Chapter 10

5.2K 329 6
                                    

(Note: akan ada beberapa tokoh yang mungkin memiliki jutsu yang tidak ada dianime aslinya. Dan akan ada tambahan tokoh baru.)

Sakura melangkahkan kakinya mengikuti pemuda yang berjalan didepannya. Mata emeraldnya menelusuri setiap bangunan yang berbentuk seperti Kastil yang memiliki desain tradisional. Disamping kanan kiri jalan Kastil itu juga terdapat beberapa pohon sakura yang senantiasa menggugurkan bunga-bunga cantiknya.

Sakura ikut berhenti ketika Menma berhenti di taman yang cukup luas yang berada disamping Kastil itu.

Sakura kini telah benar-benar meninggalkan Konoha. Beberapa menit lalu, Danzo dan keempat Anbunya juga telah meninggalkan Sakura bersama pemuda bernama Menma itu.

Menma nampak celingak-celinguk mencari seseorang. Ia menghela nafas kemudian berbalik menatap Sakura.

"Haruno, kau tunggu disini sebentar. Aku akan menemui ketua dulu." Ucap Menma. tanpa menunggu jawaban Sakura, ia sudah pergi entah kemana.

Sakura menghela nafas, ia menatap Kastil besar yang menjulang tinggi itu. Ia tak yakin bisa berguna untuk Organisasi yang sangat kaya itu. Sakura mendapat sedikit informasi bahwa kelompok ini adalah kelompok yang haus kekuasaan. Kelompok ini beraksi diam-diam bahkan sulit untuk membuat mereka meninggalkan jejak. Menurut informasi, mereka sering mengambil cakra shinobi lain hingga shinobi itu meninggal.

Tak ayal, hal itu membuat kelompok ini memiliki cakra kuat dan cadangan cakra yang cukup banyak. Sakura meneguk ludahnya susah payah, ia ngeri memikirkan jika ia dibeli hanya untuk diambil cakranya saja.

Pikiran Sakura berkecamuk hanya dengan memikirkan hal negatif itu. Ia menggeleng pelan. Toh jika ia mati, ia tak perlu mengikuti perintah Organisasi ini.

Menma tiba-tiba datang dan mengernyit bingung ketika melihat Haruno itu melamun dengan tatapan kosong. Ia pun melambaikan tangannya didepan wajah cantik Sakura. Sakura tersentak kaget dan langsung menatap pemuda didepannya.

"Ayo, ketua ingin menemui mu." Ucapnya.

Jantung Sakura berdebar hebat. Ketua? Apa ia orang yang sangat kejam? Astaga, pikiran negatif seketika memenuhi kepala pinknya.

"Ayo!" Seru Menma. Tanpa aba-aba, ia segera menarik tangan Sakura memasuki Kastil itu.

***

Sasuke berjalan pelan menyusuri jalan Konoha. Langkah kakinya kini tengah membawanya menuju Rumah sakit Konoha. Sebenarnya ia tak yakin apa ia bisa berjumpa dengan Sakura. Rasa canggung pasti akan menyelimuti atmosfir mereka berdua nanti. Mengingat kini mereka berdua juga telah memasuki masa dewasa.

Sasuke bertambah gugup ketika sadar kalau dia belum menyiapkan kalimat yang tepat saat nanti bertemu Sakura. Ia tak tahu harus mulai dari mana. Sasuke tak pernah merasa segugup ini.

Di sepanjang perjalanan menuju Rumah sakit, Ia berfikir keras dan berusaha merangkai kalimat saat bertemu Sakura nanti.

"Oh ayolah, cuma bilang 'Selamat ulang tahun Sakura.' Kemudian kau berikan kadonya dan berkata 'ini hadiah dari ku, semoga kau suka.' Apa susahnya??" Batin Sasuke. Sasuke meruntuki dirinya sendiri yang benar-benar payah dalam berkomunikasi.

Saat masih asyik dengan lamunannya, seseorang menepuk bahu kanan Sasuke.

Puk!

"Yo teme!" Seru orang itu. Orang itu menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki Sasuke.

Sasuke menoleh dan mendapati sahabatnya, Naruto.

You are everything to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang