menghela nafas panjang. Besok ia akan pergi, tepat dihari ulang tahunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are everything to me
Fanfictionbercerita tentang kehidupan para shinobi konoha setelah perang dunia usai. atau lebih tepatnya tentang kehidupan Sasuke dan sakura. Setelah dua tahun sasuke pergi untuk perjalanan penebusan dosanya, ia kembali ke konoha. namun ada kabar yang membua...