9. Pelampiasan?

6 6 0
                                    

Alyc kembali bermimpi buruk, dia bermimpi tentang seseorang yang bernama Dito menjadi pembunuh karna menolong seorang perempuan yang tergeletak di atas aula dengan bersimbah darah.

Segera setelah bangun, Alyc mencatatnya di sebuah memo, dengan napas yang masih terengah lalu bergumam, "Dito itu siapa? Siapa yang dia bunuh? Perempuan yang bersimbah darah di atas aula itu apa dia kekasihnya? Ah..."

Alyc berakhir dengan meremas memo itu dan melemparnya ke tong sampah.

"Jika tidak bisa. Abaikan saja, anggap itu tidak pernah terjadi....."

Ucapan Arez teringat olehnya. Alyc terpengaruh dengan ucapan Arez untuk tak percaya oleh mimpi aneh itu.

Dari pada ia memikirkan itu semua, lebih baik ia bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

0O0

Dito adalah Aditya Dito Aksara, adiknya Arez. Itu berarti kakak Dito adalah Arez. Dito adalah murid kelas 2 SMA dan bersekolah yang sama dengan Alyc dan Arez. Arez dan Dito hanya berjarak satu tahun. Alyc tidak sempat berkenalan dengan Dito, ditambah lagi mereka tetangga baru dan terlihat jika Dito sibuk dengan urusannya.

Di waktu istirahat, velin dan Dito ketemuan di taman sekolah, terlihat mereka berdua sedang duduk di sebuah tempat duduk dari kayu. Dan beberapa pohon serta bunga-bunga.

"Sebenarnya... aku mau ngajak kamu untuk datang nanti malam." Ucap velin.

"Nanti malam.. kenapa?" Dito seperti mengingat-ingat. Ada acara apa nanti malam?

"Nanti malam kan, aku tampil buat kontes biola babak ke-2. Aku harap kamu datang." Ucap velin. Dito baru mengingat itu.

"Ohhh... pastinya." Ucap Dito. Velin tersenyum, menurutnya Dito cukup lucu.

"Kalau misalnya aku menang aku bakalan dapat biaya siswa ke luarnegeri untuk sekolah biola disana. Itu adalah impian aku, menjadi pemain biola hebat seperti mendiang mama aku." Ucapnya. Mama velin meninggal karna kecelakaan pesawat saat hendak ke luarnegeri saat itu ibunya di undang ke acara besar dan ibunya sebagai pemain biola di sana. Namun, kehendak berkata lain, velin harus kehilangan ibunda yang sangat ia sayangi sekaligus inspirasinya sebagai seorang pemain biola.

Velin tertawa kecil sebelum berbicara, "kamu itu lucu banget ekspresinya waktu cewek-cewek itu ngerebutin kamu."

"Aku baru pertama kali kayak gitu. Setiap hari juga banyak hadiah-hadiah di atas meja aku." Ucap Dito.

"Mereka itu kagum sama kamu, ya biasanya orang bilang kayak fans gitu."

"Ha?! Fans? Sekolah aku dulu gak ada tuh yang sepetri itu."

"Beda kali. Eh.. udah bel tuh. Balik yuk." Ucap velin disambut anggukan oleh Dito.

Dilain sisi, Arez sedang melamun. Kemarin dia melihat Rey sedang berbicara serius dengan seorang gadis. Saat dia sedang tiduran di bangku yang ada di rooftof, Rey saat itu tidak akan melihatnya karna rooftof itu cukup luas, dan Arez berada di sebalik dinding yang tepatnya cukup tertutup. Dia tidak mengerti apa yang mereka katakan dan hanya mendengar beberapa kata di sana.

Saat gadis itu hendak pergi dari sana. Arez buru-buru untuk ke kelasnya. Sialnya, saat ditengah jalan para perempuan mengerumuni nya, dia bingung dengan perempuan yang terang-terangan memberinya coklat dan hadiah lainnya seperti itu. Yang tidak berani hanya menaruh hadiah-hadiah itu di meja Arez. Ternyata yang dikatakan oleh Alyc benar, Arez tak ingin percaya dia hanya positif thinking ajah, cewek itu mengerumuni nya karna wajahnya yang tampan. Bukan, karna mimpi itu. Bwhabwhahahahah....

A Dream Forecast (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang