Pagi ini adalah hari yang cukup cerah. Mentari pagi yang menghangatkan suasana cukup mengesankan bagi setiap orang, termasuk Alyc.
Bukan hanya karna matahari yang bersinar terang, tapi juga karna mimpinya semalam. Seperti biasa, Alyc menulisnya di sebuah memo, sambil tersenyum. Dan itu artinya mimpinya tidak buruk.
Dia belum berhenti tersenyum, mengingat kejadian semalam, terutama saat Arez menanyakan keadaannya seusai kecelakaan.
Hari libur telah berakhir, para pelajar dan pekerja kembali melakukan aktivitas, hak dan kewajiban mereka masing-masing.
Kini alyc telah bersiap-siap merapikan keperluan sekolah dan memakai baju seragam nya. Ia berdiri di depan sebuah cermin menyisir rambut panjang dan membuat volume pada rambutnya. Setelah itu alyc memasang name tag nya pada blazer yang ia kenakan. Dan kemudian, ia memakai sepatu dan beranjak ke dapur.
Alyc membuat sushi sambil senyum-senyum sendiri dan ia kemudian berkata,"ibu, cowok itu kayaknya beneran suka sama Alyc, deh."
"Cowok yang mana?" Tanya ibunya, yang sedang memasak sup.
"Itu lho, yang pindah kerumah seberang." Setelah Alyc memasukan sushi-sushi itu, kini ia membuat nasi nya berbentuk hati.
"Ya ampun, terus Rey itu gimana?" Ibunya menuangkan sup itu ke dalam sebuah wadah.
Seketika nasi, yang berbentuk hati, dengan penuh cinta berubah menjadi benci dan dendam. Nasi nya telah hancur.
"Ibu, jangan pernah bahas dia lagi. Bisa saja dia cuman memanfaatkan aku doang, agar aku membuatkan nya pr, dan beberapa kepintaran ku." Ucap Alyc asal. Ia tak ingin membahasnya lagi.
"Bagaimana dia bisa meminta mu membuatkan nya pr, bahkan nilai mu saja tidak pernah bagus. Terus kalian putus?" Sang ibu menaruh mangkuk.
"Ya emang mau di lanjut-in? Padahal dia bisa saja menghancurkan hidup kita." Ucapnya.
"Jadi, sekarang kamu pindah ke lain hati, yang di rumah seberang itu?"
Nasi tersebut disatukan lagi, menjadi bentuk hati dengan ditambahkan nya wortel, ikan salmon dan lainnya. "Gak gitu juga. Ini hanya balas budi aja."
"Balas budi bagaimana?" Tanya ibunya.
"Ya, dia kan udah menyelamatkan hidup kita. Jadi, Alyc harus melakukan itu. Bukankah itu sudah menjadi sewajarnya?"
Ibunya tersenyum geli, "maksudmu?"
"Yah... kayanya dia itu gak pernah pacaran. Berarti itu satu-satunya cara, aku harus membantunya."
"Hati-hati. Nanti, kamu malah membuatnya sebagai pelarian." Ibunya mengingat kan.
"Bagus dong. Mungkin nantinya akan seperti kisah Romeo and Juliet. YEAH!" ucapnya ngawur sambil menari-nari dengan kotak makanan yang telah ia siapkan.
Di rumah sebelah. Setelah Arez dan Dito memakai seragam dan atribut sekolah mereka, sekarang mereka tengah menikmati sarapan dengan sereal. Dimulai dengan permintaan Arez pada adiknya untuk membuatkan sereal, hingga Dito memulai pembukaan percakapan pagi mereka dan membahas tetangga seberang.
"Ngomong-ngomong, cewek di seberang itu apa kabar? Jadi pacaran?" Kata Dito.
Mendengar pembukaan tentangnya saja sudah membuat Arez naik darah, "kamu mau mati, hah? Sudah bosan hidup?"
"Emangnya kenapa? Padahal kemaren cemas banget sama cewek itu, sampai rela mobil yang baru beli masuk bengkel karna rusak."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream Forecast (Slow Update)
Fantasy"Ibu, orang itu mati seperti di dalam mimpi alyc!" Matanya berkaca-kaca, wajahnya memerah ketakutan. "Iya, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa" ibunya mencoba menenangkan alyc. "Masa depan tidak bisa di ubah. Aku harus bagaimana? Bagaimana?" Alyc t...