Chapter 32

3.5K 232 6
                                    


Malam itu, senja mulai pergi. Cahaya jingga mulai lenyap mengiringi matahari yang sudah tak terlihat. Angin sepoi begitu lembut dan perlahan menyapu daratan Konoha.

Malam itu, Taman Konoha sedikit lengang. Tak seperti biasanya yang ramai penguunjung. Bintang-bintang mulai tampak, bersama dengan bulan sabit yang melengkung sempurna.

"Sasuke-kun~ Jangan lakukan itu, gelii~" Sakura menahan tawa ketika pemuda bermarga Uchiha itu tidak berhenti menggelitiknya.

"Ini hukumanmu karena kau seenaknya membatalkan makan siang kita." Ucap Sasuke. Ia tak berhenti menggelitik gadis pink itu hingga gadis pink itu tersengal. Barulah ia melepaskan Sakura.

"Jangan salahkan aku! Salahkan saja Nona Tsunade yang memaksaku menemani perwakilan Rumah sakit Iwa untuk makan siang!" Sakura berseru. Wajahnya cemberut.

Sasuke mendengus.

"Nona Tsunade memaksamu?"

Sakura langsung mengangguk.

Sasuke memicingkan matanya, "Tapi kulihat tadi kau sangat menikmati makan siang dengannya." Ucap Sasuke datar.

Sakura segera menatap Sasuke. Sakura tersenyum misterius.  Ia menaik turunkan alisnya, berusaha menggoda Sasuke. 

"Apa kau cemburu?" Tanya Sakura. Ia mulai terkekeh ketika si bungsu itu memalingkan wajahnya kearah lain.

"Hai tatap aku." Pintanya.

Namun, Sasuke tak bergeming. Ia cemberut kesal.

"Sasuke-kun~~"

Panggilan Sakura tak ia indahkan. Ia malah semakin memunggungi Sakura. Astaga betapa menggemaskannya si Uchiha ini.

"Bahkan aku sampai melewatkan makan siang ku gara-gara kau." Ucap Sasuke masih dalam posisi yang sama.

Sakura terkejut mendengar penuturan Sasuke.

"Kau belum makan siang?" Tanyanya mulai khawatir.

Masih dalam posisi yang sama, Sasuke mengangguk.

"Astaga kau ini! Bagaimana kau bisa melewatkan makan siang mu?!" Sakura berseru.

Namun Sasuke makin cemberut.

"Dasar tidak peka!"

Memang benar, Sakura tidak segera peka. Ia malah lanjut mengomeli Sasukem

"Kalau kau sakit bagaimana? Aku kan sudah pernah bilang, apapun yang terjadi, jangan lupa untuk makan siang. Kau sering sekali melewatkan makan siang. Dasar keras kepala."

Sasuke semakin menekuk wajahnya. Telinganya terasa panas mendengar ocehan gadis Haruno itu.

***

Tik!

Tik!

Tik!

Bunyi detak jam itu mengisi sunyinya ruangan pada malam itu. Semua terasa hening, senyap.

Suara binatang malam tak begitu terdengar seperti malam-malam sebelumnya.

Angin malam yang dingin mulai masuk melewati jendela yang tak tertutup rapat. Ruangan itu gelap, berantakan dan tak ada tanda-tanda seseorang. Disalah satu sudut ruangan, kalian akan menemukan lambang uchiha berukuran sedang.

You are everything to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang