Chapter 33

3.2K 224 3
                                    

WARNING!

TYPO

***

"M..menma?"

Naruto menatap pemuda yang memiliki garis wajah mirip dengannya itu. Ia terkejut ketika mendapati pemuda itu mengunjungi Konoha.

"Ap..apa yang kau lakukan disini?" Naruto masih belum bisa mengatasi keterkejutannya.

Sedangkan pemuda didepannya tertawa.

"Kenapa kau sangat terkejut melihat ku?" Tanya Menma disela tawanya.

Wajah Naruto perlahan berubah tak suka menatap Menma. Ingatan dua tahun lalu berputar dimemorinya.

"Apa tujuan mu datang kesini?" Tanya Naruto datar.

Menma berhenti tertawa. Ia menatap Naruto yang kini memasang wajah tak suka. Menma tersenyum.

"Yaah, aku hanya mengunjungi teman lamaku." Ucapnya.

"Huh, jika yang kau maksud teman itu adalah aku, maaf saja ya, aku bukan teman mu." Ucap Naruto. Ia memalingkan wajahnya.

Menma kembali tertawa. "Memangnya siapa yang menganggap mu teman?"

Menma berusaha menggoda Naruto, sedangkan Naruto makin kesal. "Oh astaga, atau kau selama inilah yang menganggap ku teman?"

Menma tak berhenti, ia menatap jahil Naruto.

"Hentikan itu! Lagipula siapa yang menganggap mu teman!" Ucap Naruto kesal.

Menma mengedikan bahunya. Ia kemudian diam. Tak berniat kembali membuka pembicaraan. Ia lebih memilih menatap sungai besar Desa Konoha. Sampai, Naruto kembali bertanya.

"Jadi, apa sebenarnya tujuan mu datang kesini?" Tanya Naruto lagi.

Menma menghela nafas. "Sudah kukatakan aku barusaja menemui teman ku. Kau ini kenapa sangat ingin tahu alasan ku?" Jelas Menma kesal.

Naruto berdecih. Ia tak percaya dengan alasan yang diberikan Menma.

"Kenapa? Kau tidak percaya?" Tanya Menma ketika Naruto tetap menatapnya curiga.

Menma terkekeh. "Apa kau berpikir kalau kami akan membeli ninja dari Konoha...lagi?" Tanya Menma. Ia sedikit menyeringai ketika ia membuka kenangan masa lalu.

Naruto menatap tajam Menma. "Aku akan membunuh mu jika kau melakukannya lagi!"

"Ahahaha, lakukan saja jika kau mampu. Aku tak menjamin kau bisa merayakan pernikahan mu sendiri." Ucap Menma. Ia kembali mengalihkan pandangannya, menatap sungai besar itu.

"Dari mana kau tahu aku akan menikah? Kau mata-mata?" Naruto berseru curiga.

"Astaga, jauhkan pikiran negatif mu itu. Asal kau tahu, berita pernikahan mu itu tersebar dimana-mana. Apa kau lupa kalau kau itu pahlawan shinobi?"

Naruto mendengus. Ia mengalihkan tatapannya. Hanya omong kosong yang ia dapat dari Menma.

Setelah itu, mereka sama-sama diam. Mereka sama-sama menatap sungai besar yang mengalir tenang. Walau begitu, pikiran negatif Naruto tetap ada. Memikirkan tujuan tersembunyi Menma membuatnya pusing. Tidak mungkin pemuda itu hanya datang untuk sekedar basa basi. Mengunjungi teman?

You are everything to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang