15.Perbandingan

10 3 4
                                    

Malamnya, Arez menyiapkan tumpukan buku untuk dipelajari nya. Sekolah mengumumkan bahwa pendaftaran beasiswa sekolah keluar negri tahun ini telah dibuka, untuk persiapan tes  Arez harus belajar hari ini.

Karena terlalu fokus ia tak sadar sekarang jam menunjukan pukul 4 pagi. Dia melirik jam weker sekilas.

"Ah.. tidur sebentar setelah itu bersiap-siap." Arez membaringkan tubuh nya di kasur.

KRING!!!

Arez terlonjak kaget, matanya terasa begitu berat. Arez merasa dia baru tidur 5 detik yang lalu dan sekarang dia harus terbangun dan berangkat sekolah. Melelahkan!!

Setelah memakai seragam sekolahnya, Arez memasak sarapan pagi dengan menggoreng 2 telur, yang satu untuknya dan satu lagi untuk sang adik.Dito berjalan ke arah meja makan dan duduk di sana.

"Ah.." Arez merintih dahinya terkena cipratan minyak panas.

"Napa lo?" Tanya Dito.

"Gak papa." Jawab Arez singkat.

Arez meletakan 2 telur goreng di masing-masing piring. Setelah mereka sarapan dito berangkat sekolah lebih dulu dengan alasan tak ingin terlambat bila berangkat bersama dengan Arez.

Arez berangkat dengan kendaraan umum, sambil menikmati sinar matahari dari jendela bus, tak sengaja, dia ketiduran.

Dalam tidur itu, dia bermimpi tentang Alyc. Bukan kecelakan, bukan juga mimpi yang mengerikan. Untunglah, tapi cukup menegangkan.

Terlihat Alyc yang sedang menghibur nya dan berkata tentang kecewa dengan nada yang menghangat kan. Arez hanya diam dan mendengarkan. Dia sangat berterima kasih kepada gadis yang berada dihadapannya.

Kemudian, Alyc memeluknya dengan maksud memberi semangat dan dukungan tangan gadis itu menepuk dan mengelus punggungnya dengan lembut, membuat jantungnya berdebar-debar__

Alyc melihat dahi Arez yang sedikit melepuh untung dia memiliki kotak P3K kecil di tas nya, Alyc mengoleskan salep dan menaruh plester di keningnya.

"Sudah sampai. Bangunlah!" Suara Alyc tak terdengar nyata oleh telinganya. Alyc menyudahi rasa panas yang membakar punggung tangannya yang menjaga lelap tidur Arez.

"Terima kasih." Kata Arez dengan mata masih tertutup.

"Kalau gitu, bangunlah. Cepat!" Tapi Arez tak kunjung bangun, Alyc menepuk dan menaikan nada, "Arez!"

Arez melotot seketika. Orang yang baru saja berada di mimpi aneh nya, berada tepat di sampingnya. Selain itu, Arez mendapati dirinya bersandar di bahu Alyc. Dia belum bisa mengedipkan mata.

"Lo mimpi ya? Mimpi apa? Mimpi yang akan menjadi nyata lagi ya?" Kata Alyc.

Arez menyangkal nya terlalu kuat, "bukan."

"Apa sih? Pencet tuh tombol kita akan segera sampai." Alyc menunjuk tombol darurat yang berada di sebelah Arez.

Dengan salah tingkah Arez memencet tombol didekatnya, entah mengapa sinar matahari yang menembus jendela bus pagi ini terasa begitu panas baginya, dia merasa gerah.

Arez pun turun dari bus dengan Alyc yang mengikutinya, itu membuat dia semakin gerah saja, maka dia akan mengeluarkan kegerahan nya, "sebenarnya apasih yang lo pikirin?"

"Oh!" Alyc mulai mengeluarkan nada centil nya, "lo udah mulai tertarik ya sama gue ya? Dari tertarik berubah menjadi suka, dari suka jadi jatuh cinta. Lo mencoba tipe pdkt yang umum rupanya. Yah... kalau gitu gue ambil bagian."

"Ambil bagian apa?" Arez memanas, "gue nanya, karna lo ngikutin gue tiap hari."

"Nggak tiap hari kok. Baru dua kali. Apaan sih lagian kan kita satu sekolah." Kata Alyc. "Lo mau gue ikuti setiap hari?"

"Nggak. Nggak sama sekali. Tapi lo selalu ikuti gue kemana-mana." Arez menjelaskan.

"Gue ngikutin lo itu ada alasannya." Alyc melipat kedua tangannya di dada.

"Alasan? Apa?" Tanya Arez.

"Gue mimpi tentang lo. Lo naik bus dan ketiduran sehingga melewati halte sekolah, karna itu lo terlambat sampai jam makan siang."

Haruskah dia menjelaskan kelanjutan mimpinya? Tapi kalau begitu, Arez akan jauh lebih kesulitan.

Mereka pun akhirnya masuk kelas masing-masing.

0O0

Jam makan siang kali ini hanya Alyc dan kay yang terlihat. Dari tadi mereka berdua tidak melihat Arez.

"Katanya pendaftaran beasiswa keluar negri sudah di buka ya?" Kay membuka suara.

"Kenapa memangnya? Lo mau ikutan?" Tanya Alyc.

"Nggak, bukannya Arez ikut tes nya hari ini? Bagaimana kalau kita adakan pesta, dan dia yang traktir." Ujar Kay.

"Jangan lebih baik kita menghiburnya. Minggu depan kan tes nya akan keluar." Kata Alyc.

"Kenapa? Di mimpi gue dia lolos kok." Kata Kay.

"Lho di mimpi gue malah sebaliknya." Kata Alyc

"Hm.. kira-kira apa ya yang membuat mimpi kita beda?" Kay terlihat menimbang-nimbang.

Alyc baru ingat di mimpinya, Arez gagal tes karena terlambat dan pikirannya terlihat kacau. Tapi, tadi dia berhasil mencegah Arez terlambat dan juga Alyc melihat Arez yang begitu semangat walaupun Arez terlihat emosi kepadanya.

Alyc menceritakan semua mimpinya kepada kay dan kay berkata bahwa yang membedakannya adalah Arez yang terlambat datang ke sekolah.

"Ya.. udah kalau gitu berarti udah jelaskan kalau Arez bakalan berhasil." Ujar kay.

"Tapi belum tentu lho. Kalau dia benar-benar jenius mungkin iya. Oh iya, gue nggak liat dia dari tadi apa mungkin dia lagi frustasi ya?" Alyc melihat sekeliling kantin mencari keberadaan Arez.

"Apa sih? Orang sudah jelas di mimpi gue dia berhasil lolos. Kalau gitu setelah hasilnya keluar kita makan-makan aja."

"Ha!" Alyc menjentikan jarinya. "daripada buang-buang duit lebih baik kita makan makan di rumah gue. Kita barbeque dirumah gue. Gimana?" Saran Alyc.

"Setuju!" Ucap Kay.


TBC....

A Dream Forecast (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang