Chapter 27

3.4K 293 28
                                    


DISARANKAN MEMBACA CHAPTER SEBELUMNYA!

WARNING📣📣📣📣📣

TYPOO!!😱😱

***


Malam itu rintik-rintik hujan perlahan turun. Angin badai mulai menyelimuti Negeri Tsuki. Sesekali petir menyambar diangkasa.

Hikari tsuki turun dari tempat persembunyian. Mereka secara diam-diam memasuki Kastil ketika para penjaga sedikit lengah akibat cuaca buruk yang melanda.

Tap!

Tap!

Tap!

Tapak kaki mereka bergema memenuhi lorong yang menghubungkan pintu masuk dengan Ruang pertemuan Kastil.

Tap!

Hikari berhenti, ia berbalik menatap satu persatu anggotanya.

"Kita harus berpencar," Ucapnya.

"Menma, kau dengan Shion. Guren kau dengan Sakura. Lumpuhkan para penjaga Kastil. Jangan sampai menarik perhatian penghuni lainnya."

"Ha'i,"

"Berpencar!"

Kurang dari dua detik, mereka segera berpencar ke segala sudut Kastil.

***

Naruto dan teman-temannya berhenti didepan gerbang Kastil. Naruto mengedarkan pandangannya, tak ada penjaga yang seharusnya berjaga didepan gerbang.

"Apa Kastil ini tidak menyediakan penjaga didepan gerbang?" Tanya Naruto heran.

"Tidak. Seharusnya ada dua penjaga." Ucap Sasuke seraya menatap kearah pohon besar yang dipenuhi semak. Naruto mengikuti arah tatapan Sasuke. Disana, ada dua orang yang seharusnya berjaga kini terbaring tak bernyawa dengan berlumuran darah.

"Ku pikir mereka sudah menyerang dari dalam." Ucap Ino.

"Kastilnya sangat tenang. Seperti tak ada bahaya yang mengancam." Ucap Kiba seraya menatap pintu dan jendela Kastil yang tertutup dan suasana Kastil yang sangat senyap. Seolah-olah semua penghuninya tengah terlelap.

"Kita tidak akan tahu jika kita tidak masuk kedalam," Ucap Sasuke.

"Berpencar!"

***

SLING!

Satu persatu penjaga tumbang tanpa perlawanan ketika Menma dengan dingin menghunuskan pedangnya tepat ke jantung mereka. Shion pun tak mau kalah, ia tak segan memenggal kepala para penjaga secara tiba-tiba hingga mereka tak dapat berkutit.

SLING!

TRING!

Lagi, Menma menghunuskan pedangnya, namun penjaga itu menyadarainya dan dengan sigap menahan pedangnya.

You are everything to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang