10. Haruskah Aku Percaya?

6 5 0
                                    

Malam itu terlihat Arez yang mengenakan kaos putih polos, celana jeans dan mantel berwarna hitam, dia berlari dengan tergesa menerobos kerumunan orang banyak, yang mengelilingi mobil polisi. Dito dipaksa masuk kedalam mobil itu.

"Ko! Tolong gue. Bukan gue yang melakukannya. Bukan gue!"

Bagaimanapun Arez memohon agar mobil itu berhenti. Dito akan tetap dibawa. Tak ada yang bisa ia lakukan.

"Tidakk!" Arez terbangun dari mimpi buruknya. Dia masih memakai pakaian seragam sekolah. Karna kelelahan Arez langsung tidur tanpa mengganti baju seragam nya.

Arez bergegas membersihkan diri agar pikirannya terasa lebih tenang.

Di dalam mimpinya Alyc muncul dan berkata,"udah gue bilang, lo harusnya percaya. Kalau lo percaya lo bisa mencegah semua ini." kata-kata itu terus mengusik nya saat ini.

0O0

Alycia sedang berdiri di depan cermin sambil menyisir rambutnya. Saat dia hendak menuju meja belajar untuk mengerjakan tugas yang menumpuk. Entah mengapa, matanya terus tertuju pada tempat sampah itu. Bagaimanapun ia tak bisa mengabaikan mimpinya begitu saja. Apalagi menyangkut bahaya hidup seseorang.

'Ah. Terserahlah! Apa yang dia katakan.' Alyc akan tetap percaya pada mimpi-mimpinya. Alyc mengambil kembali memo remuk yang berada dalam tempat sampah itu dan menempelkannya pada kaca jendela. Bukan hanya kaca jendela, pada dinding-dinding meja belajarnya juga penuh dengan memo-memo.

Tiba-tiba terdengar suara menggedor pintu. Padahal rumahnya memiliki bel tapi mengapa orang itu harus menggedor nya. Selain itu, kedengarannya dia sangat terburu-buru. Alyc keluar untuk membukanya dan ternyata orang itu adalah Arez.

"Ngapain malam-malam ke sini?" tanya Alyc.

Arez berdiri tegak, dan mulai berbicara dengan wajah yang sangat serius, "Gue kesini bukan karna gue berubah pikiran, tapi untuk kasih lo sebuah alasan."

"Apa?"

"Gue gak pernah tau apa yang akan terjadi kalau gue gak bisa mencegah mimpi itu. Apapun yang ada dalam mimpi lo, gak ada yang bisa gue lakukan, ada yang mati atau enggak itu bukan urusan dan tanggung jawab gue. TAPI..." Arez tak tau lagi apa yang harus ia ucapkan.

Alyc mengerti maksud dari perkataan Arez, "lo merasa seperti seorang penangkap bola kan?" Dan setelah menghela napas Alyc menjelaskannya. "Sebuah bola meleset dengan kecepatan yang sangat tinggi kearah lo. Sangat menakutkan untuk di tangkap gak mungkin lo menghindar karna, permainan akan kacau karna lo. Benarkan?"

Meski enggan mengakuinya, tapi itu semua benar. "Benar. Gue gak bisa biarin itu semua. Meskipun gue gak mau untuk percaya." Kata Arez. "Karena gue juga memimpikan mimpi yang seperti itu. Sebenarnya, kenapa gue bisa bermimpi seperti itu? KENAPA GUE?"

"Gue juga gak tau, kenapa lo," potong Alyc. "Bahkan gue gak tau dan gak ingat kapan pertama kali gue ngalamin ini. KENAPA LO TANYA SAMA GUE?"

"Ya,,,, tapi pasti ada alasannya, kenapa harus gue." Arez bersikeras.

"GUE GAK TAU!" kata Alyc.
"Emangnya kalaupun ada, mau apa? Lo bisa apa? Lo bahkan gak bisa apa-apa dan gak mau percaya. Terus, lo lemparin semuanya ke gue dan bilang itu semua salah gue, gitu? Lo datang cuma mau ngomongin ini, iya?"

Arez telah kalah, karena tak bisa mempertahankan pendapatnya, dan mungkin darinya memang harus percaya. Jika tidak, seseorang akan terus dalam bahaya. Tidak ada cara, selain mengakuinya.

"Bantuin gue." Ucapan Arez barusan cukup membuat Alyc terkejut. "Lo tiba-tiba muncul di mimpi gue. Lo kecewa karna gue gak percaya dengan kata-kata lo. Karena itu, gue lihat di mimpi gue kalau Dito dibawa dengan mobil polisi dan menghilang entah kemana. Sebenarnya mimpi seperti apa ini?"

Ada sesuatu yang terasa janggal dari kalimat itu, "Dito itu....siapa?"

"Adik gue, kenapa?"

Alyc harus memberi tahunya, "di mimpi gue, dia membunuh seseorang."

"Apa?" Arez benar-benar tak mengerti.

Teka-teki seperti apakah ini? Kenapa tiba-tiba Dito menjadi pembunuh? Ke arah mana mimpi akan membawa mereka semua? Ke arah yang lebih baik atau buruk?

______________________________
AKHIRNYA CHAPTER YANG KE 10 DAH SELESAI, YEAH...

SAYA GAK TAU INI RASANYA LEBIH PENDEK. HMMM... BIARLAH.

A Dream Forecast (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang