Chapter 15

4.3K 245 5
                                    

Malam pukul 21.24

Daimyo duduk berhadapan dengan Danzo yang dipisah oleh meja kayu. Dimeja itu terlihat dua gelas berisi matcha hangat.

"Apa yang akan kau lakukan Tuan Danzo? Orang-orang Konoha sudah curiga pada kita." Ucap Daimyo.

Danzo mendengus, "Aku tau cepat atau lambat ini pasti akan terjadi." Jeda sejenak, Danzo nampak berpikir. "Aku akan menyusun rencana."

Daimyo tampak bingung. "Rencana? Rencana apalagi?"

Diam sejenak, kemudian Danzo menarik nafas. "Aku akan meminta bantuan Hikari tsuki."

Daimyo menggeleng tak mengerti. "Aku tak paham."

"Sebentar lagi kau akan paham."

Danzo mengambil gelas berisi matcha miliknya lalu menyeruputnya. Ia berdehem. "Begini, jika kita tiba-tiba mengumumkan Sakura sebagai pengkhianat, orang-orang Konoha pasti akan semakin curiga pada kita."

"Lalu?"

"Kita akan membuat beberapa orang Konoha melihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa Sakura adalah pengkianat."

"Caranya?" Entahlah, tapi Daimyo benar-benar bingung dengan isi kepala Danzo.

"Tunggu saja nanti. Kita serahkan pada Hikari tsuki." Danzo menyeringai.

***


Keesokan paginya...

Burung-burung berkicau ria menyambut sinar matahari yang kembali dari tidurnya. Kesibukkan Konoha mulai terlihat perlahan. Kedai-kedai makanan tampak bersiap untuk mencari penghidupan.

Kantor Hokage pun juga tampak sibuk. Dimeja Hokage terlihat berkas-berkas yang menggunung. Namun sepertinya Kakashi sama sekali tak berniat untuk menyentuh berkas-berkas itu. Ia lebih memilih menopang dagunya sambil melamun ria.

Cklek!

Kakashi menatap pelaku yang membuka pintu tanpa mengetuk. Disana terlihat Neji dan Tenten yang berdiri dibingkai pintu. Mereka berjalan beriringan menghampiri Kakashi.

Mereka membungkuk sopan. "Ada apa Rokudaime-sama memanggil kami?" Tanya Tenten.

Mata Kakashi memicing tak suka mendengar panggilan Tenten. "Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Sudah berapa kali ku bilang, panggil aku Sensei." Tegur Kakashi.

Tenten tersenyum canggung. Senseinya ini sudah memegang jabatan tinggi sebagai pemimpin, namun ia tak suka dipanggil dengan sebutannya. "Maaf."

Kakashi mengangguk, ia berdehem. "Neji, Tenten, kalian mendapat misi langsung dari Tuan Danzo dan Daimyo."

Neji maupun Tenten mengernyit heran. "Misi?"

Kakashi kembali mengangguk. "Kalian diperintahkan untuk pergi ke Desa kecil bernama Desa Murasaki yang tak jauh dari Konoha."

"Desa Murasaki? Nama yang aneh." Tenten mengernyit heran.

"Nama itu diambil karena Desa itu dihuni oleh satu klan bernama klan Murasaki. Mereka semua memiliki rambut ungu dan mata ungu."

Tenten mengangguk paham.

"Kenapa kami diperintahkan untuk pergi ke Desa itu?" Tanya Neji.

"Kalian sebagai perwakilan dari Konoha untuk memberikan bantuan kepada Desa itu." Jelasnya. "Kalian juga akan dikawal oleh beberapa Anbu."

"Dikawal? Hey! kami bukan anak kecil." Neji berdecih tak suka.

"Bukan begitu, tapi kalian akan membawa uang yang banyak ke Desa itu, dan Tenten, aku membutuhkan jutsu mu untuk membawa beberapa selimut dan obat-obatan dari Rumah sakit." Jelasnya.

You are everything to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang