Chapter 41

9.1K 436 304
                                    


Maaf kalau ngecewain, aku nggak bisa kalau harus disuruh cepet. Aku lebih suka nikmatin alurnya yang berjalan lambat tapi semua masalahnya bisa bener-bener selesai.

Arigatou


***

Dua hari berlalu, namun walau begitu, Sasuke dan Sakura masih setia tinggal di penginapan itu. Cuaca akhir-akhir ini cukup buruk, ditambah beberapa perampok yang terus-terusan membuat onar membuat Sasuke mau tak mau harus membantu warga Desa.

Sasuke menatap Sakura sekilas, mata onyxnya terpaku ketika ia melihat sebuah kalung menghiasi leher putih wanita itu. Ya, kalung itu adalah kalung pemberian Sasuke. Kalung dengan bandul bunga sakura yang telah diawetkan. Sasuke memakaikan kalung itu diam-diam tadi malam. Sepertinya Sakura belum menyadari keberadaan kalung itu.

Sasuke menghela nafas pelan, ia mengalihkan tatapan, tangannya kini sibuk menyendok sup dari mangkuknya. Ia menatap Sakura.

Sakura terdiam ketika ia merasakan Sasuke menyodorkan sendok berisi sup hangat dibibirnya.

"Buka mulutmu," Suara berat pria itu terdengar menyapa indra pendengar Sakura. "Kau harus makan, Sakura. Aku tidak mau kau tambah sakit."

Sasuke cukup khawatir dengan keadaan Sakura yang tiba-tiba menurun. Wanita itu tiba-tiba mengalami demam yang cukup tinggi siang tadi. Pria itu tambah khawatir ketika Sakura jatuh pingsan.

Sasuke menghela nafas kasar, ia kembali meletakan sendoknya ke mangkuk dipangkuannya ketika Sakura malah kembali membaringkan dirinya. Ia lalu menarik selimut hingga menutupi sebagian wajahnya.

Sasuke mengusap dahi Sakura yang dipenuhi bulir keringat. Ia lalu sedikit menyingkap selimut gadis itu, menatap mata Sakura yang perlahan tertutup. "Kau ingin tidur lagi?" Tanyanya ketika Sakura mulai kehilangan kesadarannya.

Ia dapat merasakan Chakra Sakura yang bergerak dengan tidak stabil. Kadang naik, atau kadang tiba-tiba turun tanpa alasan yang jelas. Ia menghela nafas.

"Kau ingin sesuatu?" Sasuke cukup sabar menghadapi Sakura yang terus mendiaminya setelah wanita itu siuman satu jam yang lalu.

"Aku... ingin dirimu." Cicitan Sakura dari balik selimut sukses membuat Sasuke terdiam kaku. Jawaban asal dari wanita itu membuat Sasuke menahan kesal sekaligus malu.

Sasuke berdecak

"Hmm.."

Sakura bergumam, ia menggeliat pelan. Kembali membuka matanya, walau baginya tetap sama. Semua gelap.

"Sasuke-kun.."

"Hn? Mau makan?"

Sakura menggeleng.

"Bukankah satu minggu yang lalu adalah hari ulang tahun mu?"

Sasuke tersenyum tipis. Memang benar, satu minggu yang lalu adalah hari kelahirannya. Hari yang sama dimana ia masih bersama Naruto pada perjalanan misi itu. Ia bahkan terkejut ketika pria Uzumaki itu mengingat hari lahirnya.

Sakura terkekeh. "Selamat ulang tahun."

Sasuke tersenyum lebar, hatinya menghangat ketika ucapan itu terlontar dari bibir wanita itu.

"Sudah telat, ya?" Sakura terkekeh. "Maaf ya, aku baru ingat semalam."

Sasuke menggeleng pelan sambil menahan sudut bibirnya, Menepuk surai pink itu lembut.

"Terima kasih." Ucap Sasuke lembut. Sakura hanya tersenyum tipis. Senyumnya bertambah lebar ketika merasakan kecupan ringan didahinya.

"Cepatlah sembuh. Bukankah kita harus segera kembali ke Konoha?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You are everything to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang