??

2.5K 190 0
                                    

Note: dimohon dengan sangat untuk membacanya sampai selesai.

Sorry author nggak pernah up. Authornya lagi sibuk gaes. Jadi mohon pengertiannya 😂.

Author tau kok kalau para readers ku pengertian banget, ye kan.

So, author bener-bener ucapin terima kasih buuanyak buat kalian yang udah buang-buang waktu kalian buat nunggu dan baca Ff ini. Maaf banget buat komen-komen yang nggak sempet author jawab dan respon 😥.

Dan juga, selamat datang buat pembaca baru dan dimohon bersabar untuk para pembaca lama 😅.

Selamat menikmati. Komen dan vote selalu diharap kan untuk kelanjutan ff gaje ini.

Thanks..😚




























CHAPTER 28

WARNIIING TYPOO!!!
😲😲😱😱

***

Kabar itu sangat cepat tersebar melalui mulut ke mulut. Cerita itu menjadi hot topik dikalangan warga desa. Cerita itu semakin panas dengan bumbu-bumbu penyedap yang ditambahkan oleh orang-orang yang mencari sensasi.

Pagi itu, Konoha menjadi perbincangan dikalangan warga maupun Desa-Desa besar. Para Daimyo yang tak bertanggung jawab harus menanggung malu ketika harga diri mereka runtuh dihadapan warga Desa bersama dengan kepercayaan warga Desa yang juga runtuh.

Semua warga Desa marah, sedih dan juga kecewa. Mereka menuntut agar dalang dibalik semua ini segera mati bersama matinya kepercayaan rakyat. Danzo, orang tua itu berhasil dilumpuhkan oleh pasukan anbu nya sendiri.

Tok! Tok! Tok!

Kakashi melirik pintu itu, ia tak menyahut ketika pintu itu diketuk beberapa kali.

Tok! Tok! Tok!

Ia menghembuskan nafas pelan.

"Masuklah,"

Pintu itu terbuka, memperlihatkan pemuda Nara yang nampak lelah.

"Hokage-sama, maaf mengganggu,"

"Ada apa?"

"Aku pikir, misi yang dijalankan Naruto dan yang lainnya terlalu lama. Kita masih membutuhkan mereka untuk misi besar yang lain. Maaf sebelumnya, tapi inilah yang dikatakan para penasehat pada rapat tadi."

Kakashi melirik Shikamaru sekilas.

"Jadi, apa mau mereka?"

Shikamaru diam beberapa detik, ia yakin Guru Kakashi mengerti maksudnya.

Sreek!

Shikamaru menatap Kakashi yang beranjak dari kursinya. Kakashi menatap Konoha dari balik jendela Ruangannya.

"Shikamaru,.."

Shikamaru diam mendengarkan.

"Aku tahu maksud para penasehat itu. Tapi coba kau pikir, apakah seorang Naruto akan semudah itu berpaling?"

Ia diam, menatap Kakashi.

"Itu juga yang aku pikirkan."

Shikamaru tersenyum, tanpa berkata lagi, ia berbalik.

"Terima kasih waktu anda." Ucapnya sebelum suara pintu tertutup terdengar.

***

Hari berganti. Malam perlahan pergi ketika cahaya pagi mulai mengusir kegelapan malam itu. Walau begitu, pertarungan masih terus berlanjut.

Menma, Guren dan juga Shion nampak berhadapan satu sama lain ditempat yang tak jauh dari Kastil.

Sedangkan Hikari dan juga Sakura, tak ada yang tahu mereka dimana. Terakhir Sakura terlihat ketika ia membenturkan Sai, Ino dan Hinata. Setelah itu, ia kembali kedalam Kastil. Kecuali, Hikari mungkin tengah menyelesaikan sesuatu dengan pamannya.

"Kalian tahu, kami tak ada urusan apapun dengan kalian. Urusan kami hanyalah membalas dendam kepada keturunan Yamamura yang menngotori marga mereka sendiri. Jadi, berhenti mencampuri urusan kami!!" Bentak Menma.

Naruto berdecih, "Memang urusan balas dendam itu adalah urusan kalian. Tapi urusan itu menjadi urusan kami ketika kalian juga melibatkan Sakura!"

Guren tertawa pelan. "Seharusnya itu bukan urusan kalian lagi, bajingan!"

"Guren benar, Sakura telah menjadi hak kami. Segala ikatan yang mengikat jiwa maupun raga Sakura telah putus tepat saat ia menyetujui untuk menjadi seorang ninja pelarian!" Ucap Shion.

"Apapun yang ia lakukan, kini bukan urusan kalian lagi! Kami tak ingin menyianyiakan Chakra yang telah susah payah kami kumpulkan dengan menyerahkan Sakura pada kalian!!" Ucap Menma

Guren terkekeh, "Kupikir kalian perlu tahu ini agar kalian dapat mengubah pola pikir kalian," Ucap Guren

"Sakura adalah penyokong Chakra kami. Ia telah menjadi inang untuk chakra-chakra kekkei genkai yang kami kumpulkan! Tanpa dia, rencana ini tak akan berjalan. Bertahun-tahun kami mencari seseorang yang mampu menjadi inang untuk Chakra yang luar biasa besar itu. Dan akhirnya,..."

Guren berhenti, ia menatap Naruto dan Sasuke bergantian.

"Dan akhirnya, kami menemukan Haruno Sakura. Murid dari salah satu sannin legendaris yang menguasai byakugou. Sakura cukup kuat, bahkan sangat kuat untuk menjadi inang Chakra kekkei genkai itu!" Lanjut Guren.

"Dan walaupun kalian telah berhasil membawa Sakura kembali, kami tak akan merelakan chakra kekkei genkai itu begitu saja. Jika Sakura pergi bersama kalian, maka kekkei genkai itu akan kami tarik kembali darinya!" Ucap Shion melanjutkan.

"Dan kau, Uzumaki Naruto, seharusnya kau tahu cara kerjanya. Cara kerjanya sama seperti seorang Jinchuriki. Jika kekkei genkai itu ditarik dari inangnya, maka inangnya akan mati saat itu juga!" Ucap Menma.

Semua kaget mendengar penjelasan Menma.

"Ma..mati?"

"Menma, kata mati kurang tepat." Tegur Guren.

"Yang lebih tepat adalah, tubuh Sakura beserta jiwanya akan lenyap dari muka bumi ini. Walaupun Sakura mati, kalian tidak akan bisa melakukan pemakamannya. Karena jasadnya akan hilang menguap begitu saja."

Naruto mengepalkan tangannya erat.

"BAJINGAAAAN!!!"

BUAAHG

BURRGK!!

Bukan, itu bukan suara akibat kemarahan Naruto. Suara runtuhan itu berasal dari Kastil yang tak jauh dari mereka.

Mereka semua terkejut, mengalihkan tatapan mereka menatap kastik yang atapnya kini hancur tak berbentuk.

Mereka tambah terkejut ketika melihat sebuah naga besar berwarna hitam dan biru tua saling menyerang satu sama lain. Dua naga itu saling mengaum, menyatakan siapa yang paling terkuat. Tubuh kedua naga itu diselimuti petir dan api.

"A..apa itu?" Ino terbata ketika melihat naga hitam itu menghancurkan dan meratakan Kastil.

Guren, Menma dan Shion memicing.

"Kupikir segelnya telah lepas!" Ucap Menma sambil melihat kedua naga itu.

"Naruto-kun, lihat itu!!" Hinata berteriak sambil menunjuk kepala naga berwarna bitu tua. Naruto dan yang lainnya mengalihkan tatapan mereka.

Tepat diatas kepala naga biru tua itu, Hikari berdiri sebagai pengendali. Sedangkan dibelakangnya, Sakura terlihat terus mengalirkan Chakra kekkei genkainya pada Hikari.

Sedangkan pada kepala naga hitam, terlihat seorang pria paruh baya bertudung yang dengan lihai mengendalikan naga hitam itu.

"Dia,.."

Menma menatap datar orang itu.

"Hiroshi Yamamura!"

***

You are everything to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang