4. THRILLER

16 7 0
                                    

"Tidak." Arez terbangun dari tidurnya. Dia terengah-engah. Mimpi itu terasa sangat nyata, dan hari ini adalah 25 juni 20XX.

Arez melamun didepan jendela kamarnya, memikirkan mimpi yang dilihatnya. Sedikitpun dia tidak bisa melupakannya. Mimpi itu terasa sangat nyata. Dan dia keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Dan ia menceritakan mimpinya kepada dito.

"Mimpi apa?" Tanya dito sambil meraih salah satu buah yang menumpuk dalam sebuah wadah di meja makan.

"Aku bermimpi tentang perempuan rumah seberang." Kata arez.

Dito menjentikan jarinya, "Aku bisa merasakan sesuatu sejak koko mengatakannya cewek kasar. Memang begitu biasanya komedi-romantis dimulai. Dan sekarang dia muncul di mimpimu, kedengarnnya seru. Genre mimpinya apa? Komedi-romantis? Mellodrama? Atau...." ucapnya menggantung.

"Dewasa?" Sambungnya.

*Koko=kakak(laki²)/abang. Dalam bahasa china.

Arez tidak terpengaruh oleh candaan adiknya. Dia terlalu serius menjawab, " dia meninggal di mimpi itu."

Dito yang bercanda pun langsung mengubah ekspresi nya menjadi serius. "Apa?" Katanya.

Arez pun menceritakan keseluruhan mimpinya.

"Berarti itu thriller." Komentar dito.

"Ya, thriller yang sangat nyata." Sekarang wajah arez sangat serius. Dia terlihat agak melebih-lebihkan nya.

Dito menghela napas. Dia mulai mengupas kulit buah yang sejak tadi digenggam nya. "Nyata apanya? Sebelumnya koko juga pernah mimpi ibu-ibu rumah sebelah meninggal, tapi dia masih sehat-sehat ajah tuh."

"Iya juga sih."

Mereka melihat keluar jendela. Ibu alyc sedang dengan lincah nya mengunci mobilnya.

"Terus, juga pernah mimpi tentang koko-Rey. Mimpi koko aneh-aneh aja."

"Kalau itu sih, aku benaran ketemu dia."

*Flashback*
Beberapa hari yang lalu arez pergi ke sekolah baru yang akan ia dan adiknya tempati, nantinya.

Arez dan pamannya pergi untuk mengurusi surat-surat dan syarat-syaratnya. Serta pengambilan seragam dari sekolah tersebut.

Walaupun ayahnya telah menyiapkan semuanya serta pembayaran sekolah tersebut. Namun, ada beberapa berkas yang harus ditanda tangani pamannya sebagai wali. Karna ayahnya tak bisa ke indonesia sekarang untuk menemani arez dan adiknya.

Selagi menunggu pamannya mengurusi itu semua, arez memutuskan berkeliling untuk melihat sekitar sekolah barunya itu, yang terbilang cukup besar dan luas.

Secara kebetulan ia berpapasan dengan rey, yang sedang menemani ayahnya rapat di sekolah itu.

Ayah rey adalah seorang pengacara, sekaligus donatur di sekolah itu.

"Arez." Ujarnya. Arez melihat dan sedikit ada keterkejutan di wajahnya.

"Rey." Ujar arez.

"Wah. Sudah kembali rupanya?" Ia tersenyum seringai kepada arez.

Arez membalas senyumnya. Namun, ia sedikit kikuk dengan hal itu.

Selain kaya, dan tampan dengan hidung mancung  ber-bibir tipis dan tubuh atletis nya serta kulit kuning langsat yang bersih. Rey juga terbilang pintar dan cerdas. Namun kecerdasannya, membuat kisah persahabatan mereka berakhir..

Setelah kejadian itu arez ikut bersama ayahnya ke china, dan menetap di sana selama beberapa tahun. Dulunya mereka bersahabat dan bertetangga, dan mereka terlihat begitu akrab.

A Dream Forecast (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang