Diharapkan bagi pembaca membacanya dengan sedikit teliti.
(kalau ada yang baca😂😂). Jika tidak, itu akan membuat kalian bingung. Sekian terima kasih.***
Alyc berbaring di ranjang, memakai piama pasien, dan hidung nya terpasang selang.
Perlahan-lahan ia membuka matanya. Rambutnya telah panjang, seperti sebelumnya, sebelum ia memotong nya. Itu mengundang pertanyaan di pikirannya."bibi? Sudah berapa lama aku di sini?" Ucap nya lirih, pada bibinya.
"Kamu di rawat di sini, sudah lebih dari empat bulan, Alyc."jawabnya.
Alyc teringat sesuatu. Dia panik dan segera bertanya lagi, "bibi, dimana ibu alyc?"
Sedari tadi ia tidak melihat ibunya.Bibinya pun mulai menunjukan rasa gugup. "Nanti. Nanti, akan bibi ceritakan. Kalau kamu sudah benar-benar sembuh."
"Alyc sudah sehat." Ia berkeras, "jadi, katakan sekarang!"
Isak tangisnya ia mulai terdengar, ia berusaha menahan tangis nya agar tak terdengar.
"Seharusnya kamu bangun lebih cepat. Ibumu berusaha sangat keras agar kamu bisa kembali sadar."
"A-apa maksudnya? Ibu kenapa?" Dadanya berdebar. Ia berharap ini tidak seperti yang ia pikirkan.
Bibi alyc mulai berbicara. Katanya, akibat kecelakaan itu seseorang meninggal dunia. Ibunya harus membayar uang kematian dan rumah sakit. Rumah dan cafe telah ibunya jual. Kemudian ibunya bekerja siang malam, segala pekerjaan ia lakukan, agar mendapatkan uang. Dia tidak peduli dengan kondisi tubuhnya. Hingga akhirnya, ibunya terjatuh dari tangga karna kelelahan sehabis bekerja. Disalah satu kantor, ibunya bertugas sebagai tukang bersih-bersih.
"Ibu.... meninggal?" Alyc berharap jawaban nya adalah 'tidak' namun bibinya menjawab 'iya' dan memberikannya sepucuk surat yang ibu alyc amanat-kan.
Seperti yang ada di mimpinya. Surat itu ia baca sendiri. Surat itu berisi berbagai hal yang alyc butuh kan kedepannya. Seperti, uang tabungan ibunya, asuransi dan yang lainnya.
Serta pesan dari ibunya agar tidak menyalahkan diri sendiri atas semuanya.Seperti yang ia alami di dalam mimpinya. Alyc menyangkal semuanya. Berharap kembali bahwa ini hanya mimpi, dia memohon kepada bibinya bahwa ini hanya sebuah mimpi.
"Kamu harus kuat, karna kamu dapat panggilan untuk di sidang." Ujar bibinya.
"Apa maksudnya? Kenapa aku yang harus di panggil kepersidangan. Bukan aku yang menyetirnya." Dia menyalurkan rasa sedih kepada ketidak adilan dan kenyataan ini.
"Bukan kamu yang menyetir?"
"Kenapa aku yang menjadi penyebab kecelakaan-nya. Itu bukan salah ku." Ia menegaskan posisinya dalam hal ini. Bahwa kecelakaan, kematian ibu dan orang itu, bukan salah dirinya. Dia ingin percaya pada kenyataan itu karna itu memang nyata. Tidak seperti dalam mimpinya, namun ketidak adilan memihak kepadanya.
Jika pilihan 'TERBANGUN' tidak akan terjadi lagi, maka 'MATI' adalah pilihan terakhirnya.
***
"Hallo" ujar orang di seberang telpon.
"Aku akan kerumah sakit setelah sekolah ku selesai. Apakah ayah akan menginap dirumahku?" Ucap arez.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream Forecast (Slow Update)
Fantasy"Ibu, orang itu mati seperti di dalam mimpi alyc!" Matanya berkaca-kaca, wajahnya memerah ketakutan. "Iya, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa" ibunya mencoba menenangkan alyc. "Masa depan tidak bisa di ubah. Aku harus bagaimana? Bagaimana?" Alyc t...